Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Maksimalkan Tindak Lanjut Pemerintah setelah Skrining Penyakit di Masyarakat

M Iqbal Al Machmudi
01/11/2024 22:37
Maksimalkan Tindak Lanjut Pemerintah setelah Skrining Penyakit di Masyarakat
Petugas kesehatan melakukan rekam jantung.(ANTARA/Didik Suhartono)

PENGURUS Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr Iqbal Mochtar menilai pemerintah sudah membuka kesempatan masyarakat untuk melakukan skrining namun belum ada follow up atau tindak lanjut setelah dilakukan skrining tersebut.

"Saya kira skrining kesehatan memang merupakan program yang bagus. Tetapi kan selama ini sebenarnya program ini sudah dilaksanakan di puskesmas dan rumah sakit secara rutin seperti  penyakit kardiovaskuler dengan melakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, tekanan darah, kadargula, dan sebagainya itu sebenarnya skrining," kata Iqbal saat dihubungi, Jumat (1/11).

"Sisa yang diperlukan sekarang itu adalah melakukan rekapitulasi, analisis data, dan tindak lanjut karena selama ini yang terjadi skrining itu telah dilakukan tetapi tidak ada tindak lanjut hasilnya," tambahnya.

Ia mencontohkan orang dengan berat badan lebih melakukan skrining kemudian Body Mass Index (BMI) lebih dari batas normal maka pola-pola apa yang harus dilakukan, apakah hanya stop pada skrining atau harus melanjutkan pada tingkatan tertentu.

Skrining merupakan hal yang baik namun butuh tindak lanjutan. Selain itu skrining juga harus ditingkatkan pada penyakit janin, penyakit kongenital, atau penyakit yang jarang lainnya.

"Selain itu, saya kira tidak ada yang baru ini merupakan hal yang yang sudah biasa dilakukan kita perlukan sekarang itu kan ada follow up. Kalau datanya itu sudah ada di puskesmas dan rumah sakit sekarang actionnya," ucapnya.

Sebelumnya Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama juga meminta sektor juga perlu jadi salah satu prioritas nasional. Artinya ada komitmen politik, komitmen kebijakan lintas sektor dan komitmen anggaran.

"Tentu deteksi jadi hal amat penting, yang terdiri dari 3 hal. Pertama, deteksi kasus penyakit tuberkulosis (Tb) pada mereka yang jelas sudah sakit, deteksi kontak yang mungkin sudah tertular, dan deteksi Tb laten yaitu mereka yang sudah pernah kemasukan kuman Tb tapi tidak/belum sakit," kata Tjandra.

Pada saat penemuan kasus harus berjalan bersama dengan pengobatannya. Tentu tidaklah bermanfaat kalau kasus hanya ditemukan tapi tidak diobati dan ditangani secara tuntas. Pengobatannya ada beberapa macam, seperti OAT (obat anti Tb) untuk kasus sensitif, OAT untuk yang resisten baik mono resisten, MDR, XDR atau TDR. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya