Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
BEREDAR di media sosial sebuah video dari Kabupaten Gorontalo Utara yang memperlihatkan siswa menangis karena merasakan tangannya tidak bisa digerakkan usai menjalani vaksinasi Covid-19, dengan narasi seolah tangannya lumpuh. Faktanya informasi tersebut keliru.
Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, orang tua dari siswa tersebut menjelaskan bahwa anaknya hanya mengalami kram pada lengan kirinya. Ia membantah kabar yang beredar bahwa anaknya mengalami lumpuh pada tangannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara, Rizal Yusuf Kune juga menyatakan bahwa memang benar siswa yang mengalami kram di tangan pasca vaksinasi sudah mendapatkan penanganan yang tepat. Saat ini kondisi siswa tersebut telah membaik dan beraktivitas seperti biasa.
"Hati-hati dengan informasi terkait kesehatan yang beredar tidak melalui kanal-kanal resmi, seperti postingan di media sosial atau broadcast pesan di aplikasi chatting," kata Rizal Yusuf dalam keterangannya Sabtu (4/9).
Sebelumnya diketahui, sedikitnya 200 siswa dan remaja di Kecamatan Tolinggula menjalani vaksinasi Covid-19 dosis pertama pada Selasa, (31/9/). 5 orang diantaranya dikabarkan mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Dari 5 siswa itu, 4 diantaranya sempat dibawa ke Puskesmas untuk menjalani perawatan. Menurut pihak Puskesmas, 4 remaja yang sempat dirawat itu kini telah dapat beraktivitas seperti biasa.
Kronologi Remaja Viral Mengalami KIPI
Beberapa waktu lalu, viral di media sosial video remaja yang meringis sesakitan di dalam rumahnya. Remaja dalam video tersebut di duga mengalami gejala kram pada lengan sesaat usai menjalani vaksinasi Covid-19.
Dari data yang diperoleh media ini, kronologi bermula saat Rifki Mangopa (14), pelajar asal Desa Tolinggula Pantai menjalani vaksinasi covid19 jenis Sinovac pada selasa (31/8) pukul 16.45 WITA.
Baca juga: Warga Indonesia yang Menerima Vaksin Lengkap Baru 38 juta Orang
Adapun 30 menit kemudian, Rifki dibolehkan pulang usai dilakukan observasi. Lebih kurang 1 jam berada di rumah, Rifki mulai merasakan sakit dan kram di bagian lengan. Ia pun lantas mengeluhkan hal itu pada orang tuanya.
Sontak orang tua Rifki panik. Kepanikan itu membuat para tetangga mulai berdatangan. Sejurus kemudian, seseorang mulai mengambil video dan kemudian mengunggahnya ke media sosial.
Pukul 18.00 WITA, oleh orang tuanya, Rifki segera di bawa ke Puskesmas Tolinggula demi mendapat pertolongan.
Setelah kurang dari 24 jam dirawat di Puskesmas, Rifki sudah dibolehkan pulang ke rumah.
Orang Tua Bantah Rifki Alami Kelumpuhan
Video Rifki yang menangis kesakitan setelah menjalani vaksinasi covid19 sontak menjadi viral di media sosial. Komentar negatifpun berbondong-bondong memenuhi kolom komentar. Terang saja, hal ini membuat pengguna media sosial kembali meragukan keamanan vaksin.
Guna menjelaskan kejadian sebenarnya, Ajiz dan Sarintan yang merupakan orang tua Rifki memberi keterangan terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang terjadi pada putra mereka.
Dari keterangan Ajis, diketahui Rifki mempunyai penyakit bawaan atau Komorbid. Ia meminta Sarintan, Istrinya, untuk memberitahu hal itu kepada petugas, sebab saat itu Sarintan yang akan mendampingi Rifki untuk menjalani vaksinasi.
Menurut Sarintan, petugas vaksinasi membolehkan Rifki untuk divaksin setelah Ia menerangkan perihal penyakit bawaan tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa tidak ada paksaan oleh pihak sekolah atau aparat kepadanya ataupun Rifki untuk menjalani vaksinasi tersebut.
Sarintan melanjutkan, Gejala yang terjadi pada Rifki saat itu muncul bukan sesaat setelah divaksin. Melainkan gejala itu muncul setelah lebih kurang 1 jam Rifki berada di rumah.
Gejala yang timbul pun, kata Sarintan hanya kram pada lengan kirinya. Ia membantah kabar yang beredar bahwa Rifki mengalami lumpuh pada tangannya.
Setelahnya, ia bersama suaminya segera membawa Rifki ke Puskesmas Tolinggula demi mendapat perawatan. Kini kondisi Rifki sudah membaik. Ia pun telah beraktivitas seperti biasa. (OL-4)
Pembekalan literasi digital diperlukan sebagai solusi untuk mengantisipasi penyebaran hoaks menjelang Pemilu 2024.
transformasi digital membawa arus informasi yang begitu cepat sehingga terdapat celah untuk masuknya konten negatif seperti informasi palsu atau hoax.
Kominfo bentuk Satgas Anti Hoaks demi wujudka pemilu damai
Tujuh capaian disepakati pada pertemuan tingkat menteri negara-negara ASEAN yang bertanggung jawab di bidang informasi di Da Nang Vietnam.
Komunitas Difabel Aceh belajar mengenali ciri-ciri berita hoaks
Program ini pun bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi dan menyebarkan informasi yang akurat dan positif.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved