Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pemerintah Siagakan Lebih dari 1.000 RS Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Omikron 

Mediaindonesia.com
02/1/2022 20:47
Pemerintah Siagakan Lebih dari 1.000 RS Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Omikron 
Tenaga kesehatan menyiapkan ruang ICU perawatan pasien Covid-19 di RSUD Pirngadi Medan, Sumatera Utara(Antara/Fransisco Carolio)

TENAGA Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo menegaskan, pemerintah siap menghadapi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. 

Dia mengungkapkan, saat ini pemerintah sudah menyiagakan 1.011 rumah sakit dan 82.168 tempat tidur untuk pasien Covid-19. 

"Kesiapsiagaan pelayanan kesehatan dilakukan karena pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia diperkirakan semakin banyak," ujar Abraham usai memantau perkembangan kondisi pasien Covid-19 varian Omikron di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso. 

Abraham memastikan kesiapan logistik berupa APD dan obat-obatan cukup untuk tiga bulan ke depan. 

Saat ini, kata Abraham, sejumlah rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19 varian Omikron mulai melakukan pengetatan untuk pasien umum. Hal ini dilakukan sebagai persiapan jika ada gelombang Omikron. 

Baca juga : Presiden Resmi Perpanjang Status Pandemi Covid-19 di Indonesia 

"Seperti di RSPI, mereka nantinya bisa mengonversi tempat tidur untuk pasien Covid-19," ujar Abraham. 

Sementara itu, sebanyak 24 pasien Covid-19 varian Omicron yang saat ini dirawat di RSPI Sulianti Saroso kondisinya terus membaik, dan tidak ada yang perlu mendapatkan perawatan intensif. 

Rosa Marliana, dokter spesialis paru di RSPI Sulianti Saroso mengatakan seluruh pasien Omikron umumnya berusia muda dan tidak memiliki komorbid.
Pasien terdeteksi memiliki Omikron bukan karena gejala namun karena ingin melakukan perjalanan jauh. 

“Saya berharap pemerintah jangan terburu-buru kendurkan pembatasan. Pasien pada awal-awal adanya varian baru cenderung tidak berat karena mayoritas adalah berusia muda serta sebenarnya orang sehat sehingga dia mau melakukan perjalanan jauh. Situasi mulai sulit ketika penularan sudah menyebar ke kelompok lansia dan komorbid,” tutur Rosa Marliana. (Ant/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya