Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PENULIS sekaligus kritikus sastra Goenawan Mohamad adalah satu-satunya intelektual Indonesia yang secara konsisten selama 40 tahun menyiram benih-benih kesadaran civic culture kepada generasi terpelajar Indonesia.
Bahkan Geonawan Mohamad dianggap sosok yang selalu memberikan inspirasi kepada kalangan muda dalam setiap tulisannya.
Demikian penilaian sejumlah kalangan dalam acara bedah buku bertajuk “Membicangkan Pembentuk Sejarah: Pilihan Tulisan GM” yang diselenggarakan Freedom Institute di Jakarta, Senin (29/11).
Dalam acara itu hadir Wakil Presiden ke-11, Profesor Boediono, pengamat politik Fachry Ali, Direktur Eksekutif CSIS Philips J Vermonte, Budayawan Ayu Utami, dan pengamat ekonomi M Chatib Basri.
“Tulisan Mas Gun (Goenawan Mohamad) luas sekali dan semua aspek disentuh dengan beliau. Hal itu jarang kita jumpai intelektual yang memandang luas dan saya merasakan sangat mendapatkan pencerahan atas tulisan-tulisan beliau,” kata Boediono.
Boediono bercerita bahwa dirinya sudah mengenal dekat dengan Goenawan Mohamad sejak 12 tahun lalu.
“Tapi selama 12 tahun atau tahun pertama beliau selalu memberikan inspirasi. Bahkan saat saya diusungkan jadi wapres dan Mas Gun menjadi volunteer mendukung saya sebagai calon wapres waktu itu,” ujarnya.
Seperti diketahui, buku ini menyajikan sebagian tulisan Goenawan Mohamad tentang sejumlah negarawan, cendekiawan, maupun sastrawan.
Buku berjudul Pembentuk Sejarah Pilihann Tulisan Goenawan Mohamad diterbitkan sebagai bagian dari serangkaian buku yang diluncurkan untuk merayakan 80 tahun Goenawan Mohamad, sekaligus menghimpun tulisan-tulisanya secara tematik.
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Freedom Institute, Rizal Mallarangeng mengatakan Goenawan Mohamad adalah penulis yang produktif.
Sampai-sampai Rizal Mallarangeng, dalam epilog buku ini, berani menyandingkannya dengan Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris sekaligus peraih Hadiah Nobel Sastra.
Kata Rizal, Goenawan Mohamad (GM) diperkirakan telah menulis sebanyak 4 juta kata. Sementara itu, Churchill telah menghasilkan 6 juta kata dalam 37 jilid buku. Namun Churchill menulis di tengah masyarakat yang telah kental dengan sejarah intelektual dan kesusastraan.
“Sementara GM sangat berbeda. Dia tumbuh dalam masyarakat yang masih didominasi tradisi lisan. Saya tidak tahu kapan capaian seperti ini bisa didekati oleh penulis lain di negeri kita,” ujar Rizal.
Cara pandang persepsi dari cita rasa Goenawan Mohamad, lanjut Rizal, sangat baik dalam melihat para tokoh yang ada.
“Saya kira kita pantas merayakan dan mengingatkan kalau kita punya penulis terbaik. Kita punya Tantular modern dan Prapanca modern. Sebagai sahabat, Mas Gun sosok yang menyenangkan dan sebagai penulis Mas Gun membanggakan,” katanya.
Rizal menilai narasi yang disampaikan Goenawan Mohamad dalam tulisan-tulisannya sangat berpengaruh seperti angin yang dapat menggoyangkan pohon.
“Seperti Pohon bergoyang tapi kita tidak tau siapa yang goyangkan pohon seperti itulah narasi dari Mas Gun,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Goenawan Mohamad yang hadir dalam acara itu mengucapkan terima kasih atas apresiasinya terhadap buku yang merupakan sumbangsih bagi masyarakat luas dan anak muda Indonesia.
“Terima kasih saya ucapkan, jujur ide tulisan ini dari Celi (Rizal Mallarangeng-red. Jangan-jangan ide pembuatan buku ini dari Celi juga,” kata Goenawan Mohamad.
Goenawan Mohamad menilai pertemuan dengan anak-anak muda sangat penting sebagai sarana pertukaran pemikiran untuk bisa menumbuhkan harapan-harapan mengenai masa depan.
“Perlu bertemu dengan anak-anak muda, karena banyak bertemu dengan anak muda akan menumbuhkan harapan,” pungkasnya. (RO/OL-09)
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar rangkaian kegiatan strategis dalam rangka penguatan literasi dan sastra, serta revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Sastra sebagai suatu ekspresi seni berpeluang mempersoalkan berbagai peristiwa di dunia nyata, salah satunya adalah persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke 42 bahasa, Pramoedya Ananta Toer adalah lambang harapan, perlawanan, dan keberanian melawan ketidakadilan.
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024.
Prof Agus telah menulis dan menerbitkan 11 buku yang membahas berbagai topik seputar politik, keamanan, dan hubungan internasional.
Sutradara kondang Hanung Bramantyo kembali menunjukkan produktivitasnya dengan menghadirkan dua film pada Februari ini.
Kelima Penulis dongeng Indonesia ini menghasilkan karya legendaris yang menghibur sekaligus mendidik.
Han Kang, yang kini berusia 53 tahun, sebelumnya dikenal luas berkat karyanya The Vegetarian, yang memenangkan Man Booker International Prize pada 2007.
Penamuda mengundang para penulis untuk berkolaborasi menulis buku dengan beragam tema.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved