Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kemenkes Pastikan Pengantaran Obat untuk Pasien Isoman Lebih Cepat, Bisa 1x24 Jam 

M. Iqbal Al Machmudi
10/2/2022 19:07
Kemenkes Pastikan Pengantaran Obat untuk Pasien Isoman Lebih Cepat, Bisa 1x24 Jam 
Petugas menyemprotkan disinfektan di rumah yang dijadikan area isolasi mandiri di Bandung, Jawa Barat(Antara/Raisan Al Farisi)

DIREKTUR Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir mengatakan, pengantaran paket obat isolasi mandiri (isoman) bisa dilakukan dalam waktu 1x24 jam. 

"Sekarang ini hampir 90-95% itu bisa berikan obatnya antar dalam waktu 1x24 jam. Alhamdulillah sekarang ada perbaikan-perbaikan kita kerja sama dengan teman-teman dari SiCepat yang mengantarkan ke rumah masing-masing," kata Abdul dalam konferensi pers daring Update Perkembangan Covid-19 Kemenkes, Kamis (10/2). 

Dirinya mengakui sebelumnya terjadi kendala dalam pengantaran obat, namun kini pihaknya sudah bekerja sama dengan SiCepat sehingga masalah teratasi dan pengantaran obat isoman bisa dilakukan cepat. 

"Memang 1 minggu yang lalu sampai 4-5 hari yang lalu itu ada kendala oleh karena memang masih ada keterlambatan pengiriman paketnya," ucapnya. 

Baca juga : Cegah Terpapar Covid-19, Klinik Progam Bayi Tabung Terapkan Prokes Ketat

Kemenkes juga bekerja sama dengan apotek Kimia Farma untuk penyediaan obat sehingga lebih menjangkau masyarakat. 

Diketahui dalam beberapa waktu terakhir terjadi peningkatan kasus harian Covid-19, per 10 Februari saja mencapai 40.618 kasus baru. namun itu  diprediksi belum mencapai puncak kasus, dalam beberapa pekan akan terlihat lonjakan kasus yang jauh lebih besar. 

Meskipun peningkatan kasus begitu tinggi dibandingkan varian delta, dengan gejala yang lebih ringan, masyarakat diimbau jangan sampai lengah dan diharapkan tetap waspada karena omikron akan sangat berbahaya pada pasien yang memiliki komorbid, lansia, serta anak-anak. 

"Meskipun gejalanya ringan tapi itu bisa berbahaya pada orang-orang, termasuk juga orang-orang yang kebetulan mempunyai penyakit penyerta atau komorbid, orang tua, dan anak-anak," pungka Abdul Kadir. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya