Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Petenis Aldila Sutjiadi Kampanyekan Tolak Perundungan Online

Mediaindonesia.com
29/3/2022 12:31
Petenis Aldila Sutjiadi Kampanyekan Tolak Perundungan Online
Petenis putri andalan Indonesia Aldila Sutjiadi(dok.pribadi)

PETENIS putri andalan Indonesia Aldila Sutjiadi sempat jadi bulan-bulanan netizen tak bertanggung jawab di media sosialnya. Perlakuan buruk didapatkan jika pertandingan yang Aldila mainkan berakhir dengan kekalahan.

Bahkan, saat memenangkan pertandingan, ujaran kebencian di media sosial masih sering dijumpai oleh atlet peraih medali emas PON Papua 2020 itu.

“Saya telah menerima ratusan pesan yang menghina, melecehkan, dan bahkan mengancam keselamatan saya di sepanjang karier saya,” ungkap Aldila dalam keterangannya, Selasa (29/3).

Aldila mengaku kekerasan online telah terbukti menyebabkan tekanan mental yang mengakibatkan kecemasan berlebih bagi dirinya. Apalagi, dirinya merupakan atlet nasional yang harus menghadapi segala situasi saat di lapangan. Tentu, ia tak ingin memikirkan hal yang merugikan baginya.

Tak hanya itu, Aldila mengatakan, perbuatan para pelaku kekerasan di media sosial juga bisa menyebabkan serangan panik, depresi berat dan meningkatnya berbagai risiko penyakit mental (PTSD).  Efek dari kekerasan berbasis daring, kata Aldila, setidaknya mampu membuat permainannya seketika hancur.

“Pesan-pesan (kasar) ini telah mengganggu, menyebabkan tekanan mental, kehilangan fokus dan kepercayaan diri. Syukurlah, hari ini saya bisa lebih mengabaikan mereka dan tetap fokus pada permainan saya,” kata Aldila.

“Berbicara dengan atlet lain, saya menyadari bahwa isu ini lebih luas daripada yang saya perkirakan, jadi saya memutuskan sudah waktunya untuk melakukan sesuatu tentang kekerasan online ini,” tambahnya.

Kekerasan online ini tak hanya menyasar para atlet. Lebih dari itu, oknum ini bisa menargetkan siapa saja untuk menjadi korban.  “Permasalahan ini tidak hanya dialami oleh para olahragawan, pelaku juga memangsa korban yang paling rentan dan mereka yang memiliki sedikit kekuatan untuk melawan. Selama bertahun-tahun, kekerasan online  telah meningkat dan menyakiti banyak orang,” ungkapnya.

“Mulai dari perempuan dan remaja sangat rentan. Dalam dua tahun terakhir lockdown saja, pelecehan online telah meningkat hingga 300%,” terangnya.

Maka, Aldila pun bersuara untuk mewakili mereka semua korban dengan meluncurkan kampanye sosial, yaitu #SayNoToOnlineAbuse.

Aldila memilih mengambil sikap tegas terhadap masalah berbahaya ini. Ia menjelaskan kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang efek buruk dari perundungan dan pelecehan online yang terjadi tidak hanya pada atlet dan selebriti lainnya, tetapi dapat terjadi kepada siapa saja di media sosial.

“Saya tergerak untuk memulai #SayNoToOnlineAbuse karena saya sendiri mengalami pelecehan ini selama bertahun-tahun. Menggunakan platform saya sebagai seorang atlet, saya ingin kampanye ini menarik perhatian tidak hanya pada apa yang terjadi pada kami tetapi juga kepada masyarakat luas,” tegasnya.

Terdapat dalam video kampanyenya, setiap penghinaan menyakitkan (bahkan secara gambar) yang diterima Aldila di lapangan. Aldila mencoba melawan dengan cara mengambil sikap untuk melawan perbuatan tak menyenangkan di media sosial itu.
 
Aldila sendiri saat ini sedang mempersiapkan pertandingannya di Mandiri Tenis Open pada Februari 2022 dan di AS pada Maret 2022. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya