Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DIRJEN Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati mengatakan ada tiga hal isu besar yang menjadi isu bersama-sama harus ditanggulangi setelah 50 tahun isu lingkungan hidup muncul ke permukaan di dunia hingga melembaga.
"Yang pertama yaitu isu perubahan iklim, kita tahu isi perubahan iklim sekarang semakin meningkat, banyak sektor yang juga kemudian berpartisipasi dan berkontribusi. Bagaimana kita bisa menurunkan emisi gas rumah kaca," kata Vivien saat membuka Festival Peduli Sampah Nasional Expo dan forum 2022, Selasa (14/6).
Kemudian kedua isu tentang biodiversity loss atau keanekaragaman hayati yang hilang. Menurutnya banyak memang kegiatan manusia yang sangat berpotensi dan juga sudah ada menghilangkan biodiversity.
"Ketiga ini yang terkait dengan kegiatan kita pada hari ini, yaitu pencemaran atau polusi yang ditanggulangi dengan circular economy," ujarnya.
Baca juga: Gakkum KLHK Gagalkan Perdagangan Satwa Liar Dilindungi di Situbondo
Apa itu circular economy dan bagaimana Indonesia sekarang sedang giat-giatnya untuk menggerakkan circular economy. Lanjutnya upaya itu memang menjadi salah satu cara bagaimana mengurangi beban lingkungan dari pencemaran dengan circular economy.
"Sekarang kita harus berubah, kita harus merubah yang namanya limbah dan sampah. Itu bukanlah menjadi sesuatu yang dibuang tapi menjadi sesuatu yang bisa di dayagunakan," ujaran
Dia menambahkan ketika membahas sircular ekonomi tentunya mengenai konsep yang lebih besar lagi. Tidak hanya sekedar bicara sampah dan limbah yang kemudian menjadi manfaat secara ekonomi. Namun bergerak dari dulu.
"Bagaimana juga kemudian kita membuat bahan atau material yang digunakan oleh dunia usaha industri, juga harus menghasilkan sesuatu yang kemudian bisa digunakan kembali," tegasnya.
Tentunya membahas sampah bahwa sekarang bukan tentang kumpul, angkut dan buang. Nanun dengan undang-undang nomor 18 tahun 2008. Lanjut Vivien, ada paradigma yang berbeda tentang sampah bagaimana sampah itu menjadi sesuatu yang bermanfaat.
"Ada perubahan paradigma, dari sampah kumpul, angkut dan buang. kemudian 3R dan sekarang circular economy," paparnya.
Vivien berharap pada festival peduli sampah ini bisa direalisasikan. Sehingga stand atau pameran yang dihadirkan adalah bagaimana kita melihat pengelolaan sampah, contoh-contohnya, best practice untuk pengelolaan sampah baik dari hulu maupun sampai Hilir.
"Diharapkan juga kawan-kawan dari pemerintah daerah bisa banyak belajar dari pameran ini, karena saya salah satu orang yang percaya bahwa persoalan lingkungan, persoalan sampah itu bisa diselesaikan dengan teknologi," pungkasnya. (Fer/OL-09)
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
KLH/BPLH resmi meluncurkan konsep Adipura Baru, sistem evaluasi pengelolaan sampah nasional yang menekankan pendekatan tegas, objektif, dan terintegrasi.
Pantai Ungkea, yang merupakan salah satu kawasan wisata dan habitat alami di Morowali Utara, menjadi fokus utama pembersihan dari sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya.
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Ketika wilayah jelajah buaya menyempit akibat alih fungsi lahan dan pembangunan permukiman, buaya cenderung masuk ke lingkungan manusia untuk mencari makan.
PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) menyelenggarakan serangkaian kegiatan lingkungan bertema Beat Plastic Pollution atau Hentikan Polusi Plastik.
Penelitian terbaru mencatat lebih dari 5.000 mamalia laut terdampar di pesisir Skotlandia sejak 1992.
Studi terbaru di jurnal One Earth mengungkap 60% wilayah daratan Bumi kini berisiko, dengan 38% menghadapi risiko tinggi.
Banjir monsun telah menyapu bersih seluruh desa, memicu tanah longsor, dan menyebabkan banyak orang hilang.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved