Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PANDEMI covid-19 membawa dampak kepada anak-anak karena bertambahnya masyarakat yang mengalami kemiskinan. Dengan begitu kemiskinan menjadi tantangan yang dihadapi oleh anak-anak juga karena sulit terpenuhi kebutuhan mereka baik di bidang kesehatan dan pendidikan.
Asisten Perekonomian dan Keuangan DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan kondisi ini terjadi di berbagai belahan pelosok negeri dan terdapat 35% dari anak-anak Indonesia yang hidup dalam kemiskinan. "Anak-anak di masa pandemi ini juga berada dalam kekurangan. Anak yang berumur 5-17 tahun banyak yang terdampak pada fasilitas terutama sanitasi, air bersih, makanan, nutrisi, pendidikan, perlindungan anak dan lainnya," dalam webinar A Common Framework: Towards Child-Friendly Cities Amid the Covid-19 Pandemic, Climate Crisis, and Rising Structural Inequalities U20, Senin (21/3).
Sri Haryati menjelaskan di Kota Jakarta telah mengurangi tingkat kemiskinan dan memenuhi akses pendidikan melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS). "Selain itu pada masa pandemi ini DKI Jakarta juga telah memunculkan kerja sama secara masif untuk memberikan hunian layak bagi warga miskin," ujarnya.
Dikatakan, sedikitnya ada 2 ribu penduduk per 2019-2020 diberikan hunian yang layak yang dilengkapi dengan fasilitas sanitasi, pencahayaan, air bersih, dan lainnya.
Di kesempatan yang sama Kepala Pusat Fasilitasi Kerja Sama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Heriyandi Roni menjelaskan berdasarkan perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation/UN) dan Bank Dunia (World Bank) bahwa di 2050 populasi paling atau sekitar 75% penduduk diperkirakan berada di perkotaan.
Tentu saja hal ini menjadi bonus demografi yang akan mewarnai total populasi penduduk perkotaan. Untuk meningkatkan kualitas hidup harus disediakan infrastruktur termasuk kebutuhan hidup yang merupakan kewajiban pemerintah daerah dan pusat yang harus dipenuhi.
"Selain itu perlu diperhatikan juga daerah-daerah yang ditinggalkan seiiring terjadinya urbanisasi. Artinya ada beberapa kategori pemukiman di pedesaan yang relatif akan ditinggalkan oleh kelompok usia muda untuk urbanisasi. Ini merupakan yang dipikirkan untuk mengantisipasi permasalahan yang harus menjadi dieksplor menjadi sebuah kekuatan dalam berbentuk kebijakan," katanya.
Sehingga ini juga harus dipikirkan bagaimana ketika kota menampung banyak orang dan tidak menjadi rentan terhadap masalah-masalah lingkungan hidup, pencemaran udara, dan air bersih. "Isu ini menjadi sangat penting karena kita sudah menurunkan emisi karbon," pungkasnya.(H-1)
Wamensos Agus Jabo Priyono menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto. Sebab, Sekolah Rakyat merupakan salah satu program untuk memutus kemiskinan
Prabowo menekankan, Sekolah Rakyat merupakan bagian dari upaya besar pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan.
Video bocah Gowa pungut snack pejabat usai HUT ke-80 RI viral. Fakta di baliknya ungkap ironi kemiskinan, dana publik terbuang, hingga reaksi Kapolres.
Penyaluran bantuan sosial (bansos) yang mengacu pada Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) akan lebih baik.
Lembaga Riset dan Data Analisis Sigmaphi 118,73 juta orang atau 42,9% penduduk Indonesia pada tahun 2023 hidup dalam kondisi tidak layak.
Di balik keindahan alamnya yang memukau dan semangat masyarakatnya yang tak kenal lelah, Gorontalo masih bergulat dengan dua "luka" kronis: kemiskinan dan kesenjangan
Jika bonus demografi ini bisa dikapitalisasi dengan benar, negara akan bisa melakukan saving dan reinvestasi setiap tahun.
Saat bonus demografi, terjadi surplus usia produktif yang sangat tinggi. Angkanya rata-rata 70% dari keseluruhan jumlah penduduk usia produktif.
Meski tingkat pengangguran terbuka turun ke angka 4,7%, jumlah absolut pengangguran justru meningkat.
Masih terlalu fokus mencetak ijazah, bukan menyiapkan talenta, baik dari sisi keterampilan, etos kerja, maupun literasi digital.
SULIT menjadi Indonesia. Bukan lantaran tak punya sumber daya, melainkan karena harapan selalu membuncah melebihi kapasitas institusi yang mengelola.
Proses mempertemukan pelaku usaha atau business matchmaking dianggap menjadi jurus ampuh bagi Indonesia untuk bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved