Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Antisipasi Topan Wipha: Thailand Aktifkan Ruang Perang, Vietnam Mobilisasi Respons Darurat

Haufan Hasyim Salengke
21/7/2025 08:14
Antisipasi Topan Wipha: Thailand Aktifkan Ruang Perang, Vietnam Mobilisasi Respons Darurat
Perahu-perahu telah dipindahkan ke daratan di Pulau Bach Long Vy, Kota Hai Phong, Vietnam, saat wilayah utara bersiap menghadapi topan Wipha yang akan datang.(VNA/VNS)

OTORITAS Thailand telah mengaktifkan apa yang disebut sebagai sebuah ‘ruang perang’ 24 jam untuk pemantauan cuaca dan koordinasi bencana secara langsung.

Hal ini menyusul peringatan dari Badan Meteorologi Thailand (TDM) tentang datangnya hujan lebat di beberapa provinsi di utara dan perkiraan datangnya topan Wipha di Vietnam utara pada 21-22 Juli.

Menteri Dalam Negeri Phumtham Wechayachai, dalam kapasitasnya sebagai Penjabat Komandan Pencegahan dan Mitigasi Bencana Nasional, mengatakan pada Minggu (20/7) bahwa hujan lebat diperkirakan akan turun di wilayah Utara dan Timur Laut pada 22-23 Juli, yang berpotensi meningkatkan muka air Sungai Mekong.

Phumtham telah menginstruksikan Kementerian Dalam Negeri untuk memantau kondisi cuaca, menilai risiko, dan memastikan komunikasi publik guna mencegah misinformasi.

Sekretaris Tetap Kementerian Dalam Negeri Unsit Sampuntharat telah menginstruksikan para gubernur provinsi untuk memberikan perhatian khusus pada daerah-daerah dengan curah hujan lebih dari 90 milimeter, daerah-daerah rawan banjir, dan daerah-daerah dengan drainase yang buruk.

Masyarakat akan menerima pesan peringatan, dan mereka yang berada di daerah berisiko tinggi harus bersiap untuk memindahkan barang-barang mereka ke tempat yang lebih tinggi atau mengungsi jika diperlukan.

Passakorn Boonyalak, direktur jenderal Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana, mengatakan pertemuan ‘ruang perang’ tingkat nasional telah diadakan dengan berbagai lembaga nasional dan daerah.

Pada pukul 16.00 hari Minggu, TMD menyatakan Wipha berada di Provinsi Guangdong, Tiongkok, dan telah menjadi badai tropis.

Mobilisasi Respons Darurat

Sementara itu di Vietnam Wakil Perdana Menteri Tran Hong Ha pada Minggu memimpin rapat pemerintah dengan kementerian, lembaga, dan daerah terkait untuk mengoordinasikan langkah-langkah tanggap terhadap badai tropis Wipha.

Topan Wipha diperkirakan akan memasuki Teluk Tonkin, Vietnam, pada Senin (21/7) pagi, dengan kecepatan angin berkisar antara level 10–11, dengan hembusan hingga level 14. Pendaratan diperkirakan akan terjadi di wilayah antara Vietnam utara dan Provinsi Nghe An pada Selasa.

Wakil PM menginstruksikan lembaga-lembaga teknis untuk memberikan penilaian yang akurat mengenai skala, intensitas, dan proyeksi wilayah dampak badai.

Menurut prakiraan, badai ini dapat memengaruhi wilayah utara dan utara-tengah Vietnam, dengan zona dampak yang luas membentang dari Quang Ninh hingga Hanoi dan berpotensi lebih jauh lagi, karena pengaruh sirkulasi pascabadai.

Mengingat perkembangan badai yang kompleks dan cepat berubah, Ha menyerukan mobilisasi penuh pasukan pusat dan daerah, dengan tindakan darurat terkoordinasi untuk merespons secara proaktif dan meminimalkan kerugian.

Sebelumnya, topan Wipha menyebabkan gangguan besar pada penerbangan dan merobohkan pepohonan di Hong Kong serta beberapa kota di Tiongkok bagian selatan pada Minggu, saat badai itu bergerak ke arah barat melintasi pesisir selatan Tiongkok.

Topan Wipha, yang sebelumnya melewati Filipina sebagai badai tropis, juga menyebabkan hujan deras di sebagian wilayah Taiwan pada Sabtu lalu.

Nama Wipha berasal dari bahasa Thailand, dan merupakan bagian dari daftar nama topan di wilayah Pasifik Barat yang disusun oleh negara-negara di kawasan. (Bangkok Post/Viet Nam News/B-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Haufan Salengke
Berita Lainnya