Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Hindari Penyakit Keturunan Talasemia dengan Deteksi Dini

M. Iqbal Al Machmudi
19/5/2022 07:20
Hindari Penyakit Keturunan Talasemia dengan Deteksi Dini
Pasien Talasemia mayor memerlukan transfusi darah secara rutin seumur hidup antara 2-4 minggu sekali.(Dok.Kementerian Kesehatan)

TALASEMIA adalah kelainan darah bawaan yang ditandai kurangnya protein pembawa oksigen dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal. Penderita Talasemia harus melakukan transfusi darah sepanjang usianya. Penyakit ini bisa dicegah dengan deteksi dini.

Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan dr. Elvieda Sariwati, M.Epid mengatakan deteksi dini bertujuan mengidentifikasi pembawa sifat talasemia agar tidak terjadi perkawinan sesama pembawa sifat. "Sampai saat ini talasemia belum bisa disembuhkan namun dapat dicegah kelahiran bayi Talasemia Mayor dengan menghindari pernikahan antarsesama pembawa sifat, atau mencegah kehamilan pada pasangan pembawa sifat talasemia yang dapat dideteksi dini pada populasi tertentu," kata Elvieda dalam diskusi daring, beberapa waktu lalu.

Baca juga:Dirjen Dikti-Rinstek Tinjau Pelaksanaan UTBK-SBMPTN di UI dan UNJ

Talasemia secara klinis ada tiga jenis, yakni Talasemia mayor, Talasemia intermedia, dan Talasemia minor/trait/pembawa sifat.
Pasien Talasemia mayor memerlukan transfusi darah secara rutin seumur hidup antara 2-4 minggu sekali. Berdasarkan penelitian Eijkman 2012, diperkirakan angka kelahiran bayi dengan Talasemia mayor sekitar 20% atau 2.500 anak dari jumlah penduduk 240 juta orang.

"Pasien Talasemia intermedia membutuhkan transfusi darah, tetapi tidak rutin. Sementara pasien Talasemia minor/trait/pembawa sifat secara klinis sehat, hidup seperti orang normal secara fisik dan mental, tidak bergejala dan tidak memerlukan transfusi darah," ujarnya.

Pembawa sifat Talasemia secara kasat mata tampak sehat dan tidak bergejala, hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan darah dan analisis hemoglobin. Deteksi dini dilakukan dengan pemeriksaan riwayat penyakit keluarga yang anemia atau pasien talasemia, pucat, lemas, riwayat transfusi darah berulang, serta pemeriksaan darah hematologi dan analisa hemoglobin. 

Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Pustika Amalia Wahidiyat mengatakan jumlah kasus terdeteksi lebih sedikit jika dibandingkan angka perkiraan. "Ke mana sisanya? Itu yang sampai saat ini belum terdeteksi karena ketidaktahuan,karena gejala ringan, atau karena beratnya gejala, pasien meninggal tanpa penanganan medis," kata dia. 

Pasien talasemia, lanjutnya, perlu transfusi seumur hidup dengan biaya tanpa komplikasi berkisar Rp30=Rp500 juta per tahun. Jika ada komplikasi, diperlukan transplantasi sumsum tulang dengan biaya Rp2 miliar (/Ant/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya