Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Waspada Bahaya Penularan Covid-19 Varian Omikron pada Ibu Hamil 

Ferdian Ananda Majni
18/2/2022 19:27
Waspada Bahaya Penularan Covid-19 Varian Omikron pada Ibu Hamil 
Vaksinasi Covid-19 pada Ibu hamil di Kendari, Sulawesi Tenggara(Antara/Jojon)

PENULARAN Covid-19 varian Omikron yang begitu cepat membuat banyak orang harus tetap waspada bahkan termasuk para ibu hamil. Sekalipun disebut gejalanya lebih ringan, kekhawatiran bakal mempengaruhi kandungan tentu harus diantisipasi. 

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang memiliki risiko tinggi tertular covid-19 dengan tingkat keparahan yang cukup tinggi. Misalnya saja, covid-19 varian Delta menyebabkan beberapa kasus komplikasi dan kematian janin pada ibu hamil.  

Dokter spesialis kebidanan kandungan, Pandu Hanindito Habibie mengatakan, ibu hamil, lansia, pasien dengan komorbid hingga pasien yang memiliki daya tahan tubuh lebih rendah tentunya rawan terhadap paparan covid-19 varian omikron. 

"Ibu hamil termasuk populasi dengan imunokompromais, dan berisiko atau lebih rentan terkena omikron atau covid-19," kata Pandu dalam diskusi virtual dilansir Jumat (18/2). 

Anggota Satgas Covid-19 POGI Surabaya itu menyebut sejauh ini dirinya belum mendapatkan data ibu hamil yang terpapar Omikron di Indonesia. Namun laju peningkatan kasus omikron masih terjadi dari kasus transmisi lokal di tanah air. 

"Untuk mengetahui paparan omikron harus mengunakan Whole Genome Sequencing (WGs) namun tidak semua kasus kita periksa. Jadi kami belum punya datanya," sebutnya 

Dia menambahkan, data kematian ibu melonjak dari tahun sebelumnya akibat covid-19. Bahkan sekitar 1.100 kematian ibu di Jawa Timur tercatat 70% karena covid-19 varian delta. 

"Kasus kenaikan sangat signifikan, di RSUD Dr Soetomo Surabaya sekitar 90 kematian ibu, 70%nya itu karena covid-19. Jjadi varian delta bener-bener memukul kita, dan kita belajar dari itu," ujarnya 

Dia menegaskan pentingnya vaksinasi. Sebab, berdasarkan data hanya sepertiga ibu hamil yang sudah melakukan vaksinasi. Bahkan dari populasi dunia hanya 38% yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap. 

Baca juga : Begini 6 Strategi Pemerintah Hadapi Gelombang Ketiga Pandemi Covid-19 

"Kita ingin sisanya segera melakukan vaksinasi karena data yang ada, ibu yang belum dilakukan vaksinasi itu cenderung jatuh ke kondisi kritis dan memerlukan perawatan ICU dengan kemungkinan sangat berat hingga kematian meningkat tajam," paparnya 

Dia menjelaskan, individu yang telah booster tetap bisa terpapar varian omikron dengan gejalanya lebih ringan dibandingkan yang belum vaksin. Bahkan rata-rata mereka tidak memerlukan perawatan ICU. 

"Jadi tetap upaya utama (vaksinasi) kita untuk mengurangi virus covid-19," jelasnya. 

Untuk gejala omikron pada ibu hamil, sama seperti gejala pada kebanyakan orang yang terkena Omikron, seperti pilek atau flu biasa. Namun bagi orang yang tidak divaksin, gejala awal terinfeksi Omikron bisa terasa lebih berat. 

"Kalau dalam satu dua hari ada gejala flu, apalagi ada riwayat berpergian keluar atau kontak dengan penderita yang terkonfirmasi (omikron) sebaiknya segera periksa dengan antigen atau PCR," lanjutnya. 

Selain gejala-gejala mirip flu, ada gejala lain yang kemungkinan dirasakan saat terpapar varian Omikron, yakni sakit tenggorokan, batuk, hidung tersumbat, kedinginan dan kelelahan. 

"Varian Omikron selain bahaya paparan terhadap ibu juga berisiko pada persalinan prematur, pembekuan darah, risiko melahirkan dengan operasi cecar lebih meningkat hingga kematian bayi," tegasnya. 

Sementara itu, menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLOS Medicine, covid-19 bisa menyebabkan komplikasi kehamilan. Dari penelitian diketahui bahwa ibu hamil yang lebih berisiko tertular covid-19 dengan gejala berat adalah yang usianya lebih tua, mengalami obesitas, memiliki kehamilan ganda, atau memiliki riwayat tekanan darah tinggi.  

Penelitian ini menemukan bahwa ibu hamil yang tertular covid-19 memiliki risiko lebih tinggi dirawat di ICU, kematian, terkena preeklampsia, dan eklampsia. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik