Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
DIREKTUR Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto mengatakan animo perguruan tinggi vokasi (PTV) dalam meningkatkan program D3 menjadi sarjana terapan (D4) tinggi.
“Dari hasil survei yang dilakukan, dari 151 responden sebanyak 127 PTV menyatakan berminat dan 24 menyatakan tidak berminat. Namun untuk yang tidak berminat belum didalami, apakah program studi kesehatan atau bukan,” ujar dia dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Selasa (14/12).
Untuk program studi kesehatan, lanjut dia, memang membutuhkan perlakuan khusus karena banyak hambatannya di antaranya aturan perundang-undangan. Akan tetapi beda halnya dengan program studi nonkesehatan.
Hambatan lainnya dalam peningkatan program D3 ke D4 atau sarjana terapan adalah persyaratan harus memiliki paten dan kerja sama internasional.
Baca juga : Mobilitas Sosial Adalah: Pengertian dan Contoh
“Memang untuk peraturan yang tidak mengurangi 'link and match' kita relaksaasi. Akan tetapi untuk 'link and match' tidak kita turunkan. Seperti dosen tersertifikasi maupun kerja sama industri,” jelas dia.
Selanjutnya yakni dari sisi mahasiswa. Pihak kampus harus meyakinkan mahasiswa agar mau menambah waktu selama satu tahun.
Wikan menyebut ada berbagai alasan yang disampaikan pihak mahasiswa di antaranya alasan biaya.
“Hal ini perlu dikomunikasikan yang baik. Mahasiswa harus diyakinkan lebih baik menambah waktu satu tahun, dibandingkan nanti kalau dia ingin melanjutkan ke jenjang sarjana harus menambah empat semester lagi dan biayanya justru lebih besar,” terang dia.
Dia berharap, PTV maupun mahasiswa dan masyarakat secara bersama-sama mau mendukung program peningkatan dari D3 ke jenjang sarjana terapan tersebut. Program sarjana terapan lebih memiliki daya jual baik pada industri maupun mahasiswa baru. (Ant/OL-7)
Sebuah lembaga vokasi perfilman, B Film School, berkomitmen melahirkan banyak sumber daya manusia (SDM) di bidang industri perfilman.
Dengan adanya pertumbuhan industri di Jawa Tengah, peluang kerja secara otomatis menjadi sangat banyak.
DUKUNGAN penuh peningkatan kualitas sekolah vokasi untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya menekan angka pengangguran.
Program ini diharapkan mempersiapkan mahasiswa siap kerja dan diterima oleh industri.
Perkembangan ekonomi digital nasional, khususnya di sektor jasa keuangan, perlu diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan talenta-talenta digital yang terlibat di dalamnya.
Rendahnya jumlah mahasiswa vokasi di Indonesia merupakan tantangan yang harus segera dijawab.
Laptop itu diadakan untuk menunjang pembelajaran sekolah jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA. Proyek ini menggunakan skema pembayaran APBN dan dana operasional khusus (DAK) daerah
WAKIL Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, meminta korupsi pengadaan chromebook di Kemendikbudristek diusut tuntas.
Beasiswa Unggulan 2025 adalah program bantuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
Kemendikbudristek sudah terlanjur menganggarkan Rp3,58 triliun untuk proyek TIK ini. Lalu, ada juga pengadaan DAK senilai Rp6,3 triliun.
Dukungan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sangat penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.
Selama 10 tahun terakhir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mengalami tren peningkatan dari 68,90 pada tahun 2014 menjadi 73,55
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved