Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DALAM upaya mempercepat penyediaan alat kesehatan produksi anak bangsa, kolaborasi akademisi dan industri bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pengembangan alat kesehatan.
Wakil Direktur Bidang Riset dan Inovasi Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Budi Wiweko mengatakan, secara prinsip, akademisi itu harus berkolaborasi dengan industri karena merupakan sebuah keniscayaan. Hanya masalahnya, akademisi dan industri memiliki frekuensi yang berbeda.
"Akademisi berpikir akan terus dan mati-matian mengembangkan alat kesehatan dan akan mengklaim bahwa alat tersebut sempurna. Sementara industri pasti mengklaim banyak alat kesehatan yang lebih bagus dan harganya lebih terjangkau," katanya dalam konferensi pers terkait Kemandirian Alat Kesehatan di Indonesia di The Kuningan Suites, Kuningan, Jakarta, Selasa (12/10).
Oleh karena itu, diperlukan intermediater atau mak comblang yang diperlukan bagi pusat riset dan industri. sehingga hasil temuan di pusat riset sesuai dengan kebutuhan pasar.
Baca juga : Studi Terbaru Tawarkan Senyawa sebagai Obat Demam Berdarah
"Kita belajar banyak dari pandemi ini di mana bisa mengakselerasi produksi dan penelitian alat kesehatan. Seperti contoh intermediater di Amerika Serikat terkait alat kesehatan yang memiliki lebih dari 80 ribu hak paten, diantaranya obat dan vaksin ditemukan dan dipasarkan dalam 20 tahun," ungkapnya.
Intermediater/techno park ini dinamakan Imega (IMERI-Gakeslab) oleh IMERI dan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium Indonesia (Gakeslab) untuk duduk bersama menyamakkan frekuensi dan persepsi untuk menjadi intermediater. Sehingga bisa memilah yang sesuai market atau tidak dan menarik investor untuk datang.
"Nantinya inovasi dari IMERI dan Gakeslab itu harus dipakai di tempat-tempat pelatihan mahasiswa, rumah sakit universitas dan lainnya. Sehingga mahasiswa kedokteran dan calon dokter bisa memakai alat kesehatan produk lokal," pungkasnya. (OL-7)
Saat ini penggunaan CT Scan belum merata di seluruh rumah sakit Indonesia. Dari 3.200 RS yang ada di Indonesia, baru ada sekitar 1.500 CT Scan yang tersedia.
Seminar dan Workshop PERSI Wilayah Jawa Timur tahun ini bertema “Strategi Rumah Sakit untuk Bertahan di era Turbulensi JKN."
Produsen alat kesehatan (alkes) asal Tiongkok, Allmed Medical, akan membangun pabrik baru di lahan seluas 24,8 hektare di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah.
Pemerintah terus mendorong penerapan TKDN dalam industri alat kesehatan. Langkah itu dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan industri nasional.
Menkes mengatakan perlu ada strategi agar barang-barang yang dibutuhkan masyarakat pada saat gawat darurat (emergency) dapat diproduksi secara domestik.
Prodia Group mengaku kebanjiran order, bahkan kewalahan memenuhi permintaan produksi pembuatan alat tes pemeriksaan kesehatan gratis.
MASA depan kayu dinilai bukan hanya sebagai material bangunan, tetapi juga sebagai sumber energi terbarukan.
Serikat Pekerja menuntut agar kebijakan yang diambil tetap berpijak pada prinsip kedaulatan, keadilan sosial, dan keberlanjutan ekonomi.
Lighting Experience Days 2025 ini untuk meningkatkan keterampilan pelaku industri tata cahaya dan memperluas jaringan.
STARTUP Indonesia Nosuta membuka jalan bagi mahasiswa kehutanan untuk berkarier di Jepang. Lima belas mahasiswa Program Studi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
Indonesia berada di persimpangan antara pertumbuhan keuangan digital dan meningkatnya minat investor regional — ini momentum penting bagi industri kripto lokal.
Endress+Hauser, perusahaan instrumentasi pengukuran, layanan, serta rekayasa proses industri, merelokasi kantor cabang Medan ke lokasi yang lebih strategis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved