Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Jadi Ikon Rupiah Baru, Seperti Apa Sosok Pahlawan Nasional Idham Chalid?

Mohamad Farhan Zhuhri
13/10/2021 14:05
Jadi Ikon Rupiah Baru, Seperti Apa Sosok Pahlawan Nasional Idham Chalid?
Pahlawan Nasional KH Idham Chalid.(MI/Panca)

KELUARGA pahlawan nasional KH Idham Chalid menyatakan persetujuannya terhadap rencana pemerintah menjadikan wajah tokoh Islam tersebut sebagai ikon wajah mata uang rupiah baru pada pecahan Rp5.000.

Pencantuman gambar tokoh mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) tersebut merupakan bentuk penghargaan dan keteladanan bagi generasi masa kini. Pemilihan tokoh Idham Chalid merupakan bentuk penghargaan dari negara atas jasa-jasa almarhum kepada negara.

“Selain itu juga sebagai keteladanan. Karena almarhum merupakan tokoh yang sederhana dan jujur,” kata Sekjen Kementerian Sosial, Dadang Iskandar, dalam keterangan tertulis, Rabu (13/10).

Keluarga dan ahli waris Pahlawan Nasional KH Idham Chalid meyambut baik kedatangan tim pemerintah Kementerian Sosial. "Rencana itu merupakan kebanggaan bagi kami keluarga,” kata istri Idham Chalid, Siti Rokayah.

Idham Chalid lahir pada 27 Agustus 1921 di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan dan meninggal dunia di Jakarta, 11 Juli 2010. Selama hidupnya, ia telah menduduki sejumlah jabatan pemerintahan, di antaranya, Wakil Perdana Menteri, Menteri Kesejahteraan Rakyat, Menteri Sosial, Ketua DPR/MPR-RI, dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung. Meskipun memegang posisi penting di dunia politik dan pemerintahan, Idham tidak pernah memanfaatkannya untuk kepentingan keluarga.

Didampingi anak-anaknya, perempuan 81 tahun tersebut menyatakan, sosok Idham Chalid dikenal keluarga sebagai sosok yang sederhana, jujur, dan sangat antikolusi.

Siti Rokayah menyatakan, sejak awal pernikahan prinsip-prinsip tersebut sudah diwanti-wanti Idham kepadanya. Kepadanya, Idham memperingatkan untuk menggunakan uang belanja murni dari gajinya saja.

“Saya sudah diperingatkan. Kamu saya haramkan memakai uang dari orang lain. Kamu hanya boleh makan dari gaji pak Idham. Kalau ada tamu bawa makanan, saya boleh makan. Tapi kalau uang hanya boleh dari gaji suami. Hati-hati anakmu, jangan sampai darahnya mengalir uang haram,” katanya.

Dengan prinsip itu, Siti Rokayah mengaku tidak mendapatkan uang belanja berlebihan. Bahkan bisa dibilang, nilai uang belanjanya tidak berubah selama bertahun-tahun. Namun, anehnya tetap mencukupi kebutuhan mereka.

“Lihat uang pensiun dari Pak Idham cukup-cukup saja. Ini artinya berkat. Jangan pernah melihat segala sesuatu dari uang. Cari keberkahan,” tuturnya.

Saat ini, kata Siti Rokayah, uang pensiun sang suami yang didapatkannya ada sebesar Rp1,1 juta dan dari DPR Rp1,1 juta. Lalu, ada juga uang dari Pemerintah DKI Rp1,5 juta. Siti Rokayah merasa apa yang ditinggalkan suaminya itu sudah cukup. "Buat nyambung-nyambung hidup,” katanya.

Meski menjadi pejabat di mana-mana, Idham Chalid tidak menggunakan mobil dinas dan memilih menggunakan angkutan umum untuk bepergian, termasuk dengan keluarganya.

“Bapak kan pejabat ya. Tapi tidak ada mobil dinas. Kemana-mana kami naik metromini. Kalau ke rumah sakit, jaman dulu kan yang ada Rumah Sakit Pertamina ya. Ya naik metromini,” ucap Siti Rokayah.

Selama menduduki berbagai jabatan penting, Idham Chalid juga tidak pernah mencari sampingan misalnya dengan berbisnis. Ia menolak jabatan sebagai komisaris. Idham Chalid juga tidak membiarkan ada anggota keluarganya untuk mencicipi fasilitas negara. Sikap jujur dan sederhana tersebut pun ditularkan Siti Rokayah kepada anak-anak dan keluarga.

“Tidak ada anak-anaknya yang mendapatkan fasilitas. Bahkan semua anak-anaknya lebih memilih wirawasta. Anak-anak jualan nasi dan jualan air,” kata Siti Rokayah. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya