Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
AGENDA G20 menjadi momen yang tepat bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya dalam menggerakkan negara anggota G20 untuk mengatasi perubahan iklim.
Indonesia telah menyampaikan dokumen Updated Nationally Determined Contribution (Updated NDC) dan Long Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience 2050 (LTS-LCCR 2050) kepada UNFCCC.
Bahkan, dalam dokumen LTS-LCCR 2050, disampaikan bahwa Indonesia akan mencapai NZE pada 2060 atau lebih cepat. Hal tersebut merefleksikan komitmen Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim.
Baca juga: Pemanfaatan Hutan Berkelanjutan Jadi Solusi Perubahan Iklim
Ketua S20 Presidensi G20 2022 Indonesia Satryo Soemantri Brodjonegoro menyebut forum G20 dapat meningkatkan peran dan kontribusi ilmu pengetahuan, serta teknologi. Khususnya, dalam mengatasi perubahan iklim dan menciptakan udara bersih atau bebas emisi.
"Forum G20 perlu meningkatkan kerja sama untuk menciptakan udara bersih dan mengatasi masalah perubahan iklim. Begitu juga peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menciptakan udara bersih,” jelas Satryo dalam seminar virtual, Kamis (30/6
Menurutnya, forum G20 dapat mendorong kemampuan negara untuk menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam merealisasikan bukti ilmiah. Serta, membuat keputusan dalam kondisi ketidakpastian global.
"Penilaian kuantitatif saja tidak cukup memandu pembuatan kebijakan nasional. Kebijakan nasional dan langkah strategis itu terutama untuk menciptakan udara bersih demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat," imbuhnya.
Baca juga: Lautan Kini Semakin Sedikit Menyimpan Karbon
Pihakya juga menyoroti peran data yang kuat untuk mengembangkan kebijakan udara bersih dan rendah karbon secara komprehensif. Serta, membahas kemajuan terkini dalam teknologi mutakhir dan mekanisme untuk mempercepat peningkatan teknologi bersih.
"Saya harap semua dapat berdiskusi produktif dan bermanfaat untuk memperkaya Komunike Science20 untuk kepentingan komitmen G20," tutur Satryo.
Sebagai salah satu engagement group G20, Science20 menekankan pembahasan pada isu prioritas dengan memperjuangkan kebutuhan masyarakat global. Dalam dokumen NDC, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi pada 2030, dengan rincian sebesar 29% merupakan usaha sendiri.(OL-11)
Posisi keketuaan Indonesia di G-20 tahun ini merupakan ujian diplomasi dan kemampuan dialektis. Jangan sampai pertemuan elite hanya didominasi kongko-kongko.
"Sifat U20 ini pilar untuk menopang G20. Kami terlibat U20 mulai 2018, inisiasinya Desember 2017. Pada One Planet Summit di Paris. Sekarang Jakarta tuan rumah."
Batik Betawi yang ditunjuk terlibat dalam forum besar G20 yang digelar pada 23-25 Februari 2022 ini merupakan kebanggaan bagi Elemwe.
“Ini adalah jumlah terbanyak dalam sejarah Communique U20. Kami belum pernah menyaksikan ada sebuah Communique yang didukung oleh sebanyak itu,” ujar Anies
Indonesia akan mendorong negara-negara anggota G20 untuk bekerja bagi kepentingan semua kelompok.
Presiden Jokowi juga akan menghadiri side event mengenai dukungan usaha kecil dan menengah dan bisnis milik perempuan dan secara khusus diminta untuk menjadi pembicara.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi cuaca ekstrem berupa curah hujan sangat tinggi akan terus bertahan hingga Maret-April 2025.
Empat perempuan muda tersebut yakni Yola, asal Kota Kupang, Karmelita asal Kabupaten Nagekeo, Ina, asal Kabupaten Lembata dan Helda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Workshop pemilahan sampah diharapkan dapat mengedukasi kalangan anak anak untuk peduli lingkungan sejak dini.
Mengawali rangkaian acara menyambut ulang tahun, Swiss-Belresort Dago Heritage dan Zest Sukajadi Bandung menggelar kegiatan penanaman 141 pohon di Taman Hutan Raya, Ir. H. Djuanda, Bandung.
Konsorsium SNAPFI, merupakan tim proyek penelitian kolaboratif antara Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung (PPI-ITB) dengan Deutsches Institut für Wirtschaftsforschun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved