BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memantau pertumbuhan Siklon Tropis Nyatoh di Belahan Bumi Utara (BBU) dan dua Bibit Siklon Tropis lainnya yang terbentuk dekat ke sekitar wilayah Indonesia di utara dan selatan melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC).
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan, siklon topis nyatoh terbentuk di sekitar Samudra Pasifik Barat sebelah utara Papua, tepatnya di posisi 13.0°LU, 139.8°BT (sekitar 1630 km sebelah utara timur laut Biak).
Baca juga: La Nina Dapat Sebabkan Hujan Ekstrem di Atas 100 mm/Hari
Dalam 24 jam ke depan, kata dia keberadaan Siklon Tropis Nyatoh, Bibit Siklon Tropis 94W dan 92S dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia. Pertama, potensi hujan intensitas sedang-lebat di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat.
"Tinggi gelombang 1.25 - 2.5 meter : di Perairan Kep. Anambas dan Natuna, perairan barat Bengkulu, Perairan selatan Banten, Samudera Hindia selatan Jawa Barat, Perairan Kep. Sangihe, Laut Maluku bagian Selatan, Perairan Bitung, Laut Halmahera, dan Perairan utara Papua Barat hingga Papua," beber dia.
Selain itu, tinggi gelombang 2.5 - 4.0 meter di Laut Natuna Utara, Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia Barat Bengkulu, Perairan timur P. Enggano, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat, Teluk Lampung bagian selatan, Perairan Kep. Talaud, Laut Maluku bagian Utara, Perairan utara Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua. Selain itu, tinggi gelombang 4.0 - 6.0 meter Samudra Hindia barat Lampung.
Ia menyatakan, BMKG melalui Jakarta TCWC terus melakukan pemantauan perkembangan Siklon Tropis dan aktivitas dinamika atmosfer lainnya beserta potensi dampak cuaca ekstremnya. Terkait dengan potensi cuaca ekstrem tersebut, masyarakat diimbau untuk menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak.
"Menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya dan mewaspadai potensi dampak seperti banjir/bandang/banjir pesisir, tanah longsor terutama di daerah yang rentan," imbaunya.
Sebagai informasis, Badai Tropis Nyatoh terbentuk pada 30 November pukul 07:00 WIB, angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 35 knot (65 km/jam) dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1000 hPa dengan pergerakan sistemnya ke arah barat-barat laut menjauhi wilayah Indonesia.
"Dalam 48 jam ke depan Badai Tropis Nyatoh masih konsisten meningkat perkembangannya dengan pergerakan semakin menjauhi wilayah Indonesia," kata Guswanto.
Sementara itu Bibit Siklon Tropis 94W yang diidentifikasi sejak tanggal 29 November 2021 saat ini sudah berada di sekitar Teluk Thailand, tepatnya berada di 9.3°LU, 101.0°BT.
Berdasarkan analisa 30 November, angin maksimum di sekitar Bibit Badai Tropis 94W mencapai 20 knot (37 km/jam) dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1005 hPa.
Bibit Badai Tropis 94W bergerak ke arah barat dan menjauhi wilayah Indonesia. Dalam 24 jam kedepan masih berada pada kategori menengah untuk menjadi sistem Siklon Tropis.
Bibit Siklon Tropis lainnya mulai terbentuk hari ini di sekitar Samudra Hindia barat daya Lampung, yaitu Bibit Siklon Tropis 92S, tepatnya di posisi 7.0 LS, 102.5 BT dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1009 hPa dan kecepatan angin maksimum di sekitar pusatnya mencapai 20 knot (37 km/jam).
Sistem Bibit Siklon 92S bergerak ke arah tenggara-selatan. Suatu kriteria bahwa Bibit Siklon dapat dikatakan meningkat menjadi Siklon Tropis adalah apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot (65 km/jam). (Ata/A-1)