Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PUSAT Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN) Universitas Terbuka (UT) kembali menggelar wisuda bagi lulusan yang berada di Kuala Lumpur dan Johor, Malaysia, Sabtu (9/10). Kali ini, UT mewisuda 27 mahasiswa yang kesemuanya merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia.
Mereka yang menjalani wisuda kali ini berasal dari program studi Manajemen 8 orang, Ilmu Komunikasi (6), Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemah (7), Akuntansi (4), Administrasi Negara dan Ilmu Pemerintahan masing-masing 1 orang.
Dari 27 lulusan tersebut, 11 orang mengikuti wisuda secara during (dalam ruangan) di KBRI Kuala Lumpur, Malaysia. Sedangan 16 lulusan lainnya mengikuti wisuda secara daring karena kontrak kerja telah berakhir dan sudah kembali ke Tanah Air.
Kegiatan wisuda kali ini dihadiri langsung Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Hermono, Wakil Duta Besar KBRI Kuala Lumpur Bapak Yoshi Iskandar, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI di Kuala Lumpur M Farid Maruf, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Johor Bahru Sunarko, Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur Encik Abdul Hajar, serta Pengurus Pokjar UT Kuala Lumpur Taufiq Hasyim Salengke.
Dalam sambutannya, Rektor UT Prof Ojat Darojat Ph.D mengatakan menyelesaikan studi sambil bekerja di UT tidaklah mudah karena butuh perjuangan, kerja keras, dan kesabaran. Namun, kesabaran dalam menempuh pendidikan sambil bekerja sebagai PMI di Malaysia telah membuahkan hasil yang membanggakan.
"Banyaknya lulusan UT yang diterima menjadi CPNS, membuktikan kapasitas UT yang mampu menerima jumlah mahasiswa yang besar tanpa mengorbankan kualitas dan mampu bersaing di dunia kerja," jelas Ojat.
Lebih jauh, diungkapkan Ojat, sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) yang menerapkan fleksibilitas pada pembelajaran secara terbuka dan jarak jauh, UT siap membantu pemerintah dalam peningkatan sumber daya manusia melalui Digital Learning Ecosystem. Dengan penerapan sistem ini, UT mampu menciptakan layanan yang makin baik, pengambilan keputusan kian cepat, dan membuat performa organisasi UT terus meningkat, serta mengurangi biaya operasional.
"Saat ini, jumlah mahasiswa UT sebanyak 312.326 orang. Daya jangkau UT yang luas dapat dicapai berkat adanya 39 Unit Program Belajar Jarak Jauh dan satu Unit Layanan Mahasiswa Luar Negeri sehingga mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia sampai ke daerah terluar dan memfasilitasi layanan pendidikan bagi WNI yang tinggal atau bekerja di luar negeri," tuturnya.
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani yang juga hadir dalam wisuda tersebut secara daring mengatakan selama ini UT dan BP2MI telah melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas dan kompetensi para-PMI di luar negeri. Dengan menempuh pendidikan secara jarak jauh melalui UT, diharapkan setelah kembali ke tanah air para-PMI yang telah memperoleh gelar sarjana memiliki kesempatan yang lebih besar untuk membuka usaha dan menjadi penggerak usaha di kampung halaman mereka," jelasnya. (OL-15)
Di era transformasi digital yang menuntut adaptasi cepat dalam dunia pendidikan, kehadiran sistem pembelajaran yang fleksibel dan dapat diakses dari mana saja menjadi kebutuhan mendesak.
INDONESIA mencatat lonjakan peringkat perguruan tinggi dalam QS World University Ranking sebesar 46 persen tahun ini.
Dari total 17,9 juta penyandang disabilitas hanya 2,8%-nya yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus mempertegas komitmennya dalam mendukung transformasi digital di sektor pendidikan.
Pendamping dari perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi penggerak perubahan yang mendorong peningkatan layanan pendidikan di satuan-satuan PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Konferensi ini beraspirasi untuk memberikan kontribusi berarti terhadap pengembangan kebijakan berbasis bukti dan tindakan transformatif
PEKERJA migran Indonesia memiliki potensi besar untuk berinvestasi dan memulai usaha.
Lebih dari 80 peserta, sebagian besar merupakan pekerja sektor informal, antusias mengikuti program pemberdayaan pekerja migran Indonesia.
Program 20.000 rumah subsidi untuk pekerja migran Indonesia (PMI) akan menyasar daerah-daerah yang menjadi kantong PMI.
Kegiatan ini berfokus pada sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya lingkungan rumah sehat bagi para pekerja migran Indonesia.
Banyak modus operandi TPPO yang melakukan promosi dan perekrutan pekerja migran ilegal melalui dunia maya.
INDONESIA akan mengoptimalkan penempatan pekerja migran Indonesia di sektor hospitality dan kapal pesiar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved