Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

KLHK Usung Tiga Isu Prioritas Lingkungan dalam Agenda G20

Atalya Puspa
01/3/2022 18:00
 KLHK Usung Tiga Isu Prioritas Lingkungan dalam Agenda G20
Logo Presidensi G20 Indonesia 2022 terpajang di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (21/1/2022).(ANTARA/SIGID KURNIAWAN)

INDONESIA dipercaya menjadi presidensi dalam agenda G20 pada tahun ini. Salah satu pembahasan utama dalam agenda tersebut ialah mengenai lingkungan yang akan dibahas dalam kelompok Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG).

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkapkan, dalam hal ini Indonesia akan mengusung tiga topik utama yang akan dibahas, yakni supporting more sustainable recovery, enhancing land and sea based actions to support environment protection and climate objectives, dan enhancing resourches mobilization to support environment protection and climate objectives.

Siti menyatakan, diharapkan tiga topik utama yang akan didiskusikan oleh negara-negara G20 dapat menghasilkan solusi pada aspek lingkungan dan perubahan iklim. Tujuan lainnya, kata Siti, juga mencapai target-target yang telah ditetapkan pada Paris Agreement untuk membatasi kenaikan suhu global sebesar 1,5 derajat Celsius.

"Negara-negara G20 menguasai sekitar 80% perekonomian dunia tapi juga menghasilkan sekitar 80% emisi gas rumah kaca secara global dan polusi plastik. Tapi di saat yang bersamaan, ini menjadi kekuatan untuk bisa menjawab dan mengatasi tantangan yang ada," kata Siti dalam konferensi pers Kick Off G20 on EDM-CSWG: Leading for Sustainability, Selasa (1/3).

Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dewanthi mengungkapkan, Indonesia telah menyiapkan berbagai dokumen dan riset pendukung dari isu-isu prioritas yang diusung Indonesia di bidang lingkungan. Nantinya, ada sejumlah target output dari masing-masing isu yang dibahas.

Pada isu pertama mengenai supporting more sustainable recovery, fokus yang akan dibahas yakni mengenai implementasi NDC dari negara G20 untuk jangka panjang.

"Kita harap akan ada hasil riset yang melihat analisis komperhensif bagaimana dampak dan pencapaian NDC dan upaya yang dilakukan untuk mencapai sustainable recovery ke depan," beber Laksmi.

Pada isu tersebut, diharapkan juga akan mengasilkan laporan yang menjadi basis untuk mendukung upaya-upaya dalam melakukan pemulihan berkelanjutan. Selain itu, diharapkan pula akan ada rekomendasi bagaimana seharusnya negara G20 mempromosikan dan meningkatkan upaya untuk pemulihan berkelanjutan melalui pemanfaatan maksimal aksi adaptasi dan mitigasi.

Baca juga: Sambut G20, Bali Bangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Baru

Di isu prioritas kedua, enhancing land and sea based actions to support environment protection and climate objectives, Laksmi menyatakan, diharapkan negara G20 memiliki action plan untuk memperkuat kerja sama, terutama di bidang kelautan. Isu ini penting dibahas karena Indonesia memiliki potensi besar untuk aksi perubahan iklim dari wilayah laut dan pesisir.

"Kita harapkan ada laporan G20 tentang rekomendasi yang bisa mendorong dan memperkuat antara G20 dalam mempromosikan riset, sains, inovasi dan teknologi strategi yang terkait dengan ocean based climate action," ucap Laksmi.

Adapun, pada isu prioritas ketiga, enhancing resourches mobilization to support environment protection and climate objectives, diharapkan dapat menghasilkan laporan bagi negara G20 untuk meningkatkan upaya mobilisasi sumber daya dan mendorong upaya mengembangkan inovasi dalam konteks pembiayaan.

"Selain itu diskusi diharapkan dapat mengasilkan bagaimana potensi nilai ekonomi karbon yang bisa mendukung pencapaian NDC dan untuk bisa menuju transisi yang berkelanjutan pada kondisi pembangunan di negara-negara G20 yang rendah emisi karbon dan berketahanan iklim," harap Laksmi.

Pembahasan mengenai tiga isu ini akan dilakukan dalam tiga pertemuan, mulai dari 21-24 Maret 2022 di Daerah Istimewa Yogyakarta, 20-21 Juni 2022 di Jakartaa dan 29-30 Agustus 2022 di Bali. Agenda tersebut akan melibatkan 20 negara G20 serta sejumlah organisasi internasional yang akan diselenggarakan secara hybrid.

"Diharapkan di pertemuan terakhir sudah bisa disepakati komunike bersama dan beberapa indikasi kesepakatan tentang rencana aksi nyata atau hasil nyata yang dibawa dari EDM-CSWG ini," kata Laksmi. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya