Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Epidemiolog : Pemerintah Harus Ubah Persepsi Bahaya Varian Delta

Akmal Fauzi
04/8/2021 20:37
Epidemiolog : Pemerintah Harus Ubah Persepsi Bahaya Varian Delta
Korona(Ilustrasi)

PERGESERAN risiko kematian akibat covid-19 dari populasi lanjut usia (lansia) ke kelompok masyarakat berusia produktif karena persepsi yang salah terhadap bahaya varian virus corona B.1.617.2 atau varian Delta.

"Virus Covid-19 sebelumnya memang menyebabkan kematian paling tinggi di usia 55 tahun ke atas. Tapi varian delta itu menyerang kelompok umur," kata Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono saat dihubungi, Rabu (4/8).

Karena menyerang semua kelompok umur, kata dia, resiko kematian juga bisa menyerang siapa saja. Ia sepakat jika ada anggapan usia produktif lebih tinggi mobilitasnya yang membuat mereka terpapar.

Namun, kata dia, selama ini, kata dia, pemerintah masih beranggapan varian delta sama dengan varian lainnya dilihat dari proteksi dan berbagai kebijakan yang dilakukan.

Baca juga : Kematian Akibat Covid-19 Capai 100 Ribu Kasus, Epidemiolog : Harus Jadi Pembelajaran Serius

"Selama ini pemerintah, satgas semua menyamakan. Padahal semua negara punya persepsi yang membahayakan, Singapura lockdown karena varian delta. Persepsi ini yang harus diubah," jelasnya.

Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan kecenderungan pergeseran risiko kematian akibat covid-19 dari populasi lanjut usia (lansia) ke kelompok masyarakat berusia produktif. Kematian pada kelompok produktif melonjak.

Hal itu berdasarkan laju kasus kematian akibat covid-19 dalam kurun Juni hingga Juli 2021. Rata-rata angka kematian mencapai 1.582 orang per hari.

Kasus kematian tidak didominasi kelompok lansia di atas 60 tahun. Namun, dialami kelompok usia 46-59 tahun. Angka kematian melonjak hampir lima kali lipat dari 2.500 menjadi 13.000. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya