Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Rektor IPB: Pendidikan Harus Menyentuh Kelompok Tidak Beruntung

Faustinus Nua
28/1/2022 17:19
Rektor IPB: Pendidikan Harus Menyentuh Kelompok Tidak Beruntung
Rektor IPB University Arif Satria(DOk.IPB University)

REKTOR Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengungkapkan bahwa pendidikan Indonesia ke depan harus bisa menyentu kelompok masyarakat yang tidak beruntung. Kelompok tersebut menurutnya adalah siswa tamatan SMA atau anak yang secara prestasi rendah dan juga latar belakang ekonominya tidak menengah ke bawah.

"Pendidikan ke depan menurut saya harus menyentuh orang-orang seperti itu, agar pemerataan pendidikan dan akses pendidikan semakin merata," ujarnya dalam acara MGN Summit 2022: Our Next Generation Menuju Indonesia Emas, Jumat (28/1).

Dia mengatakan bahwa selama ini yang diperhatikan adalah bibit-bibit unggul. Kampus fokus untuk menyeleksi bibit unggul baik perguruan tinggi (PT) negeri maupun swasta.

Bagi anak berprestasi dan secara ekonominya mampu tentu akses mendapatkan pendidikan yang layak bukan suatu persolan. Bagi anak berprestasi tetapi ekonominya tidak mampu masih ada program-program bantuan seperti KIP Kuliah. Sementara bagi anak yang tidak berprestasi dan secara ekonomi mampu tentu saja masih bisa membayar untuk kuliah dimana pun.

Baca juga: Pemerintah Minta Kurangi Mobilitas untuk Tekan Risiko Penularan Covid-19

"Tapi ada juga lulusan SMA yang secara ekonomi itu adalah dari masyarakat menengah ke bawah kemudian prestasi akademik juga rendah. Itu adalah orang-orang yang tidak beruntung," imbuhnya.

"Ini perlu pemerintah dan kita semua mulai memperhatikan segmen masyarakat yang tidak beruntung ini. Sudah akademik relatif rendah ekonomi juga rendah. Tidak bisa ke mana-mana, akses juga terbatas. Itulah potensi pengganguran sebenarnya," terang Arif.

Lebih lanjut, Arif menekankan bahwa persoalan tersebut merupakan tanggung jawab bersama. Baik pemerintah, masyarakat, yayasan, ormas dan semua elemen harus bergandengan menuntaskan masalah tersebut.

"Kalau itu bisa terselesaikan, saya kira bonus demografi ini bisa terkonsolidasi dengan baik dan semua jadi kuat dan akhirnya jadi kekuatan bangsa kita," tandasnya.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya