Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

79% Penduduk Indonesia Berinternet 9 Jam Sehari, Tapi belum Produktif

Mohamad Farhan Zhuhri
18/2/2022 18:31
79% Penduduk Indonesia Berinternet 9 Jam Sehari, Tapi belum Produktif
Transformasi digital menjadi salah satu dari 3 isu presidensi G20 oleh Indonesia. (AFP/MAST IRHAM )

TRANSFORMASI digital menjadi salah satu dari 3 isu presidensi G20 oleh Indonesia. 

Kemajuan teknologi digital menjadi salah satu kesempatan baik memajukan perekonomian digital. Namun kesiapan dari sumber daya manusia, khususnya dalam hal liberasi digital perlu ditingkatkan dan menjadi perhatian khusus.

Chair Digitial Economy Working Group G20 2022, Mira Tayyiba mengatakan saat in bukan hanya bisa memastikan konektivitas digital yang inklusif, melainkan kemampuan penggunaan teknologi yang beretika bisa menghasilkan nilai tambah yang positif.

“Kita sudah memiliki hal tersebut (konektivitas), tinggal bagaimana menggunakan teknologi digital ini untuk nilai tambah dan lebih produktif,” ujarnya dalam Digitial Economy Working Group - Sofa Talk melalui kanal Zoom, Jumat (18/2).

Pasalnya, menurut data yang dipaparkan, lebih dari 200 juta atau 74% penduduk Indonesia menggunakan internet dan menghabiskan 9 jam dengan berinternet.

“Untuk kita menghasilkan hal yang tidak produktif rasanya sayang sekali,” imbuhnya.

Baca juga: Kemitraan Indonesia-OECD Bantu prioritas Presidensi G20

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi mengatakan, saat ini banyak yang perlu dibenahi, salah satunya menganei indeks literasi digital di Indonesia yang hanya mencapai 3,49 skor.

“Ini butuh peningkatan literasi digital di Indonesia, demikian pula dengan kecakapan digital yang kita ketahui banyak sekali peningkatan,” ujarnya.

Menurutnya, ada 4 poin khusus yang perlu diperbaiki sebagai sebuah ekosistem level nasional dan global. Pertama, digital culture yakni bagaimana membudayakan ruang digital menjadi ruang interaksi seperti ruang fisik yang bisa digunakan untuk saling menghormati satu sama lain.

“Kedua, adalah digital ethic, etika di ruang digital perlu ditingkatkan, seperti halnya di ruang fisik kita harus bertutur sopan dan menghormati,” jelas Dedy

Ketiga, digital safety menjadi penting untuk bisa menjaga kerahasiaan dokumen dan privasi kita di ruang digital, dengan mengubah password secara berkala di sosial media. Hal tersebut menjadi kebiasaan baik dalam penggunaan ruang digital.

“Keempat ialah digital skill, bagaimana kita manfaatkan kecakapan baru di ruang digital kita untuk menciptakan sesuatu yang produktif, kita bisa manfaatkan untuk sesuatu yang sangat produktif,” ujar Co-Chair Digitial Economy Working Group G20 tersebut.

Lanjut Dedy, saat ini kecakapan yang paling dibutuhkan dunia di masa depan yakni bisa mengkawinkan hardskill dan softskill secara bersamaan. Soft skill di sini, kata Dedy, di antaranya kompleksitas pemecahan masalah, pemikirin yang kritis, kreativitas dan kecakapan komunikasi.

“Akan ada 85 juta perkerjaan yang akan hilang, dan di saaat bersamaan akan ada 97 juta yang akan datang. Ini perlu di rembug bersama, tidak hanya stakeholder nasional kita tetapi juga bersama negara lain, ini waktunya Indonesia untuk memimpin setidaknya mencari solusi yang tepat untuk mendorong sumber daya manusia lebih adaptif dan agile menyongsong era baru,” pungkasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya