Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan sejumlah rekomendasi terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah. Dikatakan Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso bahwa untuk membuka pembelajaran tatap muka, 100% guru dan petugas harus sudah mendapatkan vaksinasi covid-19.
"Anak yang dapat masuk sekolah adalah anak yang sudah diimunisasi covid-19 lengkap dua kali tanpa komorbid," kata Piprim dalam keterangan resmi, Senin (3/1).
Selain itu, IDAI juga merekomendasikan agar sekolah tetap harus patuh pada protokol kesehatan, terutama fokus pada penggunaan masker wajib untuk semua orang yang ada di lingkungan sekolah, ketersediaan fasilitas cuci tangan, menjaga jarak, tidak makan bersama, memastikan sirkulasi udara terjaga, mengaktifkan sistem penapisan aktif perhari untuk anak, guru dan petugas.
Baca juga: Ini Rekomendasi Baru IDAI terkait PTM di Tengah Hadirnya Covid-19 Varian Omikron
Untuk anak usia 12-18 tahun, Piprim mengungkapkan, pembelajaran tatap muka dapat dilakukan 100% apabila tidak ada peningkatan kasus covid-19 dan tidak ada transmisi lokal omikron di daerah tersebut.
"Selain itu, positivity rate di bawah 8%," ucapnya.
Sementara itu, untuk kategori anak usia 6-11 tahun, pembelajaran tatap muka dapat dilakukan dengan metode hybrid, yakni 50% luring dan 50% daring.
"Sekolah dan pemerintah harus memberikan kebebasan kepada orang tua dan keluarga untuk memilih pembelajaran tatap muka atau daring. Tidak boleh ada paksaan," tegas Piprim.
Untuk anak dengan komorbid, Piprim merekomendasikan agar dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Komorbiditas anak meliputi penyakit seperti keganasan, diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, penyakit autoimun, penyakit paru kronis, obesitas, hipertensi dan lainnya.
"Selain itu, anak juga harus segera melengkapi imunisasi rutin. Anak dianggap sudah mendapatkan perlindungan dari imunisasi covid-19 jika sudah mendapatkan dua dosis lengkap dan proteksi dinyatakan cukup setelah dua minggu pascapenyuntikan imunisasi terakhir," pungkas dia. (OL-1)
Campak lebih menular empat hingga lima kali lipat dibanding covid-19. Karenanya, cakupan imunisasi harus amat tinggi supada ada herd imunity.
Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso menegaskan bahwa KLB ini menjadi bukti adanya penurunan cakupan imunisasi yang signifikan di masyarakat.
ANGGOTA Satgas Remaja IDAI memaparkan alasan remaja seringkali melakukan sesuatu tanpa memikirkan konsekuensi atau dampak setelahnya, yang kerap disebut dengan istilah kenakalan remaja.
Mitos seputar pemberian MPASI itu mulai dari pemberian madu untuk anak yang baru lahir, hingga larangan pemberian MPASI bertekstur hingga anak tumbuh gigi.
orangtua boleh menggunakan kaldu instan dalam MPASI. Tetapi ia menekankan pentingya batas penggunaan yang disesuaikan dengan umur anak.
Program pemeriksaan kesehatan gratis sebaiknya menjangkau anak usia sekolah yang bersekolah maupun tidak bersekolah di wilayah perkotaan sampai daerah terpencil.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved