Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PERHELATAN Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR) ke-7 semakin dekat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus menyempurnakan persiapan dalam menyambut para delegasi dari 193 negara dalam perhelatan tersebut. Salah satunya menunjukkan kisah baik tentang kearifan lokal dalam penanggulangan bencana.
Modalitas sosial berupa kearifan lokal ini merupakan cerita yang dapat dipelajari para delegasi dunia pada program kunjungan lapangan atau field visit pada Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Provinsi Bali pada 23 hingga 28 Mei 2022. Kearifan lokal ini merupakan bagian kehidupan masyarakat Bali yang juga dimanfaatkan sebagai upaya pengurangan risiko bencana..
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa melalui peninjauan lapangan ini, para delegasi dapat melihat langsung bagaimana cara Indonesia dalam memperkuat pengurangan risiko bencana di tengah masyarakat.
“Selain memperoleh konsep tertulis dalam kegiatan konferensi dan diskusi, para delegasi dapat melihat secara langsung apa yang ditonjolkan Indonesia dalam upaya pengurangan risiko bencana bersama masyarakat,” ujar Suharyanto, Kamis (17/3).
Suharyanto juga menjelaskan bahwa melalui adanya Desa Wisata Penglipuran, para delegasi dapat melihat bahwa sejak dahulu Indonesia telah melakukan upaya pengurangan risiko bencana melalui hidup yang harmonis dengan alam.
“Di sini merupakan salah satu contoh dari masyarakat Indonesia yang sejak dulu harmonis dengan alam dalam pembangunan dan tata ruang, serta tidak ingin merusak alam. Hal ini menjadi salah satu hal yang disepakati dalam pengurangan risiko bencana,” tutur Suharyanto.
Lebih lanjut, Suharyanto mengatakan, semoga dengan melihat salah satu desa ini, para delegasi dapat melihat Indonesia selain memiliki konsep internasional terkait PRB. “Sejak jaman dahulu kita juga sudah memiliki upaya PRB yang harmonis dengan alam,” tambahnya.
Sementara itu, penanggung jawab Desa Wisata Penglipuran Nengah Monang turut menjelaskan upaya risiko bencana yang sesuai dengan ajaran agama yang dianut oleh agama Hindu. “Kita turut mengambil filosofi Tri Hita Karana yang merupakan falsafah hidup harmonis dengan Tuhan, alam sekitar dan sesama manusia. Filosofi yang kami pegang dalam membangun desa ini turut menjadi upaya bersama dalam pengurangan risiko bencana, khususnya melestarikan alam,” jelas Nengah.
Kemudian Suharyanto turut mengungkapkan bahwa nilai gotong royong yang dilakukan masyarakat Desa Wisata Penglipuran dapat menjadi contoh dalam penguatan penanggulangan bencana.
“Tentunya kita melihat masyarakat desa ini sering berkumpul dan berdiskusi untuk menyatukan sikap terlebih tidak ada sekat. Ada juga hutan bambu yang dimiliki masyarakat desa dan mereka sepakat untuk melestarikan dengan adanya peraturan untuk tidak dijual maupun ditanami tanaman lainnya,” ungkapnya.
“Inilah gotong royong yang harus kita tonjolkan kepada para delegasi bahwa gorong royong menjadi modal Indonesia dalam penguatan upaya PRB,” tutupnya.(H-1)
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
VIKTOR Lake tampak serius menulis kata demi kata hingga kalimat diatas secarik kertas. Sepertinya ia memeras otak untuk menciptakan sebuah dongeng.
Workshop ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Sebanyak 69 titik di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kini dikategorikan sebagai kawasan permukiman kumuh.
Dedi memulai langkah dengan melakukan tindakan tegas di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Ini penting untuk mengurangi dampak hujan yang terjadi di kawasan tersebut.
Praktik lokal mitigasi bencana di Aceh dan irigasi Subak di Bali adalah contoh bentuk-bentuk kearifan lokal dalam menangkal dampak perubahan iklim yang dapat direproduksi di tempat lain.
SEBANYAK 29 orang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara itu 4 orang ditemukan meninggal dunia.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengonfirmasi insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya milik operator swasta PT Raputra Jaya pada Rabu (2/7) malam.
Mereka menyelamatkan diri dengan menggunakan sekoci sebelum akhirnya ditemukan di sekitar Pantai Cekik, tak jauh dari Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.
SEBUAH insiden tragis terjadi di Selat Bali pada Rabu (2/7) malam, ketika kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam.
Peristiwa tenggelamnya kapal tersebut terjadi di perairan Selat Bali pada Rabu (2/7) malam, diduga akibat cuaca ekstrem.
PENGAMAT sosial budaya Bali Wayan Suyadanya mengatakan, peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing juga dibarengi dengan berbagai masalah yang muncul.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved