Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Peringatan Dini membangun sistem terintegrasi dengan melibatkan masyarakat untuk memperkuat rantai sistem peringatan dini. Bersama dengan BPBD Ngawi melakukan gelar Geladi Simulasi Early Warning System (EWS) banjir di Kantor Desa Simo, Kecamatan Kwadungan, Ngawi.
Rangkaian Kegiatan ini telah dilaksanakan dari bulan Oktober - Desember 2021. Diawali dari kegiatan Sosialisasi, Workshop, Finalisasi hingga Geladi Simulasi EWS Banjir.
Kabupaten Ngawi merupakan salah satu dari tujuh kabupaten/kota yang mendapatkan stimulan penguatan sistem peringatan dini banjir. Pemilihan lokasi ini, mengingat ada sejumlah titik wilayah yang rawan dan berisiko banjir.
Baca juga: Kemen PPPA: Berdayakan Ekonomi Awal Solusi Isu Prioritas Perempuan
Baca juga: Awas Hoaks: Pemerintah Paksakan Booster Vaksin Covid-19 kepada Publik
"BNPB telah melakukan Forum Group Discussion (FGD) dengan BNPB Provinsi dan Kabupaten/Kota, dalam menentukan daerah yang memiliki risiko tinggi banjir di aliran Bengawan Solo sekaligus memerlukan peringatan dini," ujar Direktur Peringatan Dini, Afrial Rosya dalam keterangannya Kamis (9/12).
Afrial menambahkan, BNPB merupakan bagian dalam penguatan kontribusi pengurangan resiko bencana, dengan memberikan support berupa peralatan EWS atau sistem peringatan dini.
Dalam pengoperasiannya, diperlukan sinergi dan komunikasi antar komponen struktural serta kultural yang melibatkan masyarakat. Diharapkan EWS ini bisa digunakan sebaik mungkin dan juga dapat digunakan untuk keperluan sosial masyarakat.
"Semoga alat ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin, termasuk untuk kepentingan sosial ekonomi masyarakat setempat," jelas Afrial.
Sementara itu, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono memberikan apresiasinya untuk BNPB yang telah memberikan dukungan untuk penguatan sistem peringatan dini bencana di Kabupaten Ngawi. Adapun sistem EWS ini bisa dimanfaatkan secara optimal dan dipelihara sebaik mungkin, juga pentingnya komitmen melibatkan masyarakat untuk tanggap bencana hingga tingkat desa.
"Jadi sosialisasi manfaat EWS, itu mempermudah dalam mitigasi bencana, sehingga percepatan penanggulangan terkait evakuasi dan seterusnya itu bisa dilaksanakan dengan baik," pungkas Ony. (H-3)
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penyebaran informasi kebencanaan melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk operator seluler dan televisi.
Selain gempa dan tsunami, layanan distribusi informasi peringatan dini berbasis televisi digital tersebut juga memungkinkan untuk bencana, seperti kebakaran hutan, aktivitas vulkanik.
ADANYA potensi gempa dan tsunami megathrust membuat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diminta agar merawat sistem peringatan dini di daerah.
Power supply menjadi hal yang paling mendasar dan esensial yang harus diperkuat pemerintah untuk membuat sistem SNPDK dapat berjalan efektif.
Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Adrin Tohari mengatakan pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur berupa power supply guna memaksimalkan pemberian informasi kebencanaan.
Pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana perlu ditingkatkan
Pemprov Riau mendapatkan bantuan berupa satu unit helikopter water bombing untuk membantu pemadaman Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.
BNPB menyebut wilayah Indonesia masih akan dipengaruhi oleh dinamika atmosfer. Kondisi itu membuat ancaman bencana hidrometeorologi juga masih akan mengintai.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
Sebagai bentuk respons, BPBD Kabupaten Demak bersama sejumlah pihak melakukan penanganan darurat, termasuk penutupan tanggul, pompanisasi di titik kritis.
Lokasi banjir antara lain di Kecamatan Tellulimpoe, Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sedangkan data korban terdampak berjumlah 60 kepala keluarga atau 271 jiwa.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau telah membakar sekitar 96 ha sejak awal tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved