Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
INDONESIA dinilai sudah membuat kemajuan dalam berbagai dimensi pengentasan kemiskinan sebelum pandemi covid-19. Hal itu mengacu Indeks Kemiskinan Multidimensi (MPI) global terbaru, yang dirilis oleh United Nations Development Programme (UNDP).
Adapun indeks kemiskinan tidak hanya mencakup penghasilan, namun juga akses ke air bersih, pendidikan, listrik, makanan dan enam indikator lainnya. UNDP mencatat 3,6% dari total penduduk Indonesia atau 9,5 juta orang miskin secara multidimensi.
Lalu, 4,7% atau sekitar 12,8 juta orang rentan terhadap kemiskinan multidimensi berdasarkan data 2017. Pada 2012, sekitar 6,9% dari total penduduk Indonesia atau 17 juta orang tergolong miskin secara multidimensi.
Baca juga: Target Penurunan Kemiskinan 2022 Berat untuk Dicapai
“Indeks Kemiskinan Multidimensi memberikan perspektif tentang kemiskinan yang tidak hanya mencakup pendapatan," jelas Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura dalam keterangan resmi, Jumat (8/10).
MPI menganalisis 10 indikator dalam berbagai dimensi dengan bobot yang sama. Termasuk, kesehatan, pendidikan dan standar hidup, mengidentifikasi populasi miskin, serta penyebab kemiskinan. Dimensi kesehatan dan pendidikan berasal dari dua indikator. Sedangkan, taraf hidup berdasarkan pada enam indikator.
Dalam kasus Indonesia, MPI menggunakan sembilan dari 10 indikator. Namun, tanpa informasi tentang gizi karena minimnya data yang tersedia. Nilai MPI yang merupakan proporsi penduduk miskin, secara multidimensi disesuaikan dengan intensitas kemiskinan, yakni sebesar 0,014. Itu menunjukkan perbaikan dibandingkan data terakhir pada 2012 sebesar 0,028.
Baca juga: Wapres Tegaskan Penanganan Kemiskinan Ekstrem jadi Prioritas
Meski MPI terbaru menyajikan temuan yang menggembirakan, studi pada puncak pandemi covid-19 atau sekitar 2020, memberikan gambaran suram. Survei Rumah Tangga oleh UNDP bekerja sama dengan UNICEF, Kemitraan Australia Indonesia untuk Pembangunan Ekonomi dan lembaga SMERU, mencatat dampak pandemi menghambat upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Penurunan pendapatan dan peningkatan pengeluaran telah membuat rumah tangga yang disurvei, atau berada di kelompok 40% terbawah dalam masyarakat, menjadi lebih miskin dan bahkan lebih rentan. "Meskipun laporan ini menunjukkan beberapa kemajuan di antara kelompok paling rentan di Indonesia sebelum pandemi, lebih dari satu juta orang berpotensi jatuh ke dalam kemiskinan," ungkap Norimasa.
Di lain sisi, indikator dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pandemi menyebabkan kemunduran berbagai pencapaian pengentasan kemiskinan di Indonesia. Tingkat kemiskinan secara keseluruhan mencapai angka dua digit, yaitu 10,19% per Agustus 2020. Angka itu dinilai meningkat jadi 10,14% pada Maret 2021.(OL-11)
Perempuan diharapkan bisa mandiri secara finasial dan mampu berdaya guna sehingga dapat menyejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup.
Program ini juga dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.
Lembata merupakan wilayah yang memiliki ragam komoditas mulai dari kopi, ikan hingga wastra, namun kurang terekspos sehingga tidak cukup meningkatkan perekonomian masyarakat
Membangun perekonomian Jabar bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Itu harus dilakukan secara sinergi kolaboratif berbagai pihak.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah di Priangan Timur harus bersinergi dengan berbagai elemen untuk membangun ketahanan ekonomi.
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved