Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Komunitas Difabel Aceh Belajar Kenali Berita Hoaks

Media Indonesia
25/7/2023 20:16
Komunitas Difabel Aceh Belajar Kenali Berita Hoaks
Peserta Literasi Digital Inklusi untuk Difabel di Aula Dekranasda Kabupaten Aceh Besar(dok ist )

KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengajak komunitas difabel Aceh untuk melawan informasi hoaks bersama-sama, untuk menghindari dampak buruk akibat paparan isu-isu negatif yang marak di ruang digital.

“Hoaks merupakan informasi yang dibuat atau direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya, dengan kata lain hoaks adalah upaya memutarbalikan fakta dengan menggunakan informasi yang seolah-olah benar tetapi aslinya tidak,” ujar Ketua Ikatan Pekerja Sosial
Masyarakat (IPSM) Kabupaten Aceh Besar,  Rizwansyah dalam pemaparan materinya saat menjadi narasumber pada acara Literasi Digital Inklusi untuk Difabel di Aula Dekranasda Kabupaten Aceh Besar, Selasa (25/07).

Rizwansyah menambahkan bahwa informasi hoaks bisa menimbulkan banyak dampak bagi masyarakat. Akibatnya masyarakat menjadi curiga dan bahkan membenci kelompok tertentu, menyusahkan atau bahkan menyakiti secara fisik orang yang tidak bersalah. Termasuk memberikan informasi yang salah kepada pembuat kebijaksanaan.

Ia pun menjelaskan mengenai cara-cara untuk mengenali informasi yang kita dapatkan itu termasuk kedalam informasi hoaks atau bukan.

"Adapun tips atau cara-cara untuk mengenali hoaks, yang pertama hati-hati dengan judul provokatif, cermati alamat situs, periksa faktanya, terus cek keaslian foto. Dan ikut serta grup diskusi anti-hoaks untuk diskusikan tanda bahaya yang harus dicari. Biasanya hoaks itu tata
bahasanya buruk, URL situs mencurigakan, dan lain-lain,” ujar Rizwansyah.

Dalam kesempatan yang sama, Zulvia selaku Koordinator Yayasan Sahabat Difabel Aceh menekankan masyarakat harus kritis saat mendapatkan suatu informasi. Jika tidak akan mudah termakan oleh isu-isu negatif maupun hoaks yang beredar marak pada saat ini.

“Mengapa kita bisa percaya hoaks? Banyak di antara kita sering mengambil keputusan hanya dari judul, baca judulnya langsung merasa kalau isi berita sama seperti judul yang disampaikan. Kemudian juga tidak mencari sumber yang lain,” tuturnya.

baca juga: Menyuarakan Inklusivitas Disabilitas di Ruang Digital

Zulvia juga menjelaskan bahwa adanya metode praktis yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk menangkal informasi hoaks yaitu dengan cara D-A-C-K.

“Gunakan cara D-A-C-K, dengarkan, apresiasi, cek-ricek dan klarifikasi. Informasi yang kita dapatkan, kita dengarkan aja dulu, setelah itu kita kasih apresiasi untuk orang yang memberi informasi tersebut," jelas Zulvia.

"Kemudian kita cek lagi sumber dari informasinya. Nah yang terakhir kita klarifikasi bahwa setelah kita cek informasi itu termasuk hoaks atau bukan, agar kita dan orang-orang di sekitar kita juga tidak terdampak informasi hoaks,” sambungnya.

Kegiatan Literasi Digital Inklusi untuk Disabilitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) 2023 dengan target 50 juta orang mendapatkan literasi digital hingga  2024. (N-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya