Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Kepedulian Kurang, Banyak Anak Tidak Sadar Butuh Kaca Mata

Humaniora
18/10/2021 13:06
Kepedulian Kurang, Banyak Anak Tidak Sadar Butuh Kaca Mata
Seorang anak menyaksikan fenomena gerhana matahari cincin menggunakan kacamata di Desa Punge Blang Cut, Banda Aceh, Aceh, Kamis (26/12/2019)(ANTARA/AMPELSA)

KESEHATAN mata sering kali luput dari perhatian. Padahal, kesehatan mata sangat penting karena mata adalah organ utama yang membuat manusia dapat melihat. 

Data dari Tumbuh Kembang Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, sekitar 10 persen dari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun), mengalami gangguan mata akibat kelainan refraksi. 

Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, sekitar 4,6 persen dari total populasi penduduk Indonesia memakai kacamata refraksi dan lensa mata, atau dengan kata lain kacamata minus. Sekitar 90 persen dari kasus gangguan penglihatan ini diderita oleh keluarga dari masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

Baca juga: Menko PMK: Sinergikan Perlindungan Kesehatan Masyarakat

Gangguan mata pada anak tidak terdeteksi, karena kurangnya kepedulian serta lambatnya respons orang-orang terdekat terhadap kondisi penglihatan anak. "Ketika memeriksakan mata, baru diketahui mata sudah tidak dapat bekerja dengan maksimal sehingga membutuhkan
bantuan kacamata," kata Direktur Optik Seiss Rudhy Buntaram dalam CSR yang digelar di SMP Pangerasan Bogor yang dikenal sebagai Pangerasan Education Center, pekan lalu. 

Optik Seis menyelenggarakan CSR berupa pemeriksaan mata dan pemberian kaca mata gratis bagi guru dan siswa. "Ini adalah kegiatan rutin Optik Seis dalam rangka World Sight Day. Kami melihat banyak anak yang tidak sadar bahwa sebenarnya mereka membutuhkan kaca mata," jelas Rudhy.

"Kami mendapati bahwa 30 – 50% anak yang mengikuti pemeriksaan ternyata memiliki masalah dengan penglihatan mereka. Kami berharap akan lebih banyak lagi anak yang diperiksa matanya sehingga masalah masalah mata mereka dapat lebih cepat dihindari sejak dini,” lanjutnya. 

Sejumlah lebih dari 250 siswa dan guru telah mendapatkan pemeriksaan mata. Sebanyak 25% peserta diketahui peserta harus memakai kacamata minus dan bahkan terdapat murid yang tenyata menderita minus 3 namun dan ini tidak di ketahui sebelumnya.

Selain menyelenggarakan pemeriksaan mata dan pemberian kaca mata gratis, Optik Seis juga mendonasikan NoteBook untuk Pangerasan
Education Center untuk bisa di pergunakan oleh tenaga pengajar dan atau siswa. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya