Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BULAN Ramadan tahun ini (2022 Masehi atau 1443 Hijriah) tinggal menghitung hari. Beberapa bulan sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengeluarkan Maklumat Nomor 01/MLM/1.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah.
Dalam maklumat tersebut, 1 Ramadan 1443 H ditetapkan jatuh pada hari Sabtu, 2 April 2022. Penetapan itu berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Muhammadiyah.
Doktor Ilmu Falak UIN Jakarta, Maskufa mengatakan kedudukan hisab dan kriteria awal bulan di Muhammadiyah merujuk pada Putusan Tarjih 2003 adalah sah dan sesuai dengan tuntunan Nabi. Hal tersebut dipertegas oleh Alquran dalam surat Ar-Rahman ayat 5 dan surat Yunus ayat 5 serta beberapa Hadits.
“Bagi Muhammadiyah, rukyat yang ada dalam Hadits Nabi tersebut tidak hanya dipahami atau ditafsirkan sebagai rukyat bil fi’li (rukyat dengan mata, rukyat dengan teropong) saja, tetapi juga bisa dipahami sebagai rukyat bil ’ilmi (melihat dengan ilmu pengetahuan), yaitu menggunakan hisab,” paparnya ketika menjadi pembicara dalam program ‘Ask The Expert: Kenapa Muhammadiyah Selalu Terdepan dalam Menetapkan Awal Ramadan?” yang diselenggarakan oleh Pimpinan Komisariat Syariah dan Hukum IMM Cabang Ciputat, Minggu (27/3).
Menurut Ketua Divisi Hisab Majelis Tarjih dan Tajdid PWM DKI Jakarta itu, Alquran banyak memberikan isyarat bahwa peredaran benda-benda langit dapat dihitung dengan pasti. Salah satunya melalui surat Yunus ayat 5.
“Dalam QS Yunus ayat 5 ini Allah menjelaskan kepada kita bahwa matahari dan bulan beredar dalam orbitnya dengan pasti, maka itu bisa dihitung," kata Maskufa.
Ia menambahkan, peristiwa gerhana merupakan contoh yang paling jelas tentang bisa dihitungnya secara pasti pergerakan benda langit tersebut. Ilmu bisa menghitung dengan sangat detail kapan terjadinya gerhana, jam berapa, dan seterusnya. Karena itu, peredaran benda langit dapat digunakan untuk pengorganisasian waktu dengan baik.
Lantas kenapa Nabi tidak menggunakan hisab? Ia menjelaskan, karena ilmu hisab pada saat itu belum berkembang dengan seperti saat ini. Masih sangat sedikit orang yang memahami atau bisa menulis, menghitung, dan membaca.
"Maka, itulah yang dijadikan ilat hukumnya. Inna ummatun ummiyatun itu dijadikan sebagai ilat hukum. Ketika saat ini orang sudah mulai banyak yang bisa menghitung, membaca, menulis, maka rukyat bisa digantikan oleh hisab,” imbuh Maskufa.
Ia menyebut metode hisab tidak hanya digunakan oleh Muhammadiyah. Terdapat beberapa ulama dan pembaharu Islam yang juga menganjurkan agar metode hisab dipakai dalam penentuan awal bulan. Mereka antara lain Rasyid Ridha, Ahmad Muhammad Syakir, Muhammad Mushthafa al-Maraghi, Mushthafa Ahmad Zarqa’, dan Yusuf al-Qardhawi.
“Mereka menyerukan penggunaan hisab dalam penetapan awal bulan Kamariah termasuk Ramadan dan Syawal,” ujar Maskufa yang juga menulis disertasi berjudul Metode Hisab Wujud Al-Hilal: Pergeseran Argumentasi Normatif Muhammad Wardan Menjadi Ideologi Hisab Muhamadiyah.
Dalam Temu Pakar II untuk Pengkajian Perumusan Kalender Islam di Rabat, Maroko pada 2008 lalu, di antara rekomendasinya juga menyinggung soal hisab, “Penetapan awal bulan Kamariah hanya dapat diselesaikan dengan menggunakan hisab sebagaimana hisab waktu-waktu salat.” (X-12)
Program ini menjadi bukti bahwa Ramadan tak hanya sebagai momen ritual ibadah semata, tetapi langkah nyata memperkuat solidaritas sosial.
Kesejahteraan masyarakat mengalami penurunan selama Ramadan hingga Idul Fitri 2025. Hal ini tercermin dari data Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) per Maret 2025.
Pembahasan tentang puasa Syawal terkait dalil hukum dan beda pendapat mazhab, nilainya seperti puasa setahun, orang yang tidak berpuasa Ramadan, dan niat puasa Syawal. Berikut penjelasannya.
Pada momen Ramadan dan Lebaran, kesehatan kulit harus dijaga agar tidak terpengaruh dengan pola makan, hidrasi, dan gaya hidup.
Melalui program Hampers Produk Mustahik ini, Baznas telah melakukan Kurasi Produk untuk mendukung UMKM binaannya dalam memproduksi kue-kue berkualitas.
Pernah membayangkan Ramadan terjadi dua kali dalam satu tahun? Jika melihat kalender, fenomena unik ini akan terjadi pada 2030 nanti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved