Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mempersilakan masyarakat melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) ulang bila ragu hasilnya akurat. Kebijakan itu untuk merespons polemik hasil tes covid-19 yang berbeda.
“Kami mengizinkan kalau ada yang dites positif boleh lakukan tes pembanding,” kata Budi dalam telekonferensi di Jakarta, hari ini.
Meski begitu, Budi menegaskan biaya tes pembanding tidak ditanggung pemerintah. Masyarakat harus membayar secara mandiri.
Baca juga: Luhut: Jabodetabek, DIY, Bandung, Bali Bestatus PPKM Level 3
“Kalau ada tiga hasil dan dua hasilnya negatif, artinya negatif. Kalau dua dari tiga hasil positif, dia positif,” papar dia.
Budi menyebut tidak ada tes PCR di dunia yang 100 persen sempurna. Akurasi tes PCR berkisar antara 95 hingga 99 persen.
“Kalau kita tes 500 ribu orang, ada satu persen atau lima ribu yang bisa false,” jelas mantan Wakil Menteri BUMN itu.(OL-4)
Menkes Budi Gunadi Sadikin tes antigen mandiri (self testing) dinilai lebih banyak false negatif atau tidak akurat. Seseorang bisa dapat hasil negatif padahal sedang positif covid-19.
KEMENTERIAN Kesehatan melaporkan per 14 Desember 2023 kasus baru covid-19 bertambah 359 kasus meningkat 13% dibandingkan kemarin sehingga saat ini ada 1.499 kasus aktif covid-19.
Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) diminta untuk melakukan PCR terlebih dahulu untuk mendeteksi virus korona varian teranyar, yani EG.1 dan EG.5.
DINAS Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mempersiapkan sarana dan prasarana Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk melakukan pemeriksaan PCR kasus cacar monyet (Mpox).
Pemerintah Kota Semarang juga akan melakukan tes polymerase chain reaction (PCR).
PENYAKIT yang ditetapkan menjadi pandemi memiliki sedikitnya 3 syarat dan cacar monyet tidak memilikinya.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melontarkan kecaman keras atas insiden kekerasan yang menimpa dr. Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, di RSUD Sekayu
Menkes minta RS Maranatha terus melakukan inovasi. Rumah sakit ini harus berkembang, untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat,"
Setiap siswa akan menjalani sejumlah pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi, dan darah. Untuk siswa SD ada 13 item pemeriksaan, SMP 15, dan SMA 15 yang dicek.
MENTERI Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa saat ini terdapat gap dokter spesialis sebesar 70 ribu orang selama 10 tahun ke depan.
Padahal, peran dan posisi molegium dalam sistem pendidikan kedokteran sangat krusial dan menyangkut langsung mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti membenarkan bahwa pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) siswa di lingkungan sekolah akan dimulai pada Agustus 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved