Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

KSP: Prioritaskan Warisan Budaya yang Mendesak Diusulkan ke UNESCO

Andhika Prasetyo
21/4/2022 19:13
KSP: Prioritaskan Warisan Budaya yang Mendesak Diusulkan ke UNESCO
Prajurit TNI menampilkan kesenian Reog Ponorogo di Malaysia pada 2019 lalu.(Antara)

KANTOR Staf Presiden (KSP) meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mengkaji lebih dalam terkait warisan budaya tak benda (WBTB) dari Indonesia.

Dalam hal ini, warisan budaya yang akan diajukan ke Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO. Instruksi tersebut disampaikan setelah masyarakat, terutama warga Ponorogo, Jawa Timur, melontarkan kritik kepada Kemendikbudristek yang dianggap setengah hati dalam memperjuangkan warisan lokal.

Ketika Reog dalam posisi kritis lantaran hampir diklaim Malaysia, Kemendikbudristek yang saat ini dipimpin Nadiem Makarim, justru berkeras meloloskan budaya sehat jamu sebagai WBTB.

Baca juga: Keputusan Reog Ponorogo Jadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia Menunggu Sidang Unesco

"Melihat situasi di lapangan, Kemendikbudristek sebaiknya melakukan pendalaman sebelum memutuskan WBTB yang akan diinkripsi oleh UNESCO. Jangan sampai memunculkan keriuhan di masyarakat," ujar Deputi II KSP Abetnego Tarigan, pada Kamis (21/4).

Pihaknya berpesan agar penentuan WBTB didasarkan pada kajian yang strategis. Kemendikbudristek juga harus melihat budaya atau warisan yang sekarang membutuhkan perlindungan mendesak.

"Isu terakhir sudah menyangkut soal kalah dan menang antara kesenian Reog dan budaya jamu. KSP tidak ingin perdebatan itu berlarut-larut," pungkas Abetnego.

Direktur Perlindungan Kebudayaan Kemendikbudristek Irina Dewi Wanti menjelaskan bahwa keputusan memprioritaskan jamu untuk dibawa ke UNESCO masih belum final. Namun, dari hasil telaah, pemilihan jamu sangat sesuai dengan kondisi dunia saat ini.

Baca juga: Jamu Diajukan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke Unesco

"Dunia sekarang sedang sakit, ada pandemi covid-19. Lewat budaya Jamu, Indonesia ingin menunjukkan bahwa kita punya pengetahuan tentang obat-obatan. Ini bukan hanya soal masa lalu. Tapi, budaya ini terus digunakan oleh masyarakat," terang Irina.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengungkapkan pandemi covid-19 sangat memukul nasib para seniman Reog. Mereka tidak bisa pentas akibat pembatasan kegiatan masyarakat. Keputusan pemerintah yang lebih memprioritaskan jamu ke UNESCO, akan semakin menyakiti perasaan para seniman.

Diketahui, tahun ini Indonesia mengusulkan empat WBTB untuk diinkripsi ke UNESCO. Rinciannya, budaya sehat jamu, Reog Ponorogo, warisan budaya tempe, dan tenun tradisional.

Adapun empat WBTB yang masuk nominasi selanjutnya akan diperiksa oleh Komite ICH UNESCO. Jika komite menyatakan seluruhnya layak untuk diinkripsi, Indonesia hanya boleh memilih satu dari empat WBTB yang sudah diusulkan.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik