Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
REKTOR Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengungkapkan bahwa pendidikan Indonesia ke depan harus bisa menyentu kelompok masyarakat yang tidak beruntung. Kelompok tersebut menurutnya adalah siswa tamatan SMA atau anak yang secara prestasi rendah dan juga latar belakang ekonominya tidak menengah ke bawah.
"Pendidikan ke depan menurut saya harus menyentuh orang-orang seperti itu, agar pemerataan pendidikan dan akses pendidikan semakin merata," ujarnya dalam acara MGN Summit 2022: Our Next Generation Menuju Indonesia Emas, Jumat (28/1).
Dia mengatakan bahwa selama ini yang diperhatikan adalah bibit-bibit unggul. Kampus fokus untuk menyeleksi bibit unggul baik perguruan tinggi (PT) negeri maupun swasta.
Bagi anak berprestasi dan secara ekonominya mampu tentu akses mendapatkan pendidikan yang layak bukan suatu persolan. Bagi anak berprestasi tetapi ekonominya tidak mampu masih ada program-program bantuan seperti KIP Kuliah. Sementara bagi anak yang tidak berprestasi dan secara ekonomi mampu tentu saja masih bisa membayar untuk kuliah dimana pun.
Baca juga: Pemerintah Minta Kurangi Mobilitas untuk Tekan Risiko Penularan Covid-19
"Tapi ada juga lulusan SMA yang secara ekonomi itu adalah dari masyarakat menengah ke bawah kemudian prestasi akademik juga rendah. Itu adalah orang-orang yang tidak beruntung," imbuhnya.
"Ini perlu pemerintah dan kita semua mulai memperhatikan segmen masyarakat yang tidak beruntung ini. Sudah akademik relatif rendah ekonomi juga rendah. Tidak bisa ke mana-mana, akses juga terbatas. Itulah potensi pengganguran sebenarnya," terang Arif.
Lebih lanjut, Arif menekankan bahwa persoalan tersebut merupakan tanggung jawab bersama. Baik pemerintah, masyarakat, yayasan, ormas dan semua elemen harus bergandengan menuntaskan masalah tersebut.
"Kalau itu bisa terselesaikan, saya kira bonus demografi ini bisa terkonsolidasi dengan baik dan semua jadi kuat dan akhirnya jadi kekuatan bangsa kita," tandasnya.(OL-4)
Bagi penduduk lokal, kebutuhan berburu satwa liar umumnya didorong oleh alasan ekonomi yang mendesak.
Job fair kerap kali hanya menjadi tempat menampung surplus pencari kerja daripada benar-benar menjawab kekurangan tenaga kerja di industri.
Sistem Smart Classroom yang diimplementasikan IPB University bekerja sama dengan Huawei dan U-Learning, telah melalui uji coba terbatas dan menunjukkan hasil yang luar biasa.
Tanaman cabai petani di Kulon Progo kini telah panen empat kali, dengan total rata-rata 224 gram per pohon—jauh melampaui angka biasa yang hanya sekitar 153 gram per pohon.
Mungkin Anda pernah melihat ada nyamuk yang hanya mengincar orang tertentu. Misalnya dalam satu ruangan, ada orang yang diserang habis-habisan oleh nyamuk, sedangkan yang lain tidak.
OJK mendorong adanya pembagian beban atau cost sharing antara perusahaan asuransi dengan peserta melalui skema copayment.
“Ini wake up call kondisi darurat seluruh negara untuk mengurangi ketergantungan energi fosil dan beralih ke energi baru dan terbarukan (EBT)," kata CEO MGN Muhammad Mirdal Akib
Digitalisasi membuat sistem KYC fisik berubah menjadi KYC digital. Nasabah tidak perlu lagi mengunjungi cabang untuk pembukaan rekening.
Billy menuturkan, kedua pihak harus saling percaya. Antara pemerintah dan anak muda tidak ada sekat yang menghambat kolaborasi dan kerrja sama. Mindset seperti itulah yang harus dibangun.
"Kita harus hyper focus terhadap murid. Itu tujuan kita bersama dalam proses pendidikan," ujarnya dalam MGN Summit 2022: Our Next Generation Menuju Indonesia Emas,
Yang dialami Indonesia hari ini sama persis denga yang dialami Jepang pada 1948. Negara Sakura itu mengalami bonus demografi dan berhasil memanfaatkannya dengan baik.
Surat yang diberi judul 'Impian Indonesia 2015-2085' berisikan berbagai harapan dari Presiden Jokowi untuk Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved