Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

ASI pada Ibu Positif Covid-19 Memiliki Antibodi Tinggi

Atalya Puspa
06/8/2021 11:27
ASI pada Ibu Positif Covid-19 Memiliki Antibodi Tinggi
ibu menyusui(ilustrasi)

SATGAS ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Wiyarni Pambudi menyebutkan ibu menyusui yang terkonfirmasi positif covid-19 tetap bisa memberikan ASI ekslusif untuk buah hatinya. Justru berdasarkan hasil penelitian, ASI pada ibu positif covid-19 memiliki kandungan antibodi yang tinggi.

“Pada ibu yang terkonfirmasi positif ternyata di dalam ASI nya, mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G, mengalir pula Lactalbumin, Lactoferin dll yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2. Inilah yang disebut imunisasi pasif yang alami, yang diberikan ibu penyintas covid-19 kepada bayinya,” kata Wiyarni dalam keterangan resmi, Jumat (6/8).

Wiyarni menambahkan, aktivitas antibodi sIgA spesifik SARS-CoV-2 dan IgG spesifik dalam air susu penyintas covid-19 mampu bertahan selama 7-10 bulan pascainfeksi.

Peningkatan kekebalan tubuh juga ditemukan pada ibu menyusui yang telah mendapatkan vaksinasi covid-19. Bahkan, kadar antibodinya telah meningkat sejak 14 hari pascapenyuntikan pertama.

“Pada ibu yang telah vaksinasi covid-19 ditemukan kadar antibodi slgA spesifik SARS-CoV-2 dalam ASI meningkat pesat dalam waktu 14 hari pascavaksinasi dosis pertama, semakin kuat setelah minggu ke-4 dan terukur lebih tinggi pada minggu ke-5 dan ke-6,” terangnya.

Dalam dua kondisi tersebut, pihaknya berharap agar dukungan dan semangat terhadap ibu menyusui untuk memberikan ASI Eksklusif kepada buah hatinya terus digalakkan terutama saat pandemi covid-19. Sebab, selain sebagai sumber makanan utama, ASI juga penting untuk melindungi bayi dari paparan covid-19.

Baca juga: Kemenkes Izinkan Ibu Menyusui dan Penyintas Covid-19 Divaksinasi

Satgas covid-19 IDAI mencatat hingga akhir Juli 2021, sebanyak 447 anak berusia dibawah 1 tahun meninggal akibat covid-19, 16% diantaranya adalah bayi baru lahir.

Oleh karenanya, aktivitas menyusui tidak boleh terputus kendati ibu menyusui adalah kontak erat maupun telah terkonfirmasi positif covid-19. ASI tetap dapat diberikan dengan tetap melakukan protokol kesehatan ketat dan tidak mengalami gejala yang berat, jadi ibu masih bisa menyusui langsung.

Apabila seorang ibu merasa dirinya lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk menyusui langsung, maka bayi dapat diberikan ASI perah (ASIP) baik oleh ibu maupun anggota keluarga yang lain.

“Menyusui tidak boleh terputus apapun status ibu. Apabila kondisisnya tidak memungkinkan, ibu yang positif dan dirawat harus didukung agar bisa memerah ASI. Jika ibu masih kuat, lanjutkan dengan tetap mengikuti protokol pencegahan covid-19,” pesannya.

Sesuai dengan tema nasional Pekan Menyusui Sedunia tahun 2021 yakni Perlindungan Menyusui Tanggung Jawab Bersama. Maka, upaya mempertahankan pemberian ASI eksklusif kepada bayi.

Ketua Umum DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia Entos Zainal menekankan dalam situasi sekarang ini, PERSAGI bersama Kementerian Kesehatan, Pemda mauoun organisasi non pemerintah aktif memberikan edukasi melalui talkshow, menerjunkan kader-kader untuk memberikan penyuluhan dan pendampingan langsung kepada masyarakat serta menyediakan layanan tele konsultasi untuk memantau kesehatan ibu dan anak.

“Dalam situasi sekarang ini, dukungan yang kami berikan untuk meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam memberikan ASI. Karena gangguan psikis bisa mengurangi produksi ASI. Jadi kami dorong kader-kader agar tingkatkan kepercayaan ibu, jadi suasana kebatinanya kita perhatikan betul,” ungkap Entos.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya