Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Petani Kopi Indonesia Didorong Untuk Lebih Berdaya

Widhoroso
22/10/2021 20:36
Petani Kopi Indonesia Didorong Untuk Lebih Berdaya
Mikael Jasin(Instragram @mikaeljasin)

DIDUKUNG iklim yang cocok, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor utama kopi di dunia. Saat ini, Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia.

Namun hal itu tidak membuat petani kopi merasakan dampak positif.  Saat ini, petani Indonesia dinilai menghadapi tiga kendala yaitu kualitas kopi, kebutuhan modal, dan pemenuhan pasar.

"Petani umumnya masih mengandalkan modal dari sumber pembiayaan informal. Dampaknya, saat melunasi pinjaman, petani kerap harus menjual kopi kepada pemberi pinjaman dengan harga jauh di bawah harga pasar," jelas Mikael Jasin, salah satu barista alias peracik kopi papan atas Indonesia, dalam keterangan yang diterima Jumat (22/10).

Kondisi ini, jelasnya, membuat petani lebih mengejar kuantitas ketimbang kualitas. "Keuntungan yang diperoleh sering masih harus dibagi dengan pemilik lahan. Siklus ini terus berulang," imbuhnya.

Kondisi inilah yang membuat Mikael berusaha mengajak petani kopi memperbaiki keadaan. Dari pengalamannya di industri kopi, ungkap Mikael, dirinya menawarkan ilmu dan pengetahuan perkopian yang dimiliki kepada petani seperti menyederhanakan proses bertani kopi dan mengimplementasikan modernisasi.

Untuk membina petani ini, Mikael melibatkan akademisi yang memahami pengolahan kopi. Salah satunya Intan Taufik, S.Si., M.Si., Ph.D.,  dosen dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menciptakan inokulan yang berfungsi sebagai prekursor fermentasi untuk kopi.

"Perubahan diperlukan untuk memperbaiki industri kopi di Indonesia. Saya ingin mendorong petani kopi menjadi lebih baik dan saya berusaha menjadi agen perubahan dengan terus bekerja sama dengan petani dan akademisi. Saya berharap dapat membawa pekerja di industri kopi lebih maju untuk mencapai tujuan utama yaitu memasok biji kopi terbaik Indonesia ke seluruh dunia," jelasnya.

Kiprah barista yang menempati peringkat empat World Barista Championship di Boston, AS pada 2019 di industri kopi, sudah merambah pasar global. Mikael memulai perjalanan kariernya di dunia perkopian  di Melbourne, Australia pada 2012 hingga akhirnya bekerja di salah satu kafer teramai di Melbourne.

"Saat ini, saya menjalankan dua perusahaan konsultan kopi yaitu So So Good Coffee Company dan Catur Coffee Company, yang merupakan sebuah perusahaan kopi yang melakukan kegiatan impor dan ekspor," jelasnya.

Ia mengatakan, Catur, yang berarti empat dari bahasa Sansekerta kuno, mewakili empat profil kopi yang diciptakan yaitu Bumi, Senja, Pucuk, dan Kamala. Empat profil rasa ini dibuat untuk mengangkat citra kopi, memberikan rasa yang bersih dan nikmat dengan karakter berbeda-beda untuk penikmatnya.

"Rasa kopi Bumi mengandung rasa manis dengan sentuhan rasa coklat dan rempah-rempah yang umumnya disukai orang Indonesia. Sementara Senja  emberikan cita rasa bervariasi yang memiliki komponen rasa dari asam hingga manis. Sedangkan profil Pucuk menggabungkan cita rasa yang lebih lembut seperti teh dengan sedikit keasaman sitrat dan Kamala menawarkan berbagai cita rasa buah-buahan dan biji kakao," ungkapnya.

Mikael berharap melalui platform-platform yang dimilikinya saat ini, dirinya dapat berbagi semangat, pengetahuan dan inovasi terbaru di industri kopi bersama para barista, petani, pengolah kopi, dan masyarakat umum. "Saya juga berharap pelaku industri kopi lainnya  memiliki platform masing-masing untuk membawa industri kopi Indonesia ke kualitas yang lebih baik," pungkasnya. (RO/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya