Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
SELURUH wilayah kabupaten/kota di sepanjang pesisir Pantai Utara, Jawa Tengah, dilanda banjir rob dan gelombang pasang sejak Senin (23/5) lalu. Wilayah tersebut memang rawan dilanda banjir rob sejak lama.
Ahli geomorfologi pesisir dan laut dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Bachtiar W. Mutaqin, menyebut kejadian banjir rob sebagai dampak global warming, yang menyebabkan naiknya permukaan air laut dan material tanah.
"Karakteristik fisik utara Jawa yang landai, dengan material dominan hasil proses sungai (alluvial) yang berusia muda, sehingga masih mudah terganggu," jelas Bachtiar saat dihubungi, Jumat (27/5).
Baca juga: Banjir Rob Landa Sepanjang Pesisir Pantura dan Jawa Tengah
"Ditambah dengan banyaknya permukiman. Bukan hanya perorangan, namun juga skala industri yang menggunakan air tanah," imbuhnya.
Untuk mencegah berulangnya kejadian banjir rob, dirinya menilai perlu ada perhatian pada tata ruang. Termasuk, pengaturan untuk penggunaan lahan di pesisir, agar tidak terlalu masif.
"Upaya mitigasi struktural. Contohnya, membangun tanggul laut, menyiapkan sumur pompa, sistem polder, meninggikan bangunan atau infrastruktur penting di pesisir," papar Bachtiar.
Baca juga: Singgung Giant Sea Wall, Pemerintah Diminta Serius Tangani Rob Semarang
Selain itu, diperlukan upaya mitigasi nonstruktural. Seperti, penataan ruang pesisir, pelestarian sabuk pantai alami, hingga pembatasan penggunaan air tanah dalam jumlah besar.
“Kita berharap ada semacam moratorium atau peraturan, yang melarang penggunaan air tanah di skala industri," tukasnya.
Hal penting lainnya ialah pemerintah harus serius menerapkan aksi adaptasi perubahan iklim. Lalu, perluas edukasi masyarakat soal banjir rob. Masyarakat harus memahami bahwa kondisi saat ini menjadikan mereka mau tidak mau beradaptasi.(OL-11)
Studi Nature ungkap pemanasan global tingkatkan fotosintesis darat, tapi lemahkan produktivitas laut. Hal itu berdampak pada iklim dan rantai makanan global.
Komitmen terhadap pengelolaan lingkungan berkelanjutan harus ditegakkan secara konsisten demi menjawab ancaman serius akibat pemanasan global.
Riset terbaru mengungkap pemanasan global membuat ribuan meteorit tenggelam di bawah es Antartika setiap tahun.
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
PEMERINTAH Indonesia menegaskan komitmennya dalam mempercepat mitigasi perubahan iklim melalui dukungan pendanaan dari Green Climate Fund (GCF).
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) menyerahkan 23.171 pohon trembesi untuk menghijaukan dua ruas jalan tol di wilayah Bakauheni-Palembang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved