Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Kepala BKF: RI harus kejar vaksinasi 70% untuk Waspadai Omikron

Mediaindonesia.com
25/1/2022 17:54
Kepala BKF: RI harus kejar vaksinasi 70% untuk Waspadai Omikron
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta.(ANTARA/GALIH PRADIPTA )

KEPALA Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menegaskan Indonesia harus segera mengejar target vaksinasi covid-19 sebesar 70% agar lebih siap dan mewaspadai potensi gelombang varian Omikron.

"Vaksinasi kita sudah cukup tinggi tapi kita perlu mengejar segera pencapaian vaksinasi dua suntikan itu di 70% mudah-mudahan di beberapa bulan ke depan," katanya dalam RDP bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa (25/1), seperti dilansir Antara.

Hingga 24 Januari 2021, jumlah orang yang sudah divaksinasi dosis pertama sebanyak 181,65 juta atau 87,22% sedangkan dosis kedua sebanyak 124,63 juta atau 59,85%.

Kemudian untuk dosis ketiga atau booster bagi tenaga kesehatan telah mencapai 1,36 juta atau 93% dari target 1,46 juta orang.

Baca juga: LLDikti Wilayah III Jakarta dan Universitas Gunadarma Gelar Vaksinasi Booster

Pemerintah menetapkan sasaran vaksinasi dua dosis untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity yakni 208,26 juta orang.

Untuk capaian vaksinasi lengkap di berbagai wilayah dunia antara lain adalah Amerika Serikat (AS) 62,98% dari populasi, Asia 59,69%, Afrika 10,12%, dan Uni Eropa 70,6%.

Menurut Febrio, varian Omikron yang kasusnya semakin meningkat merupakan satu risiko baru yang harus dihadapi masyarakat Indonesia maupun dunia.

Meski demikian, Febrio meyakini penanganan pandemi di Indonesia lebih baik daripada negara lain yakni dengan total kasus 4,28 juta sedangkan Prancis 16 juta, Inggris 15 juta, Rusia 11 juta dan Turki 10,9 juta.

"Kita menghadapi satu risiko yang baru yaitu Omicron walaupun perbandingan secara global, kita menghadapi pandemi lebih efektif dibanding banyak negara," ujarnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya