Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Kuota Haji Indonesia akan Dipotong 50% Muncul Kerumitan Baru

M. Iqbal Al Machmudi
11/2/2022 11:40
Kuota Haji Indonesia akan Dipotong 50% Muncul Kerumitan Baru
JAMAAH HAJI: Pemerintah Arab Saudi berencana memotong jemaah haji asal Indonesia pada 2022 dengan alasan masa pandemi yang belum berakhir.(ANTARA/ Prasetyo Utomo)

DUA tahun berturut-turut ibadah haji tertunda dan tahun ini rencananya ibadah haji dibuka kembali. Namun, Pemerintah Arab Saudi dikabarkan hanya memberi setengah kuota jamaah haji bagi Indonesia. Di sinilah akan muncul kerumitan baru.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang menjelaskan pihaknya sudah membentuk Panja Haji untuk kembali menelusuri persoalan haji di masa pandemi ini karena antrean haji semakin panjang. Apalagi, kuota yang diperkenankan berhaji tahun ini hanya setengahnya dari 220 ribu kuota yang dimiliki Indonesia.

"Komisi VIII sudah membentuk Panja Pemberangkatan Ibadah Haji. Dua tahun berturut-turut tidak ada ibadah haji. Antrean jadi semakin panjang. Jemaah kita semakin resah karena jemaah kita rata-rata umurnya sudah tua. Kalau ditunda setahun lagi, apakah masih hidup," kata Marwan dalam keterangannya, Jumat (11/2).

Andaikan nanti Pemerintah Arab Saudi memberi kuota jamaah Indonesia setengahnya dari 220 ribu menjadi hanya 100 ribu saja, maka akan muncul kerumitan baru, siapa yang akan dipastikan berangkat. Lobi dengan Pemerintah Arab Saudi jadi keniscayaan untuk dilakukan Pemerintah Indonesia dan DPR. Harapannya, kuota tidak dikurangi.

Bila kuota didasarkan pada presentasi wilayah, bisa jadi ada provinsi yang tidak kebagian jatah haji. Untuk itu Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohaj) harus diperbaiki.

Namun lanjut legislator dapil Sumatera Utara II itu, pelaksanaan ibadah haji di masa pandemi ini akan dikenai biaya tambahan berupa PCR tujuh kali dan karantina sebelum masuk Mekkah dan Madinah. "Kami sudah menghitung akan ada penambahan ongkos haji yang selama ini tidak pernah kita lakukan. Misalnya, PCR ada tujuh kali, karantina sebelum sampai Madinah dan Mekkah. Semua itu menimbulkan tambahan biaya. Kami tidak ingin terlalu tinggi tambahan yang harus dibayarkan jemaah," pungkasnya. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya