Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Balai Kawasan Diperlukan Hadapi Bencana di Sumatra yang Kontinu

M. Iqbal Al Machmudi
10/9/2021 13:21
Balai Kawasan Diperlukan Hadapi Bencana di Sumatra yang Kontinu
Museum Tsunami Aceh di pusat Kota Banda Aceh.(MI/AMIR MR)

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menilai Balai Kawasan Bencana perlu didirikan di Pulau Sumatera untuk menghadapi berbagai bencana di daerah tersebut yang sifatnya kontinu.

"Sumatra merupakan salah satu kawasan yg secara historis terdampak bencana secara kontinu. Inilah yang menjadi alasan kenapa BNPB merasa perlu untuk membangun balai di kawasan rawan bencana ini agar tindak penanggulangan bencana bisa lebih cepat dan efektif," jelas Muhari kepada Media Indonesia, Kamis (9/9).

Diketahui Sumatra memiliki sejarah bencana yang panjang mulai dari gempa bumi hingga tsunami. Di pesisisir barat ada zona pertemuan lempeng tektonik yang setiap saat bisa membangkitkan tsunami.

Baca juga: Komnas Perempuan Dorong Pemerintah Sempurnakan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual

Tercatat pernah terjadi tsunami pada 2004 di Barat Aceh, tahun 1907 di Kabupaten Simeulue, 1861 di Nias, lalu pada 2010, 1833 dan 1797 di Mentawai dan 2007 di Bengkulu.

"Demikian juga dengan gempa darat sepanjang sesar semangko/sesar Sumatera, sangat sering terjadi gempa merusak dan letusan gunung api," katanya.

"Berikutnya adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir/bandang, tanah longsor dan karhutla yang setiap tahun frekuensinya makin bertambah," tambahnya.

Sebelumnya DPR RI mendorong Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penanggulangan Bencana di Padang ditingkatkan statusnya menjadi Balai Besar Logistik dan Diklat BNPB.

Sumatera Barat akan diproyeksikan sebagai pusat penanggulangan bencana untuk regional Sumatera. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya