Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
KERJA sama antara guru dan pustakawan merupakan aspek yang signifikan dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran siswa. Meskipun hal tersebut tampaknya masih perlu dukungan dari seluruh unsur yang terlibat dalam aktivitas belajar di sekolah.
Dalam jurnal yang ditulis oleh peneliti Universitas Airlangga (Unair) Erina Wahyu Anggreini dan Fitri Mutia, guru dinilai belum melihat pustakawan sebagai mitra potensial dalam proses akademik. Seringkali pustakawan hanya dilihat sebagai penyedia dokumen dan perpustakaan sebagai fasilitas pendukung di lingkungan sekolah, bukan sebagai mitra yang berperan penting bagi keberhasilan belajar para siswa.
"Kerjasama yang baik antara guru dan pustakawan bukanlah hal yang sepele karena banyak kasus memperlihatkan kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat dalam banyak hal diantaranya meningkatkan minat baca siswa, kemandirian dalam belajar, mengembangkan literasi informasi, prestasi siswa, dan sebagainya," tulisnya dalam jurnal berjudul 'Trust, Collegiality, and Communication Between Teachers and Librarians to Support Student Learning' seperti dikutip dari lama Unair, Selasa (7/6).
Baca juga: Peran Penting Probiotik untuk Kesehatan dan Pencernaan
Baca juga: UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Blitar Semarakkan Bulan Bung Karno
Beberapa hasil penelitian tentang kerja sama antara guru dan pustakawan menunjukkan bahwa semakin sering dilakukan kerja sama antara guru dan pustakawan maka semakin tinggi pula pemanfaatan layanan dan koleksi di perpustakaan tersebut. Proses pembelajaran akan lebih maksimal apabila guru dan pustakawan didasari dengan rasa saling percaya.
Namun pada kenyataannya pustakawan masih kurang percaya diri dalam bekerjasama dengan guru. Hal tersebut dikarenakan profesi pustakawan masih dipandang rendah oleh masyarakat sehingga menjadikannya kurang percaya diri.
Selain itu kolegialitas antara guru dan pustakawan juga masih dinilai rendah, seperti minimnya kegiatan diskusi bersama antara guru dan pustakawan. Hubungan antara keduanya juga terpisah oleh jarak pada ruang kerja yang berbeda, sehingga menyebabkan kurangnya komunikasi guru dan pustakawan.
"Intensitas komunikasi menjadi salah satu masalah yang menyebabkan keduanya tidak bisa bekerjasama dalam mendukung pembelajaran siswa. Guru dan pustakawan cenderung hanya melakukan komunikasi terkait kebutuhan buku yang diperlukan dalam pembelajaran, padahal pustakawan memiliki banyak pengetahuan terkait literasi yang dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih maksimal," jelasnya.
Pada kenyataannya di sekolah dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum belum terdapat kerjasama antara pustakawan dan pihak pembuat kurikulum. Kalangan pendidik seringkali menginterpretasikan bahwa profesi pustakawan hanyalah sebagai teknisi yang tidak perlu dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar, apalagi dalam kegiatan penyusunan kurikulum sekolah.
Guru dianggap lebih memiliki keterampilan dalam mengajar dan mengetahui seluk beluk kurikulum. Hal tersebut juga menyebabkan banyak pustakawan yang tidak terlalu tertarik untuk bekerja sama dengan pihak sekolah pada pengembangan kurikulum.
Baca juga: Perkuat Koordinasi, Ditjen GTK Segera Bahas Rekrutmen dan Formasi PPPK dengan KemenPAN-RB
Apabila dilihat kedepannya, sekolah akan lebih baik jika dalam merencanakan suatu kurikulum bekerja sama dengan perpustakaan. Hal tersebut dikarenakan pustakawan memiliki pengetahuan akan seluruh koleksi yang dimiliki perpustakaan serta mengetahui informasi yang up to date.
"Apabila terdapat kerjasama antara guru dan pustakawan maka hal tersebut akan dapat menunjang proses pembelajaaran siswa untuk memanfaatkan informasi yang ada pada perpustakaan serta dapat meningkatkan lulusan yang kompeten pada sekolah," imbuhnya.
Aspek pertama yang penting dalam kerjasama adalah kepercayaan antar individu dan inisiatif dari kedua belah pihak. Berikutnya, yaitu kolegialitas yang merupakan hubungan kerjasama antar rekan kerja yang dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk proses belajar mengajar. Aspek penting lainnya yang dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa yaitu adanya komunikasi yang baik antara guru dan pustakawan sehingga tercapai proses belajar yang efektif.
"Kerjasama akan berhasil jika kepercayaan, kolegialitas, dan komunikasi terjalin dengan baik antara guru dan pustakawan. Hal ini bukanlah tujuan dari salah satu pihak, namun merupakan tujuan sekolah untuk membangun lingkungan belajar yang saling mendukung melalui kerjasama. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kerjasama antara guru dan pustakawan penting dilakukan untuk mencapai tujuan dan mendukung proses pembelajaran, meskipun keduanya memiliki peran yang berbeda," tandasnya. (H-3)
Lewat proyek Peta Virtual Wisata Kota Semarang, guru Ayu Kusumadiyastuti ubah pembelajaran teks deskriptif jadi teknologi petualangan.
Kondisi kesejahteraan guru secara umum, saat ini masih terbilang rendah dan belum sebanding dengan pengabdian yang mereka berikan.
PEMERINTAH telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.
Satriwan menekankan bahwa Permendikdasmen 7/2025 ini secara egaliter memberikan kesempatan yang sama untuk membuat guru dapat menjadi kepala sekolah.
Program ini akan menyasar guru berusia 50-55 tahun dan akan mendapatkan keistimewaan karena pengalaman mengajar mereka yang sudah lama.
Tunjangan sebesar Rp1,5 juta per bulan diberikan bagi guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di pulau-pulau yang lebih dekat.
Semua buku hasil karya ILPN 2024 tersedia secara digital dan dapat diakses di press.perpusnas.go.id.
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta telah resmi menambah jam operasional Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin hingga malam hari.
Saat ini, masyarakat yang berkunjung ke Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin bisa mencapai 3.600 orang.
Pembukaan museum dan perpustakaan lebih lama ini bisa menjadi sarana bagi para warga untuk belajar lebih banyak lagi.
Salah satu dampak yang disoroti adalah kerusakan koleksi perpustakaan yang jumlahnya mencapai ribuan
DEWASA ini, kita menyadari bahwa masyarakat informasi dengan kemajuan teknologi informasi dan big data telah menjadi tantangan besar bagi perpustakaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved