Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
MASYARAKAT dibuat geger atas kejadian pembunuhan yang dilakukan seorang ibu terhadap anaknya di Brebes. Menurut keterangan dari kepolisian, pelaku diduga nekat membunuh anaknya karena mengalami depresi. Psikolog keluarga, Nafisa Alif, memberikan pandangannya terkait kasus ini.
Menurut Nafisa, masyarakat sebaiknya menghindari melakukan judgement atau menghakimi pelaku. Sebab kata Nafisa, kita tidak mengetahui apa yang sebetulnya terjadi pada pelaku dan apa yang dialami dalam hidupnya.
“Hindari judgement. sebaiknya kita sebagai orang di luar ibu itu, menghindari perilaku menghakimi atau penilaian. Harus kita hindari karena kita tidak tahu apa yang terjadi pada ibu itu. Apa masalah yang ibu itu alami, dinamikanya seperti apa, pemakanaannya si ibu ini terhadap masalahnya yang dialami apa,” kata psikolog keluarga, Nafisa Alif kepada Media Indonesia, pekan lalu,
Baca juga: MUI Persilakan Warung Buka Saat Ramadan
Nafisa mengatakan mungkin saja ibu yang membunuh anaknya itu mengalami stres berat. Nafisa mengatakan bisa saja gangguan yang dialami bisa lebih dari sekadar stres, misalnya seperti major depressive disorder atau yang dikenal dengan depresi. Tentu saja Nafisa mengatakan untuk mengklaim itu harus ada diagnosa dari tenaga ahli. Tetapi dalam kasus ini, Nafisa menuturkan agar masyarakat menghindari bahasa yang menghakimi.
Dalam psikologi, Nafisa menjelaskan ada yang dinamakan gelas emosional. Di dalam gelas emosional itu, terdapat biologis, sosial dan psikologis. Nafisa mengatakan emosional manusia terbentuk dari ketiga unsur itu.
Stres yang dialami ibu di Brebes itu, jelas Nafisa, bisa jadi karena faktor biologis, sosial maupun psikologisnya. Secara biologis, kecemasan si ibu diturunkan dari ibunya sebelumnya. Ditambah lagi pengalaman sosialnya. Bisa jadi sejak kecil ia mengalami kekerasan dan menyaksikan KDRT. Kemudian secara psikologis, Nafisa menyebut ada orang-orang yang memang secara kemampuan sulit untuk coping stress atau mengatasi stres.
“Ada memang orang yang secara kemampuan sulit untuk coping stress. Sulit untu mengatur emosi yang dia rasakan. Dan ini juga dipengaruhi oleh kecerdasan. Ada orang-orang dengan taraf kecerdasan tertentu kesulitan mencari alternatif solusi,” jelas Nafisa.
Meski begitu, Nafisa tetap tidak membenarkan apa yang dilakukan pelaku. Apapun alasannya, pembunuhan katanya tidak bisa dibenarkan.
“Memang, secara apa yang dia lakukan secara personal salah. Pembunuhan itu tidak bisa dibenarkan. Namun sekali lagi kita tidak tahu apa yang sudah ibu itu alami selama bertahun-tahun lamanya. Atau mungkin ada tuntutan besar di masa pandemi. Masalah keuangan, ekonomi, itu juga bisa memicu kejadian itu,” pungkasnya. (H-3)
Ilmuwan Tiongkok menemukan cara mengubah stem cell atau sel punca manusia menjadi sel otak penghasil dopamin.
Tahukah kamu? Stres bukan cuma bikin pikiran penat, tapi juga bisa memicu penyakit serius.
Banyak yang keliru membedakan antara kecemasan (anxiety) dan depresi. Ini perbedaannya.
Kekurangan kasih sayang bukan hanya soal perasaan, dalam jangka panjang, dampaknya bisa sangat serius bagi kesehatan mental dan fisik
PENELITIAN di Finlandia menemukan hubungan antara mikrobioma atau bakteri usus tertentu dan depresi. Hasil penelitian itu dimuat dalam laman Science.
Diet yang mengurangi asupkan kalori secara ekstrem, bisa berdampak serius pada kesehatan mental.
Penggunaan pacar AI di platform seperti Character.AI makin populer, tetapi pakar memperingatkan risikonya.
Cinta bukan hanya soal perasaan, tapi juga ilmiah. Pelajari efek hormon ini saat jatuh cinta dan patah hati.
Studi terbaru menunjukkan memelihara kucing dapat mengurangi stres, memperkuat kesehatan mental, serta memberikan efek positif bagi kesehatan fisik.
Konferensi internasional psikologi ulayat kali ini menjadi istimewa karena sekaligus memperingati 100 tahun kontribusi ilmiah psikolog ternama Albert Bandura.
Ingin minta maaf dengan tulus? Ini panduan minta maaf dari para ahli.
Dilansir dari The Atlantic, pareidolia merupakan fenomena psikologi saat setiap orang dapat melihat bentuk tertentu pada gambar biasa, namun persepsinya cenderung berbeda dengan orang lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved