Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
IMBAUAN Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Salatiga kepada masyarakat untuk mengenakan busana yang sopan menuai pro dan kontra di ruang publik. Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto menyatakan, imbauan itu benar adanya.
“LPAI mengapresiasi Tim Penggerak PKK Kota Salatiga yang telah mengingatkan keluarga tentang pentingnya anak-anak untuk berbusana secara baik. Bagi LPAI, upaya sekecil apa pun yang dilakukan dengan setulus hati untuk melindungi anak-anak, keluarga, dan masyarakat Indonesia adalah patut didukung dan dikampanyekan secara lebih luas lagi. Kejahatan seksual adalah akibat dari faktor majemuk,” kata Seto dalam keterangan resmi.
Ia mengungkapkan, semua faktor patut dikelola dengan sebaik-baiknya untuk menekan risiko terjadinya viktimisasi seksual terhadap keluarga khususnya anak-anak. Dalam konteks inilah, kata dia, LPAI melihat Tim Penggerak PKK Kota Salatiga telah mengeluarkan imbauan terkait salah satu faktor terjadinya kejahatan seksual, yakni cara berbusana.
“Banyak penelitian empiris yang menghasilkan simpulan bahwa busana memang dijadikan sebagai cara untuk mengomunikasikan hasrat seksual sekaligus menarik perhatian seksual dari lawan jenis,” imbuh dia.
Seto melanjutkan, orang dengan gaya berbusana yang provokatif juga dipandang lebih berisiko mengalami pelecehan seksual dan memprovokasi terjadinya pelecehan seksual. Penilaian tersebut ternyata datang tidak hanya dari satu jenis kelamin saja, melainkan bisa dari perempuan dan lelaki. Juga banyak studi lainnya yang berkesimpulan serupa.
Seto mengakui, tentu gaya busana apapun tidak dapat dijadikan sebagai pembenaran bagi siapa pun untuk melakukan kejahatan seksual. Namun bertitik tolak dari sekian banyak riset yang relevan, sungguh realistis apabila masyarakat sama sekali tidak dapat mengabaikan gaya berpakaian sebagai salah satu faktor risiko. “Dan pada sisi inilah imbauan Tim Penggerak PKK Kota Salatiga menemukan nilai strategisnya,” lanjut dia.
Imbauan Tim Penggerak PKK Kota Salatiga, dalam tafsiran LPAI, juga mengandung nilai luhur yang melampaui dimensi preemtif (preemptive) terhadap kejahatan seksual semata.
“ Membaca imbauan tersebut secara utuh, kami melihatnya sebagai ajakan kepada keluarga untuk selalu menghayati nilai-nilai kehidupan mereka sebagai bagian dari bangsa yang relijius dan beradab. Keduanya merupakan cerminan hidup sebagai manusia yang Pancasilais,” bebernya.
Untuk itu, ia mengungkapkan, LPAI menyemangati Tim Penggerak PKK di seluruh Indonesia untuk mengeluarkan imbauan-imbauan bijak yang berlandaskan pada nilai-nilai kearifan dan berbasis kajian ilmiah.
“LPAI optimistis, jika tidak hanya Tim Penggerak PKK Kota Salatiga, tapi juga Tim Penggerak PKK di seluruh penjuru Tanah Air juga memproduksi imbauan-imbauan konstruktif dan multidimensi, anak-anak dan keluarga Indonesia akan semakin terlindungi dari risiko mengalami viktimisasi seksual,” pungkasnya. (H-2)
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukan pencegahan terhadap terjadinya tindak kekerasan kepada anak secara berulang atau reviktimasi.
Hampir setengah anak di Indonesia mengalami kekerasan. Temukan fakta penting tentang perlindungan anak dan langkah untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka.
POLISI masih menelusuri keberadaan orangtua anak berusia 7 tahun berinisial MK, yang ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di Pasar Kebayoran Lama beberapa waktu lalu.
Berikut fakta-fakta kondisi terkini MK, anak perempuan 7 Tahun yang diduga dianiaya dan dibuang ayahnya di Pasar Kebayoran Lama, Jaksel
KPAI berkoordinasi dengan Tim Subdit Anak Direktorat PPA dan PPO Bareskrim Polri terkait anak yang ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Dari gerak-geriknya, sang satpam melihat pria itu menaruh anaknya di lantai beralaskan kardus.
KOMISI Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengutuk keras orangtua atau pelaku yang telah melakukan kekerasan dan menelantarkan anak di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
BAGAIMANA memastikan perlindungan warganet, terutama anak-anak, di ruang digital hingga kini masih menjadi persoalan krusial.
Ini adalah pertama kalinya di SCB ada produk dengan fitur Guaranteed Issuance Offering (GIO).
Manfaat unggulannya adalah proteksi perlindungan jiwa untuk risiko meninggal dunia, perlindungan terhadap 10 penyakit kritis mayor.
Salah satu indikator tingkat kemajuan negara juga dinilai berdasarkan bagaimana negara tersebut efektif melindungi kekayaan intelektual.
Dipaparkan bahwa kerentanan anak laki-laki yang mengalami kekerasan seksual sebesar 32% sedangkan kerentanan anak perempuan 51%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved