Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Solusi dan Inovasi Akar Rumput dalam Menciptakan Kota Berketahanan

Mediaindonesia.com
16/12/2021 21:45
Solusi dan Inovasi Akar Rumput dalam Menciptakan Kota Berketahanan
Demo day kegiatan Urban Innovation Challenge yang diselenggarakan secara hybrid, Kamis (16/12).(Ist)

RANGKAIAN kegiatan Urban Innovation Challenge, program pengembangan kapasitas untuk mengatasi masalah pembangunan yang dihadapi oleh komunitas akar rumput (grassroot) dan menjalin langkah kolektif dalam menciptakan kota berketahanan, akhirnya ditutup dengan Demo Day pada Kamis (16/11).

Program kolaborasi antara Ecoxyztem dan United Nations Development Programme (UNDP) Accelerator Labs yang telah dilaksanakan sejak Oktober 2021 ini berhasil menyaring 12 komunitas/organisasi akar rumput dari 127 aplikasi yang masuk dari berbagai kota di Indonesia yang berfokus pada 3 topik utama Urban Innovation Challenge tahun ini, yakni 'Kota Pintar' (Smart City), 'Pengelolaan Sampah', serta 'UMKM dan Digitalisasi'.

Negara-negara di dunia saat ini rentan terhadap berbagai ancaman bahaya bencana alam seperti banjir, topan, kenaikan muka air laut, dan sebagainya. Sebagai negara dengan tingkat urbanisasi tercepat di Asia (4,1% per tahun), Indonesia juga rentan akan ancaman bahaya tersebut.

Menurut lembaga Verisk Maplecroft (2021), 3 kota dengan kepadatan tertinggi di Indonesia (Jakarta, Surabaya, dan Bandung) masuk dalam daftar 10 besar kota dengan risiko dampak lingkungan (environmental risk) tertinggi di dunia, bahkan Jakarta menempati posisi teratas.

Dengan semangat gotong royong, maka aktor dan pemangku kepentingan yang berbeda-beda dapat melakukan co-creation inovasi sosial untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat perkotaan demi masa depan yang berketahanan dan berkelanjutan.

"Kota-kota di Indonesia memiliki kapasitas untuk mendorong pertumbuhan inklusif dan keberlanjutan serta menjadi alat untuk meningkatkan kohesi dan kesetaraan sosial. Urban Innovation Challenge adalah upaya kami untuk mendorong inovasi akar rumput dan memfasilitasi kolaborasi antara masyarakat dan inovator untuk lebih memajukan pembangunan perkotaan menuju pencapaian SDGs," ujar Sophie Kemkhadze, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia, dalam sambutannya, Kamis (16/12).

Adapun 11 komunitas/organisasi yang terlibat antara lain Urban Lotus, Fokkalis, Millennials Farmer (Milfa), Gotiz, CEGAS Studio, Sayur Sleman, Layar UMKM, Aliansi Kuliner Indonesia (KUL-IND), AIUEO Kreasi Energi, HAKLI, dan Blue Lens Initiative. Selama kurang lebih 1 bulan, para komunitas/organisasi telah menerima dukungan berupa workshop dan mentorship yang intensif dari para mentor dan narasumber yang memiliki latar belakang keahlian di 3 topik utama Urban Innovation Challenge yang berasal dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yayasan Kota Kita, Rame Rame Jakarta, Design Ethnography Lab. (DE:Lab), Resilience Development Initiative (RDI), Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ), Kopernik, dan Jabar Digital Service untuk memperkuat solusi inovatif yang mereka usulkan.


Baca juga: BRIN Luncurkan Inovasi Produk Limbah Kayu Ramah Lingkungan


"Inovasi-inovasi sosial yang diciptakan oleh para komunitas di Indonesia masih belum banyak dikenal masyarakat dan seringkali terabaikan. Padahal banyak sekali produk-produk yang bernilai dan mampu bersaing di pasar Indonesia. Diharapkan dengan adanya acara UIC ini, inovasi-inovasi sosial dari masyarakat dapat lebih dikenal dan dapat saling melengkapi dalam kehidupan bermasyarakat," ujar Prof Ahmad Najib Burhani, Institute of Social Sciences and Humanities (ISSH) BRIN, dalam acara Demo Day.

Pada Demo Day yang dilaksanakan secara hybrid ini telah terpilih 3 solusi terbaik yang akan mendapatkan kesempatan mengikuti program pengembangan kapasitas dan pendanaan eksperimentasi dari UNDP Accelerator Labs & Partners adalah 1) Forum Kolaborasi Komunitas Peduli Sampah (FOKKALIS), (2) Center of Geomatics Application for Sustainable Development (CEGAS) Studio, dan (3) Sayur Sleman.

Salah satu dari dari 3 solusi terpilih, 'Sayur Sleman', yang memiliki solusi program sayur online dan sedekah sayur untuk memberdayakan para petani, pedagang sayur, dan UMKM, menyatakan antusiasmenya bisa mengikuti rangkaian kegiatan Urban Innovation Challenge dan terpilih untuk mengikuti program pengembangan kapasitas dan pendanaan implementasi.

"Saya lebih banyak belajar tentang proses di sini karena kita dibimbing sejak awal dari pengumuman finalis, bootcamp, hingga Demo Day. Saya mencurahkan komitmen 100% untuk acara ini sehingga bisa lebih totalitas. Mentor-mentornya juga sangat berpengalaman dalam memberikan ilmu yang applicable untuk diterapkan di lapangan dan di masyarakat. Terimakasih kepada UNDP Accelerator Labs dan Ecoxyztem yang sudah support full kami kesebelas finalis dari awal sampai nanti implementasi program," ujar Janu Muhammad, Founder Sayur Sleman.

Tidak berhenti di sini, rangkaian kegiatan Urban Innovation Challenge hingga Demo Day menjadi wadah kolaborasi multipihak, khususnya yang bergerak di level akar rumput (grassroot) yang diharapkan akan terus berlanjut dan bertumbuh dalam menciptakan kota berketahanan.

"Kami patut bangga bisa ikut menjadi saksi dari bertumbuhnya inovasi-inovasi grassroot untuk menciptakan kota yang berketahanan. Ecoxyztem akan terus selalu terbuka untuk berkolaborasi sekaligus berkontribusi dengan semua badan baik pemerintah, non-pemerintah, startup, maupun komunitas grassroot, karena itu sudah menjadi DNA Venture Builder kami untuk mendorong pertumbuhan solusi berkelanjutan di tengah masyarakat," kata Jonathan Davy, CEO Ecoxyztem, di sela-sela acara Demo Day. (RO/S-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya