Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
ERA digital memaksa anak-anak bersentuhan langsung dengan berbagai platform teknologi informasi. Terlebih di tengah pandemi covid-19 dan pembelajaran jarak jauh, aktivitas di dunia maya seakan lebih dominan bagi anak usia sekolah.
Selain belajar dan mengerjakan tugas, mereka kerap menyapa sahabat-sahabati sejawat melalui media sosial. Tentu kondisi ini menyimpan banyak manfaat juga bahaya bagi anak-anak.
Untuk itu, wali murid selaku orang paling dekat dengan generasi penerus pembangunan Indonesia masa depan patut bijaksana. Wali perlu menanamkan budi pekerti dan wawasan soal manfaat dan bahaya dunia maya untuk membangun kemandirian anak-anak melindungi diri mereka dari dampak negatif era digital. Paling utama lagi, mengarahkan mereka supaya fokus terhadap penggalian manfaat fasilitas yang disediakan era industri 4.0.
Contohnya, Arkana, 13, pelajar SMP Nasional Kontraktor Production Sharing (KPS). Ia mampu menuai prestasi dengan menyabet puluhan medali dari pemanfaatan dunia digital serta menjauhi bahayanya seperti pornografi, kekerasan, dan bullying.
"Yang pasti waktu awal pengenalan dunia digital saya membekalinya dengan penjelasan soal bahaya digital. Misalnya potensi penipuan, pornografi, tindakan kekerasan, juga harus berhati-hati saat memberi like, komentar, dan menentukan keyword dalam pencarian," ungkap ayah Arkana, Andriadi Budiarko, dalam webinar Nunggu Sunset bertajuk Lindungi Anak Tetap Sehat dan Bersinar, Kamis (22/7). Pada program yang diinisiasi Media Indonesia itu, hadir pula Arkana dan Founder Parenting Is Easy Yasmina Hasni.
Pada awal pandemi covid-19 yang menuntut Arkana belajar jarak jauh dan berada si rumah, menurut Andriadi, anaknya sempat kecanduan menonton Youtube dan bermain gim. Dengan sikap tegas dan mendidik, ia mengalihkan kebiasaan buruk itu dengan mengajak Arkana menyelami manfaat teknologi. "Awalnya Arkana kecanduan gim dan memberhentikannya sangat sulit. Saya pun mengalihkannya dengan hal yang menarik dan menantang buat dia yakni mengajaknya untuk membuat software gim sendiri," kata dia.
Secara perlahan, lanjut dia, anaknya itu mulai menyenangi hobi barunya itu selain memasak. Setelah berhasil melepaskan dari candu menonton video dan permainan digital, Arkana terpacu membuat konten kreatif. "Semula saya membiasakan kepada Arkana untuk menjelaskan hasil belajarnya dan saya rekam. Lambat laun, isinya bagus, menurut saya, dan sejak saya arahkan dipublikasikan di media sosialnya," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Arkana menjelaskan sendiri hobi membuat konten kreatif yang berhasil memberinya 25 medali olimpiade di lingkup nasional dan satu tingkat internasional. Tepatnya saat duduk di kelas 3 SD, dia membuat tugas berupa konten untuk dilombakan di Brunei Darussalam. "Setelah itu istirahat 3 tahun dan setelah pandemi covid-19, banyak waktu dan ikut lomba konten kreatif di sekolah dan menang juara 1. Itu jadi motivasi untuk saya kemudian membuat lagi dan lagi," paparnya.
Selama satu tahun terakhir, kata dia, sudah ada 40 video yang ia buat bersama ayahnya. Lebih separuhnya, 25 video diganjar medali olimpiade dan 14 video berhasil mendapuknya sebagai juara pertama. "Kalau dibanding-banding dari hobi saya memasak dan membuat konten kreatif, paling mudah memasak. Saya suka memasak spagetti dan lainnya dan diajari orangtua saya," pungkasnya.
Founder Parenting Is Easy Yasmina Hasni mengatakan pengasuhan anak tidak sulit. Setiap orangtua memiliki insting untuk mengarahkan anak kepada hal-hal positif. "Yang paling penting membangun koneksi antara orangtua dan anak. Kalau sekarang banyak mencari tahu ilmu parenting itu ke internet, padahal alamiah juga bisa. Masukan dari luar kadang membuat tidak percaya dengan insting orangtua," ujarnya.
Ia pun menyarankan supaya komunikasi intensif orangtua dengan anak lebih dikedepankan dalam pengasuhan. Ketika hal itu terbangun dengan kuat, pemahaman kedua pihak akan tercipta dan itu merupakan pola pendidikan keluarga yang ideal. Menurut dia, Hari Anak Nasional harus menjadi evaluasi dan motivasi bagi seluruh orangtua untuk lebih memberi perhatian dan pemahaman kepada anak.
Baca juga: Google Bocorkan Tips Aman Berselancar di Internet
Pola asuh yang berlandaskan komunikasi dua arah akan mendorong anak lebih mandiri dan tangguh. Ketika koneksi kuat, anak, kata dia, akan mengikuti setiap nasihat dan ajaran orangtua. "Pesan buat orangtua ya sebenarnya paling penting yakni buatlah koneksi yang kuat dengan anak. Karena tidak ada yang lebih paham anaknya ketimbang orang tuanya sendiri," pungkasnya. (OL-14)
Masyarakat di sekitar wilayah jaringan diajak aktif peduli lingkungan melalui program tukar sampah dengan internet.
Aplikasi pesan singkat WhatsApp para akademisi yang menolak Revisi Undang-Undang KPK pada 2019 sempat diretas dan mendapat telepon dari nomor asing.
Dengan demikian, serangan terhadap OMS makin meluas ke daerah, tidak hanya terpusat di kota-kota besar saja.
PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) menghadirkan layanan internet berbasis satelit di Puskesmas Mayau, Kecamatan Pulau Batang Dua, Kota Ternate, Maluku Utara.
Dengan desentralisasi jaringan ini, latensi dipastikan turun drastis serta membuka jalan bagi akses data yang lebih mulus dan responsif.
Tahukah kalian bagaimana komunikasi dilakukan manusia sebelum ada ponsel? Berikut penjelasannya.
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Kebiasaan bermain dan melihat konten menggunakan gawai bisa membuat anak susah memusatkan perhatian dan menyebabkan penurunan kemampuan sensorik anak.
Melatonin merupakan hormon yang bikin mengantuk hingga seseorang akhirnya bisa tertidur.
Kondisi ini dikenal sebagai gadget neck, yaitu nyeri yang muncul karena posisi kepala menunduk terlalu lama, seperti saat menatap layar ponsel atau laptop.
Autisme virtual menyebabkan anak mengalami kesulitan komunikasi sosial, perilaku repetitif, dan perilaku yang tidak lazim.
PP Tunas tidak melarang penggunaan gawai. Namun, PP mengatur produk, layanan, dan fitur (PLF) yang diakses anak harus sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved