Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
MENGHADAPI tantangan dampak revolusi industri 4.0 dan bonus demografi Perguruan Tinggi (PT) secara tidak langsung dituntut untuk menjadi pelopor lahirnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) Nizam mengatakan dalam menyiapkan SDM yang unggul, Indonesia sudah memiliki 4.593 PT mayoritas di bawah Kemendikbud-Ristek, Kementerian Agama, dan Kementerian Pariwisata. Dari jumlah PT yang tersedia terdapat 29.413 program studi, 312.890 dosen dan 8,4 juta mahasiswa.
Indonesia sendiri sedang menatap tantangan sebagai dampak revolusi Industri 4.0 yang mana diperkirakan terjadi pemangkasan 23 juta lapangan pekerjaan yang digantikan dengan automatik atau sistem cerdas di 2030. Tetapi peluang lahirnya pekerjaan baru mencapai 27-46 juta dan 10 juta di antaranya belum pernah ada.
Baca juga: Osteoporosis Bisa Mengancam Kualitas Hidup
"Sehingga perguruan tinggi menyiapkan lulusan sarjana dengan kompetensi yang saat ini pekerjaannya pun belum ada. Sehingga perlu menyiapkan lulusan yang lebih adaptif, agile learners, fleksibel dalam beradaptasi pada dunia kerja yang sedang terjadi saat ini," kata Nizam dalam webinar GWPP, Senin (1/11).
Sementara untuk menapaki bonus demografi, Indonesia bisa mencontoh Korea Selatan yang mengalami bonus demografi pada era 1990 di mana jumlah angkatan kerja sebanyak 50 persen merupakan lulusan perguruan tinggi sementara Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) baru 11% angkatan kerja yang berpendidikan tinggi.
"Ini sangat jauh sekali kesiapan Korea Selatan dalam menghadapi bonus demografi. Tentunya ini menjadi tantangan kita semua dalam memastikan bahwa ke depan kita bisa menghasilkan SDM yang unggul. Dalam jumlah angkatan kerja yang masih sedikit tersebut maka produktivitas lulusan perguruan tinggi betul-betul optimal," ujar Nizam.
Selain itu, pendidikan nasional juga memiliki tantangan lainnya dari transformasi sosial yang sangat cepat sehingga media mainstream mulai tergeser dengan media sosial sehingga hoaks atau berita bohong mulai bercampur di masyarakat sedangkan masyarakat sulit memilah mana berita yang benar. Dampaknya masyarakat bisa tersesat karena misinformasi.
Tantangan nasional dalam dunia pendidikan yakni kesenjangan, kemiskinan, capaian pendidikan, dan masih besarnya industri basis lisensi asing sehingga penelitian dilakukan di negara yang berlisensi tidak di Indonesia.
"Akibatnya tidak terjadi transfer teknologi dan hanya terjadi transfer teknologi yang sudah jadi. Bahkan bahan baku kesehatan yang dasar saja masih impor jadi di Indonesia hanya merakit, ini sangat memprihatinkan oleh karenanya perguruan tinggi bisa menjadi mata air untuk pembangunan bangsa," pungkasnya. (H-3)
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Program ini bisa dijadikan momentum bagi perguruan tinggi guna membangun sinergi lintas negara dalam bentuk kerja sama akademik internasional.
Perguruan tinggi di Indonesia didorong meningkatkan upayanya dalam internasionalisasi. Ini diwujudkan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan universitas dari Filipina.
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Kemendikbudristek sudah terlanjur menganggarkan Rp3,58 triliun untuk proyek TIK ini. Lalu, ada juga pengadaan DAK senilai Rp6,3 triliun.
Dukungan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sangat penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.
Selama 10 tahun terakhir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mengalami tren peningkatan dari 68,90 pada tahun 2014 menjadi 73,55
Melalui perhelatan tersebut Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbud-Ristek berhasil menunjukkan capaian baik dari karya artistik anak bangsa.
Modena juga telah berupaya untuk mengintegrasikan praktik-praktik bisnis berkelanjutan dengan berinvestasi di berbagai program pengembangan sumber manusia dan pemanfaatan teknologi.
FHI menjadi wadah bagi warga negara asing untuk mengasah kemahiran dan kreativitas mereka dalam menggunakan bahasa Indonesia. Puncak FHI 2024 yang berlangsung meriah pada Jumat (30/8) di Bali
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved