Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PANDEMI covid-19 masyarakat tentunya sering menggunakan perangkat digital untuk menemani kegiatan sehari-hari. Namun tanpa disadari sering melakukan kebiasaan ini dapat muncul timbulnya gangguan pada pendengaran.
Kemajuan teknologi di era digital ini tentu juga bisa memberi bahaya bagi kesehatan pendengaran. Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan-Kepala Leher dr. R. Ena Sarikencana, SpTHTKL(K) mengatakan ada beberapa masalah yang bisa timbul akibat dari penggunaan gadget yang tidak aman, keluhan yang sering ditemukan adalah telinga yang berdenging.
"Akibat dari suara ini belum tentu awalnya menimbulkan keluhan pendengaran jadi dari awalnya ringan menjadi berat. Apabila sudah terjadi cukup lama dan terus menerus maka akan terjadi pendengaran yang cukup berat," kata dr Ena dalam dialog daring, Selasa (1/3).
Baca juga: KLHK: Tanam Pohon Upaya Pelestarian Lingkungan Menyelamatkan Masa Depan
Akibat dari itu akan terjadi gangguan kenyamanan saat berkomunikasi di tempat umum sehingga sulit menangkap saat diberikan materi, maupun mengobrol dengan lawan bicara. Kemudian juga dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan karena area saraf berdekatan.
"Jika terus terjadi maka bisa menjadi stres, depresi, sulit berkonsentrasi terutama anak sekolah, gangguan kognitif, dan lainnya. Untuk mendapatkan output yang baik sesama pengguna gadget maka bisa menggunakan speaker eksternal dan bisa diukur jangan terlalu keras," ujar dr Ena.
Gangguan pendengaran terjadi jika salah proses penerimaan suara dari telinga yang dikirimkan ke otak mengalami permasalahan, bentuknya bisa menjadi kelainan di rumah siput pada telinga sehingga yang terjadi adalah gangguan pendengaran sensorineural dan ini sangat tergantung dari intensitas kekencangan dari suara yang diterima oleh telinga.
"Jadi gangguan pendengaran akibat bising ini menjadi masalah yang sangat besar dan merupakan permasalahan terbesar kedua setelah gangguan pendengaran penuaan. Sehingga yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran yaitu kekerasan volume, yang terbaik adalah kita bisa mengukur bunyi atau kadar noise yang diterima," ungkapnya.
Ena mengatakan 60 persen dari volume dalam waktu 60 menit pada saat menggunakan perangkat digital. Dirinya juga menyebutkan bahwa alat earphone jauh lebih meningkatkan kekerasan suara dibandingkan headphone, namun penggunaan headphone juga harus diperhatikan lebih baik.
Untuk menjaga pendengaran di masa pandemi ini yakni pada saat menggunakan gadget yang terpenting adalah batasi volume sampai batas minimum. Hal itu dapat membantu pendengaran lebih aman dan nyaman.
"Kemudian batasi penggunaan gadget setiap 60 menit jadi setiap 1 jam sempatkan untuk istirahat minimal 15 menit. Kemudian gunakan alat bantuan tambahan untuk pendengaran seperti speaker saja dibandingkan headphone atau earphone," pungkasnya.
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved