Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

ISPI dan UPI Bandung Berkolaborasi Membangun Pendidikan

Naviandri
14/6/2022 18:05
ISPI dan UPI Bandung Berkolaborasi Membangun Pendidikan
Rektor UPI Prof M Solehuddin memberikan sambutan pada Munas ISPI VIII di Kampus UPI, Bandung(MI/NAVIANDRI)

 

IKATAN Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) bersama dengan Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung menyelenggarakan musyawarah nasional
(Munas) ISPI VIII Tahun 2022 yang diselenggarakan mulai Selasa (14/6)
hingga Kamis (16/6) mendatang.

ISPI berkomitmen terhadap pembangunan pendidikan. Para anggotanya senantiasa memiliki kegelisahan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan akan kehidupan bangsa yang cerdas sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Melalui rangkaian kegiatan munas ini, ISPI termovitasi menyumbangkan
tenaga dan pikiran kepada pembangunan pendidikan Nasional secara
profesional agar lebih terarah, berhasil guna dan berdaya guna. Upaya itu dilakukan melalui pengembangan dan penerapan Ilmu Pendidikan untuk kemajuan dan kepentingan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ketua ISPI Prof Sunaryo Kartadinata dalam sambutannya mengatakan, pada Munas IPSI VIII kali ini juga disertai dengan penyelenggaraan seminar nasional pedidikan yang mengusung tema: "Peran Ilmu Pendidikan dan Profesi Pendidik dalam Pembangunan Nasional".

Pihaknya mengundang para pembicara dan pakar pendidikan, baik dari lingkungan ISPI maupun luar. "Kami berharap ISPI menjadi bagian penting
yang terlibat dalam berbagai pemecahan atas persoalan-persoalan
pendidikan di negeri ini."

Jawab tantangan


Pembangunan pendidikan kuantitatif, lanjutnya, secara signifikan telah mampu meningkatkan partisipasi pendidikan masyarakat. Peningkatan tersebut dapat diindikasikan dari meningkatnya partisipasi pendidikan masyarakat (APK dan APM) pada seluruh jenjang pendidikan dan meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS)," kata Sunaryo yang juga Duta Besar Indonesia untuk Republik Uzbekistan ini.

Namun demikian, lanjut Suaryo, seiring dengan tantangan yang dihadapi,
lulusan jenjang pendidikan disinyalir belum mampu sepenuhnya menjawab
tantangan dan persoalan yang terjadi di masyarakat. Selain perubahan
yang sangat cepat terjadi pada masyarakat, dukungan sistem dan layanan
pendidikan pada satuan pendidikan juga belum mampu membawa dunia nyata
ke dalam proses pendidikan.

Pendidikan abad 21 merupakan isu krusial yang terus dikaji dan dicari formulanya. Fase perkembangan revolusi industri 4.0 telah banyak mengubah wajah dan pola kehidupan manusia.

Penggunaan dan pemanfaatan internet of thinks, big data, cloud
computing, dan cognitive computing, telah memberikan efek terhadap
kehidupan ekononi, sosial, pilitik, bahkan pendidikan.

"Demikian pula lahirnya konsep society 5.0 yang menegaskan bahwa
keberadaan teknologi sejatinya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan martabat manusia. Hal ini berimplikasi terhadap model relasi antar
individu, kelompok, bangsa dan negara. Di sinilah peran pendidikan untuk menyiapkan generasi yang mampu beradaptasi sekaligus menjadi kreator masa depan yang lebih baik," jelasnya.

Mengutip hasil publikasi UNESCO (2015), kata Sunaryo,  tentang blueprint pendidikan yang dibutuhkan untuk abad 21, yang berfokus pada
penghormatan terhadap kehidupan dan martabat manusia, keadilan sosial,
dan tanggung jawab bersama untuk masa depan yang berkelanjutan.

Bluepint ini merupakan penjabaran dari pemikiran Delors (1996) tentang empat pilar pendidikan, yaitu; learning to know; learning to do; learning to live together; and learning to be.

"Tantangan pendidikan setiap hari akan terus berkembang, mulai awal
tahun 2020 kita dihadapkan pada suatu tantangan pendidikan, di mana
tersebarnya virus covid-19 telah mengubah proses pendidikan yang
sebelumnya dilaksanakan secara dengan prioritas tatap muka (luring)
menjadi prioritas tatap maya (daring)," tambahnya.


Belajar daring

Banyak persoalan yang ditemukan selama proses belajar daring ini, mulai
dari kesiapan guru, kemampuan guru dalam memanfaatkan media, partisipasi  siswa, kualitas pembelajaran, model asesmen, dan capaian kompetensi siswa.

Merespon berbagai fenomena dan tantangan sebagaimana disampaikan
di atas, ISPI sebagai organisasi yang berkontribusi terhadap
keberlangsungan pendidikan, sudah saatnya melahirkan gagasan-gagasan
untuk melakukan pembaharuan pendidikan, mulai dari kebijakan pendidikan, teori, sampai pada praksis pendidikan.

Rektor UPI Bandung, Prof M Solehuddin, selaku tuan rumah Munas ISPI
VIII tahun 2022,  menjelaskan bahwa kegiatan seminar nasional pendidikan  ini diselenggarakan dalam rangka menyebarkan ide-ide pembaharuan pendidikan nasional untuk dimajukan kepada pihak terkait khusunya tentang RUU Sisdiknas, Peta Jalan Pendidikan Nasional, dan Pembaharuan Pendidikan Nasional.

Dalam seminar pendidikan nasional ini, ISPI membahas berbagai pemikiran
yang disampaikan oleh sejumlah narasumber yaitu, Nadiem Anwar Makarim,
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, Menko Pembangunan manusia dan Kebudayaan Prof Muhadjir Effendi,  Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Ketua Dewan Pers Prof Mohammad Nuh yang juga Mendikbud 2009-2014.

Pembicara laon ialah Prof H Sunaryo Kartadinata, M.Pd, Ketua Umum Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia sekaligus Duta Besar Indonesia Republik untuk Uzbekistan; Prof Solehuddin Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, Prof Ganefri, Rektor Universitas Negeri Padang, Prof Waras Kamdi, Guru Besar Universitas Negeri Malang,  Prof. Ace Suryadi, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia PB  Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), serta Prof Cecep  Darmawan, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia.

"Pada kegiatan seminar ini juga menerbitkan buku yang memiliki ISBN
yang diterbitkan oleh penerbit UPI Press yang berisi tentang 4 bab yang
membahas pendidikan. Bab pertama  berjudul Menunaikan Janji Kemerdekaan
Transformasi Pendidikan Untuk Indonesia 2045 yang ditulis oleh Waras
Kamdi, Doni Koesoema A, Supriyanto, Supriyono & Jejen Musfah," terang Prof Solehuddin.

Bab kedua, jelas Solehuddin, berjudul Pokok-Pokok Pikiran Untuk
Perubahan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Menuju Transformasi
Pendidikan yang ditulis oleh M. Solehuddin, Ace Suryadi & Dasim
Budimansyah dari Universitas Pendidikan Indonesia. Bab ketiga, berjudul
tentang Telaah Peta Jalan Pendidikan Nasional yang ditulis oleh Cecep
Darmawan, Abdul Azis Wahab & Ahman dari Universitas Pendidikan
Indonesia. Bab keempat membahas tentang Guru dan Pendidikan Guru Masa
Depan yang ditulis oleh Ganefri, M. Zaim, Ahmad Fauzan & Nofrion dari
Universitas Negeri Padang.

"UPI selaku panitia pelaksana mengundang secara luas kepada masyarakat
serta sejumlah peserta yang akan turut hadir dalam kegiatan yaitu para
pemerhati pendidikan, pimpinan, pengurus dan anggota ISPI pusat dan
daerah, para Rektor LPTK, Asosiasi Fakultas dan Asosiasi Program Studi
LPTK, Organisasi Pengelola Pendidikan, Dosen PTN dan PTS, Pengurus dan
Anggota PGRI, serta para guru dan mahasiswa di Indonesia," tandasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik