Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DI penjuru Nusantara ada beragam adat menyambut bulan puasa. Misalnya, masyarakat Desa Pangkalan Indarung, Kecamatan Singingi, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, yang juga punya tradisi tersendiri dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Mereka menggelar acara yang disebut Bebantai, yakni memotong kerbau yang dibeli dari hasil iuran masyarakat setempat. Dagingnya kemudian dibagikan kepada seluruh warga.
Tak peduli kaya atau miskin, warga berpangkat atau rakyat biasa, semuanya mendapat bagian potongan daging kerbau yang sama rata. Tak dilebihkan untuk yang berpunya. Tak pula dikurangi bagi yang jelata.
Ilut, 50, seorang tokoh masyarakat dari Desa Pangkalan Indarung, mengatakan tradisi turun-temurun itu masih dipegang teguh sebagai bentuk sukacita menyambut Ramadan. Ada nilai gotong royong, kebersamaan, dan saling berbagi dalam tradisi itu.
Pada Ramadan kali ini, ujarnya, kaum adat di Pangkalan Indarung hanya memotong lima kerbau. Jumlah itu jauh berkurang daripada tahun sebelumnya yang mencapai 10 ekor.
“Ekonomi masyarakat saat ini sedang lesu karena harga sawit dan karet jatuh. Tidak kita paksakan, sesuai dengan kemampuan saja,” ujar tokoh bergelar bergelar Datuk Nyato itu, kemarin.
Lima kerbau dengan harga antara Rp12 juta hingga Rp14 juta per ekor itu dibeli dari hasil iuran sekitar 500 anggota warga adat. Setiap orang mendapat kewajiban menyumbang Rp100 ribu. Jika ada warga yang tidak mampu membayar urunan itu, tanggung jawab jatuh kepada lembaga adat (ninik mamak) yang menaungi si warga untuk menalangi.
Terus dilestarikan
Musyawarah untuk tradisi Bebantai sudah dimulai sejak Lebaran hari ketiga tahun lalu. Sejak saat itulah masyarakat yang ingin ikut Bebantai bisa mulai mencicil urunan. “Dibayarkan kepada masing-masing kelompok persukuan,” jelas Datuk Nyato.
Setidaknya ada lima suku yang berhimpun di Pangkalan Indarung, yakni Kampai, Piliang, Patopang, Chaniago, dan Melayu. Dari lima suku itu, Kampai dituakan karena adat, sementara Piliang didahulukan karena ibadat. Oleh karena itu, kerbau dari kedua suku itu dipotong terlebih dulu di lapangan kampung pada Sabtu (4/6), kemudian kerbau dari suku lain.
“Memang sengaja Bebantai-nya dilaksanakan dua hari sebelum puasa agar ada persiapan lain bagi masyarakat dalam menyambut puasa. Daging itulah yang dimasak untuk makan sahur dan berbuka di hari puasa pertama,” tambahnya lagi.
Pelaksana tradisi Bebantai ialah dubalang atau polisi adat dari lima suku itu. Merekalah yang bertanggung jawab menghimpun dana, mencari kerbau, dan melaksanakan pemotongan. Karena peran yang cukup besar, para dubalang pun diganjar dengan ‘bayaran’ setimpal. Mereka mendapat kepala, tulang, dan jeroan kerbau yang dipotong. “Secara adat itu hak mereka. Tapi biasanya tetap dibagikan kepada masyarakat yang berminat,” tukasnya.
Datuk Nyato dengan yakin mengungkapkan Bebantai sebagai adat menyambut Ramadan itu tak akan lekang dimakan zaman di kampungnya. Para warga akan tetap melestarikannya dari generasi ke generasi. (H-3)
BEEF saat ini bekerja sama dengan ID Food dalam memenuhi persediaan daging hingga akhir 2025.
Nah, berikut alasan daging babi lebih murah daripada daging sapi.
Harga daging sapi masih kisaran Rp115 ribu dan daging ayam yang bertahan pada harga Rp34 ribu per kg.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
ANGGOTA Komisi VI DPR RI Amin AK menyoroti rencana pemerintah yang terus memberlakukan kebijakan impor guna mencukupi kebutuhan daging dalam negeri. Menurutnya, penghitungan neraca daging
Ketua Umum JAPPDI Asnawi mengungkapkan, ada beberapa faktor terkait dengan kendala pasokan sapi impor masuk ke Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved