Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEMATIAN tiga pasien anak akibat hepatitis akut menandakan masih rendahnya early detection (deteksi dini) di Indonesia.
Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia. Penyakit tersebut belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022 lalu.
"Yang kita sayangkan, terjadi tiga kasus meninggal, sementara di negara lain bisa selamat. Itu menunjukkan early detection kita agak terlambat," ujar Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane saat dihubungi, Selasa (3/5).
Baca juga: 3 Pasien Hepatitis Akut Anak Meninggal, Kemenkes: Tingkatkan Kewaspadaan
WHO menerima pertama laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya terkait 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology). Kasus tersebut menyerang anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari-Maret 2022.
Sebanyak 17 anak di antaranya, yakni sekitar 10%, memerlukan transplantasi hati. Lalu, 1 kasus dilaporkan meninggal. Padahal, gejala klinis dari penyakit hepatitis akut sudah jelas, namun masih ada yang terpapar hingga meninggal.
"Klinisnya jelas sebenarnya, tubuh menguning. Dimulai dari mata, kuku, selanjutnya air kemih lebih pekat ke arah kecokelatan," jelas Masdalina.
Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (penyakit kuning) akut dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah).
Baca juga: Hepatitis Jenis Baru Ditemukan di 9 Anak AS
Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam. "Dengan gejala klinis tersebut, apalagi dalam waktu singkat, mestinya segera dirawat intensif untuk memastikan diagnosisnya," tuturnya.
Kementerian Kesehatan diketahui berupaya untuk melakukan investigasi terhadap kejadian hepatitis akut melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.
Masdalina menilai penyakit hepatitis akut kali ini sebagian besar karena Adenovirus. Itu terlihat dari 74 kasus di luar negeri, yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41.(OL-11)
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Penyakit mata tiroid, juga dikenal sebagai oftalmopati tiroid atau penyakit Graves, adalah kondisi di mana mata seseorang terpengaruh gangguan pada kelenjar tiroid.
Meskipun tidak ada hubungan langsung, sekitar 30% penderita Graves mengalami TED. Mengubah pola makan dapat menjadi kunci dalam mengelola gejala kedua kondisi ini.
Penyakit Graves dan Struma Basedow merupakan gangguan kelenjar tiroid yang sering kali disamakan. Ini perbedaannya.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Diagnosis dan tata laksana penyakit langka masih tertinggal jika dibandingkan dengan penyakit lain yang prevalensinya lebih tinggi.
Rezim pemerintahan Kim Jong-un telah menolak bantuan dari luar, termasuk vaksinasi covid-19. Padahal, negara itu mengalami sistem perawatan kesehatan yang bobrok.
Deteksi dini bertujuan mengidentifikasi pembawa sifat talasemia agar tidak terjadi perkawinan sesama pembawa sifat.
Neuropati yaitu penyakit kronis yang mempengaruhi sistem saraf tepi, dengan gejala umum seperti kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk, dan sensasi terbakar di tangan dan kaki.
Cerviray A.I. adalah alat pendeteksi kanker serviks portable yang dapat membantu kaum wanita dalam mendeteksi dini kanker serviks.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved