Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Banyak negara di dunia termasuk Indonesia, masih bergelut dengan permasalahan lingkungan seperti sampah plastik, polusi udara, penggundulan hutan, dan rusaknya terumbu karang. Di sisi lain, situasi tersebut mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk ramah lingkungan telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagai salah satu perusahaan FMCG terkemuka di Indonesia, PT. Uni-Charm Indonesia Tbk. berinisiatif untuk mengembangkan konsep gaya hidup baru bernama Ethical Living for SDGs (Sustainable Development Goals) sebagai komitmennya, PT Uni-Charm Indonesia Tbk juga melakukan penelitian dengan memanfaatkan Maggot BSF sebagian bagian dari Ethical Living for SDGs untuk mendaur ulang limbah popok.
Corporate Plan Representative PT Uni-Charm Indonesia, Denti Nila Purwanti mengatakan pihaknya telah meluncurkan konsep new life style yaitu Ethical Living for SDGs yang tidak hanya memberikan kenyamanan bagi banyak konsumen tetapi juga secara konkrit bertujuan untuk mencapai SDGs.
Baca juga: Satgas: Target Vaksinasi Terkendala Keterbatasan Stok
"Ethical Living for SDGs bertujuan untuk menjadi perusahaan yang maju dan beretika untuk lingkungan di mana setiap orang dapat hidup dengan nyaman, yang kami targetkan pertama-tama untuk dipenetrasikan kepada seluruh masyarakat Indonesia," kata Denti dalam konferensi pers virtual Rabu (28/7).
Selain itu, Uni-Charm Indonesia Tbk bertujuan untuk mencapai SDGs dengan mengusulkan Ethical Living for SDGs.
Di satu sisi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat telah memungkinkan untuk menjalani kehidupan yang nyaman dan sejahtera, namun tanpa disadari, ada berbagai issue yang terjadi di lingkungan tempatkita tinggal maupun dalam skala global.
Sebagai salah satu contoh, jumlah sampah di Indonesia sekitar 67 juta ton, dimana sekitar 7,2 juta ton adalah sampah plastik, dan jumlah sampah yang dibawa ke TPA semakin meningkat dari tahun ke tahun, yang diprediksi bahwa kapasitas akan mencapai batasnya.
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, Indonesia dikatakan sebagai negara dengan jumlah sampah plastik laut terbesar kedua di dunia.
"Kami percaya bahwa Kami tidak boleh lepas dari tanggung jawab untuk menyelesaikan setiap masalah lingkungan untuk menjadikan bumi tempat yang nyaman bagi anak-anak yang akan menikmati kehidupan di masa depan. Bila tetap dalam kondisi seperti ini, bahkan budaya dan adat istiadat yang telah kita kembangkan selama bertahun-tahun pun dapat menghilang dari dunia," sebutnya.
Di lain pihak, menurut laporan McKinsey, lebih dari 60% konsumen di Indonesia bersedia membayar biaya tambahan untuk merek ramah lingkungan, di mana trennya lebih tinggi daripadaa negara lain di kawasan Asia-Pasifik. Hal ini terutama berlaku bagi anak muda, khususnya generasi milenial.
Baca juga: BNPB: Sebanyak 130 Bencana Alam Terjadi Sepanjang Juli 2021
Sementara itu, Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk, Yuji Ishii, mengumumkan bahwa konsep Ethical Living For SDGs, dengan menangkap isu lingkungan di Indonesia dan minat konsumen terhadap produk ramah lingkungan dan green (hijau).
"Dengan bertujuan untuk berkontribusi langsung dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan dengan mengusulkan konsep gaya hidup baru yang menerapkan Kebaikan kecil yang dapat dengan mudah berkontribusi ke dalam kehidupan, dan mengambil langkah baru dari hal kecil dengan memanfaatkan teknologi terkini," paparnya.
Yuji Ishii menambahkan upaya nyata pertama dari Ethical Living for SDGs adalah Peluncuran produk Charm and Protect Pollution Mask dalam edisi terbatas yang menggunakan kemasan dari kertas daur ulang 100% untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni 2021 lalu.
"Pemanfaata kertas daur ulang 100% adalah upaya pertama yang dilakukan Unicharm Group," jelasnya.
Selain itu, dalam upaya dijalankan aktivitas untuk menambah opsi dalam memecahkan berbagai masalah. Dalam tumpukan sampah di Indonesia, selain sampah organik, tercampur juga sampah popok sekali pakai, dengan mengacu pada contoh pengolahan sampah organik menggunakan larva Black Soldier Fly (Maggot).
"Kami telah melakukan verifikasi bahwa sampah popok sekali pakai (pulp) dapat dikurangi, dengan membuat larva tersebut memakan popok sekali pakai (pulp) yang disakarifikasi menggunakan selulase (enzim). Maggot BSF ini mempunyai Kapasitas penguraian sampah organik sangat tinggi. Artinya, memiliki kemampuan untuk terurai dengan kecepatan tinggi," lanjutnya.
Larva yang menguraikan sampah organik dengan kecepatan tinggi dan tumbuh menjadi pakan yang baik dengan kandungan protein tinggi, sehingga dapat menjadi solusi yang efisien, murah dan ramah lingkungan dan kami menganggap ini sesuai untuk proses pengolahan popok sekali pakai (pulp) juga.
"Untuk memudahkan maggot dalam memakan bagian pulp dari popok sekali pakai, kami melakukan proses sakarifikasi pulp dengan selulase (enzim). Hasilnya, dipastikan bahwa Maggot yang dimasukkan ke dalam popok sekali pakai yang diproses sakarifikasi bertumbuh dengan lebih baik, dan bahwa pertumbuhannya tersebut dipercepat dengan mencampurkan sampah organik," terangnya.
Profesor Ishibashi dari Universitas Prefektur Kumamoto telah mendukung laporan ini, bahwa Maggot dapat memakan pulp yang diolah dengan Selulosa, memilah bagian Plastik (non woven, polimer) dan kotoran Maggot dan dapat di daur ulang.
Eksperimen ini merupakan eksperimen pertama yang dilakukan oleh perusahaan FMCG Indonesia sebagai langkah nyata kedua dari Ethical Living for SDGs , ini bertujuan untuk menemukan cara mengurai popok sekali pakai tanpa membuangnya sebagai solusi konkrit masalah sampah, yang efisien, murah, dan ramah lingkungan.
"Untuk mewujudkan daur ulang popok sekali pakai di Indonesia, kami menganggap bahwa tidak hanya pembuktian eksperimen menggunakan Maggot ini saja namun diperlukan juga penetrasi pemisahan sampah yang dihasilkan dari rumah-rumah, oleh karena itu kami memulai upaya ini sebagai solusi masalah sampah," tuturnya.
Oleh karena itu, upaya yang dilakukan pihaknya menjadi serangkaian upaya untuk menambah solusi dalam rangka penyelesaian masalah sampah di Indonesia.
"Walaupun tidak dapat menyelesaikan semuanya, akan kami coba mengadopsi Best Practice yang diterapkan di dunia. Kami percaya bahwa upaya ini sejalan dengan konsep yang diperkenalkan oleh Ethical Living," pungkasnya. (H-3)
Sampah plastik multilayer diolah menjadi serpihan (flakes) yang dapat dimanfaatkan oleh industri daur ulang.
Dengan banyaknya sampah di dunia maya maupun di dunia nyata Media Indonesia berkolaborasi dengan Trash Ranger Indonesia
Salah satu aksi atasi sampah dilakukan sekelompok anak muda yang tergabung dalam Trash Ranger Indonesia.
PT Pertamina International Shipping menjaga ekosistem laut di Kepulauan Seribu dengan melakukan aksi transplantasi terumbu karang dan pembersihan sampah di area tersebut.
Aksi Kolaboratif ini diisi berbagai rangkaian acara, mulai bersih-bersih pantai, penanaman cemara laut, talkshow lingkungan, serta edukasi untuk masyarakat dan pelajar.
Masyarakat di sekitar wilayah jaringan diajak aktif peduli lingkungan melalui program tukar sampah dengan internet.
a mengungkapkan khusus untuk sampah plastik masih menjadi permasalahan di desanya karena belum mampu untuk diolah.
PEMERINTAH menargetkan pengentasan masalah sampah di Indonesia selesai 100 persen pada 2029 mendatang. Lebih 60 persen sampah di Indonesia belum terkelola dan dibuang sembarangan.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membentuk Satgas Pengelolaan Sampah untuk mempercepat solusi darurat sampah dan mendukung target Indonesia bebas sampah 2029
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved