Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Bangkit Pascabencana dengan Koneksi Internet

Mediaindonesia.com
09/8/2021 09:15
Bangkit Pascabencana dengan Koneksi Internet
Agus Salim, salah satu guru di SMA Garuda, menjelaskan bahwa kurikulum 2013 menuntut para siswa untuk mencari pengetahuan secara mandiri.(Ist)

PERISTIWA kebakaran hebat yang melanda Desa Batu Rotok, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada November 2020 lalu masih menyisakan trauma bagi warga. Salah satu yang menjadi perhatian pascatragedi yang meluluhlantakkan 72 rumah ini ialah jaringan komunikasi.

Pasalnya, letak Batu Rotok yang terisolasi serta keterbatasan akses komunikasi menyebabkan bantuan terlambat datang. “Saya coba komunikasi dengan (pemerintah) kabupaten dan lain sebagainya, sinyal ada, tetapi kita tidak bisa berkomunikasi. Saya coba telepon damkar, Pak Bupati, Pak Dandim, tidak ada yang terkoneksi,” tutur Kepala Desa Batu Rotok Edi Kusuma Wijaya dalam program Melihat Indonesia di Metro TV, kemarin.

Edi menjelaskan, desa ini berada di ketinggian sekitar 800 mdpl dan secara topografi daerahnya berbukit. Di Kabupaten Sumbawa sendiri, katanya, masih ada dua kecamatan yang masuk ke dalam kategori 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).

“Indikator sebuah wilayah tertinggal, (akses) transportasi atau jalannya jelek, kemudian jaringan listriknya tidak ada, dan jaringan telekomunikasi yang tidak baik. Kita di Batu Rotok tiga-tiganya masih serba kurang. Karena untuk mengoptimalkan baik itu PLN maupun telekomunikasi harus didahulukan infrastruktur jalan, karena untuk memobilisasi material dan lain sebagainya,” ungkap Edi.

Namun saat ini, dia bersyukur jaringan internet sudah bisa dirasakan atas bantuan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Hal ini cukup membantu aktivitas perangkat desa untuk mengakses informasi, memberikan laporan, dan pengiriman data kepada stakeholder terkait.

Menurut Edi, sebelum kejadian kebakaran, Desa Batu Rotok sebenarnya sedang dalam proses pemasangan wi-fi dari BAKTI Kominfo. “Sejauh ini untuk yang di Batu Rotok baru tiga titik (wi-fi). Satu titiknya baru terpasang satu minggu yang lalu, tepatnya di SMA Garuda,” katanya.

Kehadiran fasilitas internet dari BAKTI ini diakui Edi memberikan ruang bagi pemerintah desa maupun masyarakat untuk mengeksplorasi potensi yang ada. Pihaknya juga bertekad untuk membangun sinergi yang lebih optimal, baik dengan pemerintah kabupaten, lokal, regional, maupun nasional.

Bantuan internet dari BAKTI ini juga cukup dirasakan pada sektor pendidikan. Agus Salim, salah satu guru di SMA Garuda, menjelaskan bahwa kurikulum 2013 menuntut para siswa untuk mencari pengetahuan secara mandiri.

“Di samping itu, guru juga harus belajar. Jadi salah satu cara kami untuk belajar masalah ilmu pengetahuan dan teknologi ini yakni melalui Youtube. Kita cari di Youtube, kita pelajari sendiri di situ. Saya pribadi banyak seperti itu,” tutur Agus.

Di sisi lain, pembelajaran dengan menggunakan teknologi internet juga masih menemui kendala. Menurut Agus, belum semua pelajar di Desa Rotok memiliki ponsel pintar atau smartphone.

“Jadi kami kadang-kadang banyak menggunakan SMS. Kalau SMS kan tidak perlu menggunakan sinyal internet. Tapi bagi yang punya HP Android bisa kami pakai Whatsapp. Alhamdulillah bisa juga membantu kami dalam melaksanakan KBM (kegiatan belajar mengajar),” tukasnya.

Kepala Diskominfo Sumbawa Rahmat Ansori mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan upaya-upaya terpadu dalam rangka mewujudkan ‘Sumbawa Gemilang yang Berkeadaban’ sebagai visi dari bupati dan wakil bupati. “Kami sedang mengupayakan pemerataan dan pemantapan akses telekomunikasi,” tegasnya.

Menurutnya, Batu Rotok merupakan salah satu wilayah terpencil di Kabupaten Sumbawa. Untuk itu, diperlukan intervensi oleh BAKTI untuk menjadikan daerah ini terbuka dari sisi telekomunikasi. Terlebih, di desa-desa di dataran tinggi Kabupaten Sumbawa seperti Batu Rotok, kebutuhan internet sangat vital.

“Mengingat kondisi di sana, akan lebih cepat melakukan hal-hal yang bersifat informatif, kemudian penanganan-penanganan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan di daerah dengan jangkauan akses transportasi yang masih harus diperbaiki,” kata Rahmat.

Bupati Kabupaten Sumbawa Mahmud Abdullah mengatakan pihaknya berupaya bersinergi dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk meningkatkan mobilitas di Batu Rotok. “Melalui dana alokasi khusus (DAK) Kabupaten Sumbawa, kami menganggarkan senilai Rp9,3 miliar dan melalui APBN senilai Rp70 miliar untuk pembangunan jalan di kawasan tersebut,” jelasnya.

Hingga saat ini, Base Transceiver Station (BTS) BAKTI di Kabupaten Sumbawa berjumlah 19 tower. BAKTI juga terus mengupayakan kehadiran jaringan internet khususnya di daerah-daerah terpencil dan blank spot. (Ifa/S2-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya