BERDASARKAN laporan UNICEF, sekitar 1 dari 30 balita di Indonesia akan meninggal sebelum usia 5 tahun. Bahkan, di beberapa kabupaten wilayah Indonesia bagian timur, 1 dari 10 balita akan meninggal sebelum usia 5 tahun.
Pada 2020, diketahui sekitar 28 juta balita meninggal per tahun. Dokter spesialis anak dari RS Hermina Yogyakarta, Mei Neni Sitaresmi, mengungkapkan penyebab utama kematian bayi dan balita.
Setidaknya terdapat empat penyakit, yakni radang paru-paru, diare, infeksi otak dan campak. Penyakit ini ternyata bisa dicegah bisa dengan cuci tangan, memakai masker, makanan sehat, vitamin dan dikuatkan dengan imunisasi.
Baca juga: Vaksinasi Dasar Lengkap Anak Perlu Ditingkatkan
"Vaksin untuk radang paru-paru, yakni Pentabio, gratis dan masuk program pemerintah. Kemudian, diare ada vaksin rotavirus, infeksi otak vaksin PCV dan campak vaksin MR," tutur Mei dalam dialog virtual, Senin (18/4).
Menurutnya, anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap, memiliki risiko kematian lebih kecil. Manfaat vaksin dikatakannya sangat jelas untuk menghilangkan dan menghindari suatu penyakit.
Baca juga: Kemenkes dan GSK Indonesia Ajak Keluarga Lengkapi Imunisasi
Strategi utama untuk peningkatan vaksinasi dasar, seperti penguatan vaksinasi rutin dengan pemberian vaksin kombinasi atau suntik ganda. Lalu, pada bulan imunisasi nasional, mendorong pelaksanaan imunisasi kejar dan imunisasi tambahan MR.
Berikut, perluasan dan memperkenalkan vaksin baru PCV, rotavirus dan HPV. "Vaksin anak tetap dilakukan dengan protokol kesehatan. Anak di umur 2 bulan ada vaksin ganda. Sehingga, dalam satu waktu bisa dapat beberapa vaksin," jelas Mei.
Untuk imunisasi kejar bagi anak yang telat imunisasi, lanjut dia, harus konsisten mendapatkan vaksin di bulan imunisasi anak.(OL-11)