Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
DEPUTI Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Deni Kurniadi mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan Perpusnas dari tahun ke tahun, kegemaran minat baca masyarakat Indonesia terus meningkat.
Mulai dari 2016, dari range penilaian 0 sampai 100, minat baca masyarakat Indonesia masih berada di angka 36. Selanjutnya, pada 2017 angka itu naik menjadi 40 dan terus meningkat di tahun-tahun setelahnya.
"Ketika 2018 ketika program kita menyasar untuk menjangkau koleksi yang ada di seluruh daerah dan sampai ke desa, angka minat baca naik sampai ke angka 50, dan di 2021 kemarin angka minat baca kita ada di 58," kata Deni di Gedung Perpusnas RI, Jumat (13/5).
Baca juga: Ajak Implementasi UU TPKS, Bukti Puan Serius Lindungi Kaum Perempuan
Baca juga: Gejala Awal Hepatitis, Nyeri Perut hingga Diare
Deni mengungkapkan, pada 2024 pihaknya menargetkan agar minat baca masyarakat Indonesia tembus ke angka 70. "Dan ini semua bergantung dari program yang diusung oleh pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan swasta," imbuh dia.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menuturkan, angka kegemaran membaca itu didapatkan dari survei yang dilakukan Perpusnas dengan melibatkan perpustakaan di daerah-daerah. Adapun, beberapa parameter yang digunakan ialah jumlah waktu yang digunakan masyarakat untuk membaca, durasi membaca hingga variasi bahan bacaan.
Ia mengakui, saat ini pendanaan yang digelontorkan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kegemaran membaca masyarakat masih jauh tertinggal dari negara maju.
"Di negara maju, 2,5% APBN digelontorkan untuk memfasilitasi bahan bacaan bagi masyarakat. Kita tahu juga Skandinavia memiliki aturan untuk membagikan koran secara gratis ke rumah-rumah agar masyarakatnya minat untuk membaca," imbuh dia.
Namun, dengan segala keterbatasan sumber daya, Syarif mengatakan bahwa Perpusnas terus berupaya agar sosialisasi kegemaran membaca mampu menembus berbagai lapisan masyarakat. Salah satunya yakni dengan mewujudkan ekosistem digital nasional di perpustakaan.
"Jadi tigas kita dengan segala kemampuan yang ada, kita juga harus bisa membuat konten digital yang relevan, baik untuk tema finance, ekonomi, sejarah, dan lain sebagainya. Untuk 2022 dan 2023 ini kita target menggaet 2 juta kreator konten agar menyebarkan informasi mengenai literasi dan kegemaran membaca dari sabang sampai merauke," tandas dia. (H-3)
Semua buku hasil karya ILPN 2024 tersedia secara digital dan dapat diakses di press.perpusnas.go.id.
Filosofi buku bagi kemajuan bangsa adalah jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Bantuan dari Perpustakaan Nasional RI itu merupakan bentuk penguatan literasi masyarakat di tahun 2025 ini.
KOLABORASI yang kuat antarkementerian dan lembaga harus konsisten dibangun dalam menyikapi langkah efisiensi anggaran di sektor pendidikan.
Kedua pihak akan berkolaborasi dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi yang melibatkan berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Proses pengalihan media yang dapat mencapai ribuan lembar ini, jelasnya dapat memakan biaya yang tak sedikit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved